Sunday, November 27, 2016

Pengalaman Buruk Saat Makan di Warteg

warung
Mau makan pake apa mas?
Hmm.. Pake ikan lele saja mbak 
Mak udah...!!! suara membahana dari belakang 
Tunggu mas ya, sama mau cebok anak dulu 
#Dhegg 
*langsung kabur*           

Makan di warung kini sudah jadi lokasi terbaik, terutama sekali kalangan punya mobilitas tinggi yang mengharuskan makan di luar. Warung mampu menawarkan beragam makanan dan menu termasuk masalah harga yang bersahabat.
Ini menjadikan sebuah peluang yang menjanjikan bagi yang bergerak di bidang tersebut. Namun ada beberapa warung yang kadang buat anda yang sering makan di luar harus kudu hati-hati dan was-was.

Beragam warung kadang punya sejumlah kejutan yang bikin anda terkejut dan sebaiknya berpikir dua kali untuk makan. Apa sajakah itu, berikut ulasannya.

Jorok, seperti kutipan percakapan tadi, kadang banyak warung punya tingkat higienis yang rendah. Pelanggan pasti was-was makan di tempat yang ngga higienis. Beragam penyakit bisa saja datang, seperti diare berkepanjangan.

Biar ngga gampang tertipu dan berakibat anda harus minum oralit setelah makan. Perhatikan kebersihannya, dari proses penyajian makanan, higienitas misalnya habis cebok si anak atau pegang uang kumal lalu dengan tangan yang sama tanpa dicuci langsung menaruh makanan. 
Baca juga: Guru Paling Besar Jasanya: Guru Pendidikan Dasar
Selain itu, jorok juga masuk kategori alat di mana-mana, debu yang beterbangan dengan mudah sampai kebersihan peralatan makan jadi pertimbangan.

Kualitas, makan di warung punya standar harga yang miring dan bersahabat dengan kantong. Sudah pasti jadi buruan para pelanggan dibandingkan harus duduk di restoran cepat saji dengan harga selangit tapi kualitas sebanding.

Namun harus diperhatikan dengan seksama kualitas semua menu. Harga yang murah besar kemungkinan dengan mutu yang rendah atau laba penjual yang tipis. Saya harapkan tempat makanan favorit anda bukan tipe pertama. Sudah jelas mutu rendah berakibat efek yang sama dengan higienitas.

Kualitas yang rendah berpengaruh misalnya pada menu yang lama seperti ikan yang sudah digoreng berkali-kali, atau menu lain yang rasanya sudah berbeda. Tak segar lagi. Sebaiknya pertimbangkan faktor ini bukan hanya berpatokan pada harga semata. Tubuh juga butuh nutrisi berkualitas tapi ramah kantong.

Harga ngga masuk akal, warung identik dengan kalangan menengah ke bawah. Berbentuk sederhana dan menawarkan masakan asli khas nusantara. Karena bentuknya yang sederhana kadang banyak yang berpikir harganya sederhana. Anda jangan salah, malah ada warung yang memberikan harga ngga masuk akal.

Pelanggan jelas kecewa dan kadang tekor, di dalam hati si pelanggan berujar lebih baik makan di tempat mewah dengan harga sebanding dibandingkan makan di tempat sederhana tapi harga bikin terkejut batin.

Makanya, lebih baik bertanya terlebih dahulu dibandingkan tekor di kemudian. Dan warung seperti ini sering mencari keuntungan ngga masuk akal, apalagi melihat lokasi tempatnya minim pesaing. Pasti yang tak mau mencari tempat jauh terjebak masuk, makan dan bayar lalu tekor. Nah... pertimbangkan terlebih dahulu.

Pelayanan yang buruk, warung identik dengan serba sendiri seperti menaruh nasi dan lauk. Kadang ada warung yang punya pelayanan buruk misalnya piring bekas yang makan tadi belum dipindahkan, pesan minuman tapi ngga kunjung datang dan sampai mencuekin pelanggan sampai mati kelaparan.

Sebaiknya pengalaman yang anda rasakan bisa sebagai tolak ukur dan pertimbangan makan ke depan. Bila ada opsi lain, bisa saja beralih ke warung yang punya pelayanan optimal dibandingkan kecewa terus-terusan.

Sepi pengunjung, warung yang sepi layak dipertanyakan apalagi letaknya yang strategis, pasti ada yang salah dengan warung tersebut. Sebelah kiri dan kanan hampir seluruhnya ramai dan warung yang ingin anda pergi makan malah sepi. Memang rezeki setiap pedagang datang dengan sendirinya, namun aspek ini layak dipertimbangkan.

Apakah karena warung itu baru saja buka (memulai usaha) dan wajar bila belum punya pelanggan setia atau karena aspek-aspek buruk yang saya jabarkan di atas. Nah.. lebih baik pertimbangkan lebih matang, karena menurut teori ekonomi. Yang ramai cenderung punya nilai lebih karena didukung dengan pelanggan berdatangan.

Itu beberapa ulasan warung yang wajib pertimbangkan, terpenting saat makan di warung adalah perut kenyang, harga merakyat dan gizi berkecukupan.

Baiklah.. itu pengalaman dan ulasan saya terhadap warung makan. Apa pengalaman pribadi tak mengenakkan yang pernah anda rasakan saat makan di warung. Silakan berbagi ceritanya di kolom komentar.

Salam anak warteg dan semoga tulisan ini memberikan inspirasi dalam memilih warteg terbaik.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

ROG Phone 8

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer

Part of EcoBlogger Squad

Part of EcoBlogger Squad