Thursday, June 8, 2017

Seberapa Berhargakah Youtube Kini?

Lagi banyak kouta internet dan bingung caranya ngabisin gimana?

Cukup dengan buka Youtube dan langsung berselancar ke berbagai channel. Wow... ternyata Youtube begitu banyak menawarkan tayang menarik dan atraktif hingga kadang jadi lupa waktu.

Alasannya beragam, mulai dari acara TV yang itu-itu saja dan terkesan tak menarik lagi. Apalagi pihak televisi khusus TV lokal hanya menayangkan acara dengan rating semata hingga mengabaikan kebutuhan penonton dari berbagai rentang umur.

Saat ini acara televisi lokal selain mutunya menurun dan  melambat, segmennya mulai tergerus sebagai yang paling terdepan dalam memberikan informasi. Itu terlihat semenjak internet dan sosial media berkembang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Penggantinya salah satunya ialah Youtube.

Riset yang dilakukan baru-baru ini hanya menyisakan 36% untuk pangsa televisi, artinya hanya sepertiga yang masih memperhatikan TV. Sisanya malah menyalakan TV biar ngga terlihat sendiri, namun tetap tak ditonton. Mirisnya buat produsen TV.

Meningkat pesatnya kemajuan smartphone dalam memudahkan segala hal dan terkoneksi secara langsung dengan internet, membuat penggunanya bisa mengakses sesuai keinginannya. Selain irit waktu, pengguna smartphone atau laptop lebih mudah dibandingkan televisi yang tidak bisa di bawa ke mana-mana.

Anda tak perlu menunggu iklan atau harus menunggu jadwal menonton, cukup dengan mencari video yang ingin ditonton. Hampir setiap harinya ada jutaan video yang didownload dan puluhan juta yang ditonton oleh warganet. Saya pribadi yang malamnya lupa menyaksikan tayangan sepak bola, dapat menyaksikan cuplikan semalam hanya dari Youtube saja.
Di tahun ini saja, Youtube telah menjadi salah satu aplikasi media sosial yang paling sering digunakan di Indonesia, mengalahkan Facebook sendiri. Tahun ini saja setidaknya ada 100 juta orang yang mengakses Youtube dan diprediksi penggunanya akan berlipat hingga tujuh kali lipat 2020. 
Lalu tahun 2017, sedikitnya ada 4,1 juta video yang berhasil diupload ke platform Youtube, mengalahkan sejumlah sosial media lainnya mulai dari jumlah pencaharian di Google dan Login ke Akun Facebook. Konsentrasi video yang paling banyak ditonton ialah review produk terbaru dengan total 73% total pencarian.

Perkembangan teknologi dan akses internet yang begitu cepat tersebut seakan mengubah cara pandangan termasuk dalam segala akses. Makanya bukan hal yang aneh bahwa anak-anak generasi millenial lebih memilih menyaksikan segala informasi dari gadgetnya masing-masing sesuai minatnya. Cukup modal kouta, tethering dari teman hingga yang sedikit ngenes ialah nebeng ke hostpot gratis-an.

Itu jadi alasan mengingat Youtube jadi salah satu media yang sangat digandrungi, apalagi begitu banyak Vlog (Video Logger) handal tanah air yang punya reputasi hebat di jagat Youtube. Makanya kenapa banyak sekali pengguna yang mengeluh saat harga kouta merangkak naik sedangkan kerjaannya keasyikan Youtube-an tanpa kenal waktu.

Youtube dan masalah yang membelitnya
Youtube seakan lebih membuka jendela dunia, yang dulunya hanya terpaku dengan televisi yang bisa ditangkap dengan parabola. Kadang kala ada angin atau burung yang ingin bertelur di situ langsung ada gangguan. Segerombolan semut langsung memenuhi layar TV, gagal deh nonton acara favorit yang telah ditunggu seminggu lamanya.

Berkembangnya Youtube sering diiringi dengan sedikitnya konten yang tidak baik alias nyampah. Hampir sama halnya dengan platform Weblog yang dipenuhi oleh blog copas atau bahkan konten yang menyalahi aturan yang ditetapkan oleh Youtube.

Beberapa Minggu yang lalu adalah masa yang paling tidak menyenangkan bagi Youtube. Salah satu pundi-pundi pemasukan Youtube dari iklan banyak yang melakukan boikot. Yang membuat jajaran direksi Youtube pusing ialah banyaknya brand terkemuka yang menarik diri sebagai bentuk boikot untuk tidak beriklan di Youtube.
Sejumlah perusahaan ternama yang melakukan boikot
Efeknya membuat Youtube harus kehilangan pemasukan yang tak sedikit, baru di awal tahun saja mereka sudah merugi $750 juta. Angka tersebut terbilang besar dan membuat para pendulang Adsense Youtube kelabakan akibat kehilangan pemasukan.

