Di zaman saat
ini akses terasa begitu mudah, Anda dapat bisa tahu segala aktivitas
secara langsung dengan cepat. Bisa secara streaming atau livetweet, dalam
sekejap, semua berita yang diinginkan hadir dalam genggaman termasuk berita
tentang kemerdekaan.
Mencolok banget
dibandingkan zaman dulu, berhubung tidak lama lagi kita akan merayakan Hari
Kemerdekaan RI. Saya pribadi ingin bercerita sedikit cerita menyambut kemerdekaan
dahulu, saya mendengarkan cerita lawas dari kakek saya.
Saat itu
informasi masih dikuasai oleh penjajah, media seperti surat kabar dan radio
masih berada di bawah kendali penjajah Jepang. Para pejuang mengakali dengan
membuat pemancar radio, surat kabar tandingan dan menyebarkan melalui
selebaran.
Perjuangan yang
begitu berat dan niat tulus pejuang terdahulu lakukan, sehingga kini kita bisa
goyang-goyang kaki sambil minum kopi tanpa harus jadi anggota Romusha. Saya
kadang berpikir di luar nalar, andai sosial media sudah ada kala itu, langsung
deh komandan bertanya seperti ini kepada follower selaku pasukannya:
Lapor komandan!!! Menurut informasi yang beredar, para penjajah mulai mendekati markas. Oke, Segera Sebarkan!!! Jangan berhenti di kamu!
Yang siap ikutan menyerang penjajah RT dan yang nyalinya kecil silakan di report spam.
Biar gampang dicari saat perang, kita bikin hastage seperti: #PejuangSejati #RelaMati #PasukanBambuRuncing
Baiklah.... menyambut
kemerdekaan pasti kita ingat jasa para terdahulu, mulai beragam pahlawan, ada Pahlawan
Nasional, Pahlawan Kemerdekaan Pahlawan Kesiangan hingga Pahlawan
Revolusi.
Saat kini apakah masih ada para pahlawan?
Tak perlu
khawatir, kini pahlawan era millenial telah berganti kerjanya. Tak perlu
mencari mencari bambu runcing buat diasah jadi senjata buat menusuk penjajah. Cukup
dari gawai yang mereka punya masing-masing, sudah cukup menusuk bagi yang
melihatnya.
gambar via blog.thomasnet |
Di era digital
saat ini, strategi berperang sudah berbeda. Hampir semuanya didukung salah
satunya dari kemampuan meleknya anak muda terhadap teknologi. Informasi ibarat
bambu runcing. Berbagai jenis gawai harus dioptimalkan dengan semaksimal
mungkin agar tak terjajah dengan perubahan zaman dan terpengaruh informasi hoax
yang bisa memecah belah.
Kemampuan melek
teknologi itu melahirkan anak-anak muda yang menyebarkan makna-makna positif
dan kreativitasnya, salah satu di sosial media. Bagi
yang menyukai dunia tulis-menulis dapat menyalurkan melalui platform seperti
Blog, Facebook, Twitter, dan sebagainya.
Anak muda yang menyukai
aktivitas mengabadikan setiap momen melalui foto dapat dengan menggunakan
platform seperti Instagram, Google+, Flicker dan sejenisnya. Suka mengabadikan sejumlah
video, dapat menggunakan platform Youtube. Terakhir yang suka mengapresiasikan
dalam bentuk suara dapat menggunakan Soundcloud. Tinggal sentuhan akhir dari
pemilik akun menyampaikan makna kemerdekaan yang jauh dari kesan kaku ala anak
muda.
Kemerdekaan jadi
refleksi dan momentum yang tepat dalam sudut pandang pahlawan masa kini yang
kekinian. Syarat menjadi pahlawan saat ini mengacu akan kreativitas, inovasi, dan
kerja keras dipadukan oleh bakat minat.
Pahlawan kini
diisi oleh anak muda yang kreatif dan melek teknologi, apalagi semangatnya yang
membara untuk mengejar mimpinya. Tak lupa pula berbalut rasa kepatriotan yang
mendarah daging, pahlawan kekinian siap bersaing dengan bangsa lain dalam segala
bidang.
Apalagi Putra
Fajar, Bung Karno pernah berujar:
Seribu para tetua hanya dapat bermimpi, satu orang
pemuda dapat mengubah dunia
Pahlawan
kekinian hadir dari kalangan anak muda, yang melek dengan teknologi. Saat para
orang tua hanya bisa duduk di kursi roda dengan sejuta mimpi yang gagal dicapai
saat masih muda, anak muda hanya dengan
satu mimpi mampu memberikan sejuta kemampuan dan kemudahan bagi masyarakat.
