Salah satu hal yang paling ditakuti oleh seluruh umat manusia adalah kematian. Bagi umat Islam, kematian bukan hanya tentang berakhirnya kehidupan di dunia saja, tetapi juga berakhirnya untuk beramal sholeh sebagai bekal untuk di akhirat nanti.
Oleh karena
itu, kita harus selalu mengingat kematian dan jangan terlena dengan kehidupan
dunia yang hanya sementara ini.
Dengan
mengingat kematian kita akan selalu berusaha mempersiapkan bekal untuk
menghadapinya. Bahkan dalam sebuah hadits diterangkan Nabi menyebut orang yang
bijak adalah orang yang paling banyak mengingat kematian.
Bicara soal
kematian dalam kesempatan kali ini akan coba membahas seputar salat jenazah mulai dari keutamaan hingga tata cara salatnya sebagai berikut.
Keutamaan
Sholat Jenazah
Dalam hal ini,
ada hadits yang menerangkan tentang keutamaan salat jenazah sebagai berikut:
Dari Abu
Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ,
“Barangsiapa
yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth.
Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua
qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua
gunung yang besar.” (HR. Bukhari dan Muslim).
-
Lebih Utama
Dilakukan Berjamaah dan makmum hendaklah dibagi menjadi 3 baris.
Dari Malik bin
Hubarah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah
seorang mukmin yang meninggal lalu ada sekelompok orang yang mensholatinya
sampai tiga shaf kecuali pasti dia ampuni.” (Martsad bin Abdullah Al Yazani
Radhiyallahu ‘anhu) berkata; jika keluarga jenazah sedikit, Mailk bin Hubarah
tetap menjaga agar bisa dijadikan tiga shaf. (HR. Ahmad).
-
Dilakukan
dengan berdiri tanpa ruku’, tanpa sujud dan tanpa duduk. Tetapi cukup dengan
bertakbir sebanyak empat kali saja, termasuk takbiratul ihram. Hal ini
didasarkan pada hadits berikut :
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengumumkan kematian An-Najasyi, kemudian beliau maju dan membuat barisan shaf
di belakangnya. Beliau lalu takbir empat kali. (HR. Bukhari).
-
Setiap takbir
dilakukan dengan mengangkat tangan. Hal ini didasarkan pada hadits riwayat yang
disandarkan kepada Ibnu Umar :
Dari Nafi’ dari
Ibnu Umar bahwasanya beliau mengangkat kedua tangannya dalam setiap takbir pada
sholat jenazah. (HR. Baihaqi).
-
Setelah
takbiratul ihram hendaklah dilanjutkan dengan membaca surat al-fatihah dan
membaca sholawat atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini
berdasarkan pada hadits :
“Sungguh
menurut sunnah dalam menyolatkan jenazah adalah hendaklah seseorang membaca
surat al fatihah dan membaca sholawat atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam lalu dengan ikhlas mendoakan bagi mayit sampai selesai dan ia tidak
membaca kecuali sekali kemudian salam” (HR. Ibnul Jarud di dalam kitab
al-Muntaqo”) al-Hafidz berkata : para perawi hadits ini tersebut di dalam kitab
Bukhari dan Muslim.
-
Bacaan doa
diucapkan dengan suara lembut, sebagaimana diterangkan dalam hadits :
Dari Umamah,
dia berkata: “Sesungguhnya sunnah di dalam sholat jenazah ialah membaca
al-fatihah pada takbir pertama dengan suara lembut kemudian bertakbir 3 kali
dan salam di akhir sholat” (HR. an-Nasa’i).
-
Setelah takbir
yang kedua, ketiga dan keempat, dilanjutkan dengan berdoa kepada Allah secara
ikhlas untuk si mayit. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila kalian
mensholatkan mayit, maka ikhlaskan doa untuknya.” (HR. Abu Dawud).
0 komentar:
Post a Comment