Alasan pemboikotan disinyalir karena banyak iklan sejumlah brand ternama yang muncul pada sejumlah video ekstremis sehingga para brand ternama merasa resah karena dianggap mendukung sehingga mencabut kerja sama dengan anak perusahaan Google tersebut.

Apalagi banyak pengiklan utama berasal dari USA sendiri, jelas banget merugikan apalagi 5 dari 20 perusahaan tersebut berasal dari USA. Penarikan iklan jelas berupa kerugian buat Youtube dan sejumlah Youtuber yang mencari pundi-pundi rezeki di platform video terkemuka tersebut.

Dengan begitu banyak para Youtuber dan Content Creator yang menjadikan Youtube sebagai sumber pendapatan. Apalagi sama halnya dengan Blog, Youtube menawarkan program Adsense sebagai salah satu pundi-pundi pemasukan. Selain menguntungkan, proses pendaftaran mendapatkan Adsense di Youtube lebih mudah dibandingkan Adsense untuk Blog.

Makanya banyak Youtuber yang muncul ke permukaan, Kalau anda sering banget menghabiskan kouta menjelajah Youtube. Pasti tak asing dengan nama Pewdiepie (nama aslinya Felix Kjellberg) salah satu pemilik penghasilan Adsense dan Subscribe terbanyak di jagat Youtube, ada sekitar 90 juta Subscribe dan ia bisa mendapatkan duit $15 juta setiap tahunnya cuma dari upload video Youtube.
Channel Fenomenal Youtube dari Pewdiepie
Namun karena kasus kemarin, sejumlah Youtuber harus kehilangan pemasukan, yang bisa dari 100 ribu viewer mampu meraut penghasilan lebih dari $100, kini hanya $2 saja. Lebih miris lagi bila video Youtube-mu yang nonton hanya kamu dan teman-teman yang kamu paksa untuk nonton, jelas Adsense tak pernah cair.

Bisa saja di masa depan dengan minimnya pemasukan membuat sejumlah para creative content mundur perlahan-lahan mengingat Youtube bukan ladang yang menjanjikan lagi. Satu pihak menurut saya pribadi Youtube sangat mudah sekali dalam proses penerimaan Adsense dibandingkan blog.

Jelas karena Youtube baru saja hadir belakangan dan diakusisi oleh Google jauh setelah platform Blogspot. Jelas jumlah pemilik Adsense Youtube lebih sedikit dan regulasinya lebih gampang. Namun banyak konten yang dihadirkan di Youtube lebih rendah kualitasnya dan jelas membuat citra buruk, apalagi umumnya mereka mampu diterima Adsense.

Salah satu syarat tambahan ialah telah mencapai 10 ribu viewer untuk bisa diterima oleh pihak Youtube. Memang angka tersebut bukan angka yang besar bagi Youtuber level advance namun bagi para pemula jelas angka yang sangat besar.

Selain itu Youtube akan melakukan sejumlah akun Youtube mengingat begitu banyaknya konten reupload. Bila di dunia blog lebih akrab dengan copas, ini jelas merugikan pemilik akun yang pertama sekali mengupload. Bisa jadi para reupload mendapatkan viewer dan pendapatan lebih dibandingkan yang pertama sekali mengupload.

Youtube pun sedang gencar-gencarnya para Youtuber bandel untuk mendapatkan kualitas video yang baik. Akan mengecewakan banget anda kouta anda habis dari tontonan yang nyeselin dan zonk. Nah.. dengan begitu banyak dari kreator bodong yang berhasil ditumpas dan Youtube tetap berkualitas.

Selain itu pihak Youtube kini telah gencar dengan melakukan berbagai aksi terhadap video hasil upload sesuai kategori umur dan bahkan banyak video tertentu yang tidak bisa ditayangkan atau diakses oleh orang lain.

Salah satu langkahnya yang diambil Youtube ialah dengan meyakinkan para pengiklan untuk mendapatkan akses lebih terhadap kontrol iklan mereka di sejumlah channel Youtube. Selain itu, Youtube akan memperketat peraturan bagi para Youtuber yang ingin mendapatkan penghasilan dari Adsense.

Nah... itu juga cambuk buat Youtuber luar maupun dalam negeri itu lebih kreatif dalam menggali ide untuk setiap video yang akan diterbitkan. Jangan Cuma mengandalkan jumlah viewer, namun mengecewakan para viewer. Sudah selayaknya Youtube diisi dengan konten menarik dan menambah edukasi.

Setelah acara di televisi jadi tak asyik lagi, giliran channel Youtube bisa sebagai dahaga akan kegundahan acara yang menarik seperti slogan. Youtube lebih dari TV, boom!