Anak muda harus
jadi garda terdepan membela negara dari minat dan bakat yang ia punya. Melawan
gerusan kemajuan bangsa lainnya. Tolak ukur sekarang bukan siapa yang paling
kuat mengangkat senjata, tetapi segenap prestasi yang ditorehkan.
Kini bukan hal
yang asing saat mendengar hasil buah tangan anak muda mampu mendirikan
perusahaan secara global yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja. Para
pengembang perusahaan bermula dari perusahaan perintis di dunia digital yakni Startup
ternama yang mengharumkan Indonesia di mata dunia.
Berawal dari
minat dan melihat kebutuhan masyarakat inginkan, mereka terdorong menyalurkan
ide-ide segar yang kemudian jadi trendsetter. Mereka
layak dianugerahi pahlawan kekinian.
Anak muda kekinian
selanjutnya yakni ilmuwan dengan segudang riset terkemuka yang ia lakukan,
bahkan ia menuntut ilmu negeri nan jauh. Namun, saat mendengar atau melihat
sesuatu mengenai Indonesia, dirinya tergugah dan rela kembali ke tanah air
mengabdikan segala ilmu yang didapatkan. Segudang prestasi di negeri orang buat
semua orang bangga, dan dia layak masuk jajaran pahlawan kekinian.
Pahlawan
kekinian selanjutnya ialah atlet-atlet yang serius mengembangkan bakatnya pada
olahraga yang ia jalani. Berlatih begitu keras, melewati proses trial
dan error yang melelahkan, dan tak gampang puas atas segala
torehan yang ia capai.
Tujuannya mulia,
mengharumkan nama bangsa dan saat lagu kebangsaan diputar setelah pengalungan
medali. Rasa bangga menjadi anak negeri sangat kentara, mengalahkan atlet-atlet
terbaik dari negeri lain hanya ingin negeri jaya. Mereka pun layak masuk dalam
kategori pahlawan kekinian.
Baca juga: Menjadi Pahlawan Kekinian
Ada pula seorang
penghasil karya dari buah pikir dan tangannya, mereka anak bangsa yang layak
dianggap sebagai pahlawan masa kini yaitu penulis dan seniman. Penulis yang
bersahaja akan tulisannya yang menuliskan kehidupan bangsa hingga saat karya
meledak di pasaran, semua ikutan membaca termasuk bangsa asing. Saat itulah
bangsa kita terkenal akan kebudayaan dan kaya akan karya dari penulis anak
bangsa.
Di sisi lain ada
pula para seniman yang menghasilkan karyanya yang diakui oleh dunia. Indonesia
selaku negeri yang kaya akan beragam budaya pastinya banyak seniman kondang
dalam menghasilkan mahakarya yang menjual. Memamerkan hasil seni ke pentas
dunia dan mendapatkan sanjungan dari dunia luar, seniman anak negeri layak
masuk jadi pahlawan kemerdekaan kekinian.
Pahlawan kemerdekaan
terakhir ialah anak negeri yang mengabdikan ilmu dan pengetahuannya ke daerah
pedalaman. Meninggalkan segala bentuk kenyamanannya yang ada di perkotaan untuk
berbagi kepada saudara-saudaranya di pedalaman.
Ia ingin
menularkan semangat kepada anak-anak negeri yang kurang beruntung untuk
menggapai mimpinya akibat keterbatasan sarana dan prasarana. Ia pun rela
bekerja tanpa pamrih dengan meluruskan niat berbagi. Ia layak masuk ke dalam
pahlawan kekinian.
Terakhir....
semua anak bangsa bisa menjadikan dirinya pahlawan, siapa saja yang bisa
bermanfaat untuk orang lain termasuk pahlawan, karena gelar dan pencapaian lain
itu hanya masalah titel semata.
Kini bukan saja berharap seberapa banyak manfaatkan yang didapatkan dari sekitar tapi seberapa banyak memberikan manfaat pada sekitar.
Jadi tunggu
apalagi, ayo ambil bagian menjadi pahlawan kemerdekaan kekinian. Ini ceritaku
tentang makna menjadi pahlawan, apa ceritamu? Silakan berbagi di kolom
komentar.
semoga semangat kemerdekaan juga bisa dirasakan oleh anak muda masa kini
ReplyDeleteanak muda sekarang semangat kemerdekaannya tetap menggebu-gebu sesuai zamannya
Delete