Sunday, February 28, 2016

Kegundahan Hati Wanita

 kegundahan hati wanitta
Aduh...!!! teman se-geng hampir semuanya udah duluan nikah sekarang tinggal aku sendiri yang belum menikah. Mungkin ada yang salah dengan diriku. Kenapa jodoh ngga muncul-muncul sambil membawakan seikat bunga dan sekotak coklat mewah sambil berucap:
Marry with me                   
Siklus saat wanita galau karena jodoh belum datang untuk melamar tapi tekanan hidup yang terus meningkat dari hari ke hari.

Mencari pelarian lewat nikah dengan alasan: ada lelaki yang setia, senang susah bersama dan rela nanggung nafkah walaupun pas-pasan > ternyata setelah nikah galaunya malah tambah banyak > Bathin makin tertekan.

Share:

Monday, February 22, 2016

Pilih Lanjut Kuliah atau Cari Kerjaan?

Podium pengesahan wisuda membentang panjang nan tinggi, dihiasi oleh meja-meja dari para petinggi universitas dengan baju kebesarannya. Rektor dan dekan kampus berdiri menyambut mahasiswa yang akan diwisuda, sebuah kebahagiaan yang tak ternilai setelah setelah begitu lama mengendap di kampus. Akhirnya lulus!!

Rasa bahagia akan kelulusan hari ini hanyut tenggelam keesokan harinya, saat matahari muncul langsung saja terngiang dalam pikiran:
Share:

Tuesday, February 16, 2016

Kerjaan Ideal Menurutmu Gimana?

kerjaan ideal

Membuka lembaran koran satu-persatu sambil melirik halaman khusus bagian lowongan kerja yang berjejer rapi akan segala macam pekerjaan dari pekerjaan dengan tingkat pendidikan tamatan sekolahan hingga doktor tersedia. Ada yang butuh syarat secukupnya hingga syarat berat, banyak dan spesifik. dari pegawai bank, sales, supir, hingga penjaga kandang buaya. Kerjaan yang menawarkan waktu full time hingga part time pun ada semua tinggal dipilih.
Share:

Monday, February 1, 2016

Ngomong Bahasa Daerah, Kenapa Harus Gengsi?

Kamu kenapa gengsi ngomong bahasa daerah. Ini di daerah kita tinggal!! 
Iya  jelaslah, nanti terlihat ngga keren!!

Miris banget melihat dari percakapan di atas. Harus diketahui semua bahwa ada lebih dari 748 bahasa daerah di Indonesia, namun banyak masyarakat daerah tertentu tidak rutin atau mulai memakai bahasa daerahnya. Padahal bahasa daerah ibarat mempertahankan tradisi penutur nenek moyang suatu suku atau subsuku.

Terlihat begitu aneh saat anak-anak di pedesaan bicara layaknya anak perkotaan dengan sejumlah bahasa slang Indonesia:
Gue mau pergi ke sungai memancing ikan, Elo mau ikutan kagak? 
Kagak,.. males nih 
Oke deh, Gue cabut dulu!!! 
*miris bukan*
Itu seakan-akan anak-anak pedesaan mulai melupakan bahasa daerahnya dan bisa jadi pengaruh tontonan atau malah ia mulai gengsi pakai bahasa daerahnya dengan teman sejawat.

Itu semakin cenderung tercermin dengan banyak warga Indonesia yang malas memakai bahasa daerah. Ada beragam alasan yang mengemuka tidak memakai bahasa daerah. Walaupun bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa, di tempat tertentu bahasa daerah sangat dibutuhkan. Berikut alasannya

1.      Gengsi
Memakai bahasa daerah seakan terlihat ketinggalan zaman dan dengan masuknya bahasa asing semakin menjepit bahasa daerah. Gengsi sudah jelas, apalagi saat logat daerah yang begitu kental saat berbicara bahasa Indonesia atau bahasa asing. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan bahasa daerah.

Saya pun sedikit heran, mengapa ada bahasa satu unggul dari bahasa lain. Pada suatu saat, bahasa yang penuturnya banyak akan menghilangkan sejumlah bahasa berpenutur relatif sedikit. Jumlah makin lama makin berkurang, kelestarian bahasa wajib dijaga.

Masalah gengsi urusan belakangan, malah bisa bahasa daerah lebih memudahkan berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Itu menunjukkan kita bisa membaca budaya dan tatanan masyarakat sekitar. Masyarakat tak menganggap anda orang asing. Jadi... turunkan gengsi pada tempat tertentu.

2.      Mulai Ditinggalkan
Pengaruh lain yang jelas begitu kentara yakni dengan sedikitnya yang berminat. Anggapan memakai bahasa daerah seakan terlihat tidak modern dan terkesan kampungan. Alhasil banyak yang mulai jarang atau bahkan meninggalkan.

Itu pun berlanjut ke generasi selanjutnya, banyak orang tua khususnya di perkotaan yang tidak mengajarkan bahasa daerah. Saat anaknya besar, mereka hanya bisa bahasa Indonesia atau bahasa asing (bila belajar).