Youtube apakah lebih baik dari TV?
Jawabnya relatif, karena tak selamanya acara yang ditawarkan di TV lebih buruk dan Youtube lebih baik. Walaupun acara TV lokal banyak menurun kualitasnya dan sering mementingkan rating semata.
Ada pihak yang mengawasi tindak tanduk TV lokal, mereka ialah KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Acara yang melanggar akan dapat teguran, peringatan hingga tak bisa lagi tayang. Sedangkan Youtube lebih leluasa, apalagi begitu banyak video yang diupload setiap harinya. Mulai dari tutorial mengenakan sarung yang benar hingga tutorial ngebobol ATM ada di Youtube.

Semua bisa tayang, jelas bagi anak-anak yang terlalu bebas dalam mengakses Youtube terutama konten yang tak sesuai dengan umurnya. Bisa-bisa mereka meniru apa yang ditonton makanya Youtube ibarat pisau bermata dua.

Nah... bagi para content creator di Youtube bisa memperbaiki sejumlah konten yang ingin diupload. Mereka harus sadar bahwa semua kalangan bisa mengakses Youtube kapan saja dan di mana saja. Jangan sampai karena kualitas konten yang buruk dari Youtube membuat pemerintah memblokir Youtube, sama halnya dengan yang terjadi dengan Vimeo dulu.

Salah satunya ialah memperbanyak berbagai content creator yang bergerak di bidang channel edukasi yang mencerahkan dan pemahaman lebih, banyak dari channel Youtube yang tidak lulus sensor terhadap umur apalagi generasi saat ini khususnya bisa mengakses apa saja dari gadgetnya
Jangan sampai banyak content creator yang hanya mementingkan kepentingan sendiri dengan mengeluarkan pendapat:
Inikan channel Youtube punya saya pribadi, untuk apa harus ikutan aturan segala dan saya bebas berekspresi sesuka hati tanpa bisa diatur-atur?
Baiklah... namun harus diingat semua. Munculnya sejumlah Youtuber handal tak terlepas dari kegelisahan dan kegundahan akan buruknya tayangan TV lokal. Nah... bila tayangan Youtube hasil sejumlah content creator tak lebih baik dari TV berarti kita sama dengan mengulangi kekurangan yang sama dari TV, hanya memindahkan medianya saja. Jelas sebuah kerugian besar yang berulang-ulang.

Andai menayangkan sejumlah konten yang bersifat vulgar dan hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu. Setidaknya ada peringatan warning (peringatan) atau batas umur tertentu sehingga mengharuskan penggunanya login dan verifikasi usia terlebih dahulu. Bila ada pengguna Youtube yang belum cukup umurnya mengakses hal tersebut jelas dapat merusak pola pikirnya. Apalagi anak-anak akan dengan mudah meniru apa saja yang baru dilihatnya.

Walaupun banyak bocah-bocah yang mencoba memalsukan usianya hanya untuk menonton konten tersebut. Akan tetapi para content creator setidaknya telah berupaya dan tidak menyesatkan dengan konten yang tidak sesuai dengan umur bocah-bocah tersebut. Masalah itu kembali ke peran lebih orang tua dalam menjaga buah hatinya.

Kata siapa Youtube tak ramah anak?
Banyaknya berbagai channel Youtube bukan berarti semuanya hanya menyasar orang dewasa saja. Setidaknya ada begitu banyak channel Youtube untuk anak, salah satunya ialah Youtube Kids yang isinya berupa konten pilihan dari Youtube khusus anak-anak.
Youtube Kids, tayangan atraktif buat anak-anak
Bagi orang tua yang Youtube sebagai salah satu media digital pembelajaran anak, jelas cara ini sangat membantu terutama untuk tumbuh kembang anak anda. Jadi anda tak perlu khawatir saat anak anda menonton sejumlah video yang ada di Youtube Kids.

Namun bila masih tetap anak anda mengakses Youtube konvensional, caranya ialah dengan memberi kontrol atau menghidupkan fitur Safe offline pada menu Youtube. Nantinya anak-anak hanya bisa mengakses konten Youtube pilihan dari orang tuanya dan tidak tersasar ke channel dewasa.

Well... semua tulisan ini memberikan sedikit pemahaman tentang pentingnya Youtube sebagai sumber informasi sehari-hari. Mari jadikan Youtube bukan sekedar menjadi viewer saja tapi meningkatkan kualitas konten yang bermanfaat dan mencerdaskan bangsa terutama dari content creator tanah air yang kece-kece.

Semoga menginspirasi dan bila ingin berbagi pengalaman jangan lupa tinggalkan di kolom komentar.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

ROG Phone 8

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer

Part of EcoBlogger Squad

Part of EcoBlogger Squad