Saturday, August 22, 2015

Netizen Kini, Ganasnya Minta Ampun

netizen kini
Siapa sih yang ngga suka mengikuti perkembangan informasi setiap hari. Berbagai jenis perangkat gadget makin memudahkan buat mengakses berita yang dimau. Dari gaya hidup, olahraga, politik, ekonomi, dan sama masalah hati.

Bila dulu di awal perkembangan gadget, mau mencari berita harus ke warnet dulu. Biaya operasionalnya mahalnya minta ampun, bisa-bisa uang jajan terkurang. Perangkat dahulu pun tak bisa portable, bentuknya begitu besar. Andai saja tak ada inovasi terhadap teknologi, wanita yang doyan selfie pakai ponsel bisa-bisa otot bisepnya besar akibat memangkul gadget sedemikian besar.

Kini gadget semakin multifungsi dan bentuknya begitu ramping, mudah dibawa ke mana saja. Segala kemudahan itu buat semua kalangan punya gadget dan salah satu fungsinya ialah mengikuti segala perkembangan informasi.

Melahirkan pengakses dan pengguna layanan internet, mereka semua bernama netizen. Kata itu lahir dari gabungan net (internet dan citizen yang berarti warga), jadi netizen ialah warga pengguna internet.

Awal mulanya netizen dicetus oleh Michael F. Hauben, selaku penulis dan pencetus internet. Di masa-masa itu internet mula berkembang, ia menganggap di masa depan setiap manusia akan saling terhubung satu sama lain melalui internet dan melahirkan generasi virtual tanpa terhalang jarak.

Membludaknya jumlah para penggunaan internet aktif, melahirkan generasi internet baru dan terus bertambah dengan sering waktu. Ini menjadikan wajah netizen penuh dengan anak-anak baru kemarin sore, meramaikan jagat maya.

Saya pun memperhatikan dalam-dalam setiap komentar, kadang ada nilai tambah lebih dari berita, postingan dan segalanya yang mampir di Timeline setiap pengguna. Ada yang menghujat, mengecam, menghakimi dan ada yang memuji.

Saat di postingan ada yang menghujat sedang mayoritas memuji, si penghujat malah mendapatkan hal serupa atau sebaliknya. Netizen kini punya pihak pro dan kontra, saling membenarkan segala bentuk pendapatnya. Saling balas komentar sudah jadi bumbu sehari-hari, ini dunia internet jadi ngga usah takut ujar netizen cupu

Kadang saya juga pernah memperhatikan dan mencari tahu siapa dibalik tukang hujat di komentar atau yang menyebarkan berita hoax tanpa diproses lebih lanjut. Umumnya mereka masih berusia belia, bahkan saya pernah menemui si penghujat adalah anak sunat saja belum (belum dewasa).

Saya mau cerita, hobi saya yang sangat menyukai berita olahraga terutama sepak bola. Selain karena sepak bola punya basis penggemar yang begitu besar di tanah air. Saat saya membaca berita tentang klub kesebelasan favorit saya, selalu saja ada komentar sinis dan penuh dengki saat tim saya mendapatkan hasil positif, saat kalah negatif saja.

Akibatnya saya mencari tahu siapa orang yang sering berkomentar, mencari id dan namanya. Mengejutkannya adalah bocah kelas 2 SMP, wajahnya masih begitu polos. Mungkin dia pakai gadget orang tuanya untuk berkomentar. Hmm.. begitulah warga netizen kini.

Internet seakan membuat seseorang begitu ganas dengan kata-katanya, namun begitu cupu saat bertemu. Harimau di dunia maya, kucing di dunia nyata begitulah tepatnya. Bersembunyi dibalik keyboard gadgetnya masing-masing, istilah perang komentar di dunia maya jadi hal yang sering terjadi.

Saya mengharapkan bahwa netizen sedikit bisa mengontrol diri dengan menjaga ucapannya, tata krama dan juga menyebarkan berita yang tidak bisa dipastikan keabsahannya. Netizen bukan sekadar pengamat dan pelempar opini semata yang terjadi di publik, mereka bisa jadi pemberi solusi dan ide di sekitarnya.

Kebebasan setiap warga mengeluarkan pendapat sesuai dengan UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan 2. Ini membuktikan setiap pendapat warga negara didengarkan dengan seksama oleh pemangku kekuasaan. Bukan memperkeruh keadaan dan memprovokasi orang lain dan menganggap pendapat diri sendiri benar.

Marilah dengan ini kita sama-sama menjadi warga netizen yang saling menghormati orang lain. Jangan sampai karena komentar pedas netizen yang mengganggu, pihak yang dirugikan melaporkan ke pihak berwajib. Alhasil, karena iseng semata malah harus diinterogasi pihak berwajib.

Baiklah, itu saja pendapat saya tentang netizen dalam negeri. Bila ada pendapat dan pengalaman yang sama, silakan share di kolom komentar.
Semoga kita jadi warga netizen jempolan.

Share:

Tuesday, August 4, 2015

Twitter dan Pola Pikir Penggunanya

Media sosial kini berkembang semakin beragam sesuai dengan kebutuhan pengguna yang mereka inginkan. Bila sangat suka berbagi foto cocok dengan Instagram, suka video pendek bisa dengan Vine dan suka curhat panjang lebar tanpa takut putus bisa kembali ke Facebook.

Menurut saya twitter punya sesuatu yang beda banget dibandingkan dengan berbagai media sosial yang booming kini. Kemampuan Twitter cukup banyak yang tidak bisa dilakukan oleh media lain, hampir kebanyakan link dari beragam sosial media terkoneksi langsung ke Twitter tapi media lain belum tentu mampu.
Share:

ROG Phone 8

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer

Part of EcoBlogger Squad

Part of EcoBlogger Squad