Mendengar sanak keluarga memakai bahasa daerah asal orang tuanya, si anak hanya manggut-manggut antara mengerti atau tidak saat ditanya atau balas menjawab. Miris bukan.

Sedangkan bahasa asing jangan tanya canggihnya..., di dalam pikiran mereka menganggap bahasa asing lebih terlihat pintar dan hebat. Sebagai contoh, bisa bahasa Inggris dengan lancar berarti hebat. Bule gila di negaranya fasih bahasanya namun mengapa tidak hebat?

Warga negara yang baik menurut hemat saya adalah orang yang pintar berbahasa asing di pergaulan internasional, bertutur sopan saat berbicara dengan masyarakat majemuk Indonesia dan lancar berbahasa daerah saat di pergaulan.

3.      Hanya Dipahami Suatu Kelompok
Persoalan yang menjadi dasar banyak tak mau memakai bahasa daerahnya adalah sulit orang lain dan hanya dimengerti oleh suatu suku. Sebagai contoh seperti ini, saat bersekolah jauh dari daerah. Menggunakan bahasa daerah jadi terlihat tidak menghargai teman lainnya yang buka berdasarkan daerah bahasa tersebut.

Ia hanya bengong memperhatikan pembicaraan, antara ia dibicarakan atau hal lainnya. Akibatnya memakai bahasa Indonesia jadi penengah biar tak ada kecurigaan.

4.      Dianggap Aneh
Bahasa daerah suatu daerah kadang terlihat aneh saat berada di daerah lain terutama daerah yang bahasanya terlihat agak asing. Orang yang mendengarkan malah menyeletuk: itu bahasa daerah mana?

Pasti sekelompok penggunanya sedikit malu dan ia akan gengsi menggunakan bahasa daerahnya. Selain itu menggunakan bahasa daerah di daerah orang lain cenderung tidak membuka diri dengan pergaulan setempat.

5.      Susah Dicerna dan Dijelaskan
Dalam ilmu bahasa, ada ucapan yang sangat singkat diucapkan oleh suatu bahasa namun sangat sulit buat dijelaskan ke bahasa lain. Itulah kekuatan suatu bahasa dan kadang bahasa daerah yang dimiliki di Indonesia punya setiap keunikan tersebut.

Karena itulah mereka yang bisa bahasa daerah akan panjang lebar mengenai maksud tersebut biar orang lain paham maksudnya.

6.      Sulit Ditulis dan Dibaca
Harus diakui, hampir sebahagian besar bahasa daerah yang ada di Indonesia begitu sulit dibaca, apalagi untuk ditulis. Kedudukannya yang hanya di bawah bahasa persatuan Indonesia dan bahasa asing menjadikan bahasa daerah jarang yang mengajarkan.

Bila pun ada, itu hanya ada di kelas sekolah dasar. Kebanyakan bahasa daerah proses belajarnya melalui pergaulan dengan lingkungan masyarakat. Masalah tulisan dengan bacaan kadang tidak ada.

Maka jangan heran, banyak yang bisa berbicara dengan bahasa daerah. Menulis dengan maksud tersebut kadang sulitnya minta ampun. Hanya mereka yang punya kemampuan super dan layak diapresiasikan saat mampu membaca dan menulis bahasa daerah sama baiknya.

7.      Bahan Tertawaan
Faktor inilah yang menyebabkan kenapa bahasa daerah mulai jarang digunakan. Paling kentara adalah jadi bahan tertawaan oleh suku lain atau barang olok-olok. Padahal bahasa adalah kekayaan budaya yang dilestarikan dan dihormati. Menghina bahasa suku lain sama dengan tidak menghormati Bhinneka Tunggal Ika.

Anggaplah keunikan bahasa orang lain jadi sesuatu yang enak didengar walaupun terdengar asing.

8.      Terdengar Kasar Namun Lembut Maknanya
Anggapan bahasa daerah yang keras dan intonasinya tinggi terkesan kasar. Padahal maksudnya begitu lembut. Penutup katanya yang terkesan berbicara berapi-api seakan ingin marah-marah. Namun nyatanya ia ingin mengucapkan rata terima kasih.

Jadi jangan menilai bahasa dari kasar dan tinggi intonasinya, nilailah dari makna yang terkandung. Lalu yang terdengar lembut dan santun tetapi maksudnya buruk. Cara terbaik adalah mempelajari maksudnya dan bertanya kepada penutur kata tentang maksudnya.

Itu sejumlah alasan mengapa bahasa daerah jangan gengsi, karena bila terlalu mengeyampingkan sejumlah gengsi, si bahasa akan di tinggal mati. Ayo kita lestarikan kembali bahasa daerah masing-masing wilayah kita. Semoga tulisan ini memberikan pencerahan dan jangan lupa hidupkan kembali bahasa daerah.
Share:

ROG Phone 8

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer

Part of EcoBlogger Squad

Part of EcoBlogger Squad