Lagi banyak kouta internet dan bingung caranya ngabisin gimana?
Cukup dengan buka
Youtube dan langsung berselancar ke berbagai channel. Wow... ternyata Youtube
begitu banyak menawarkan tayang menarik dan atraktif hingga kadang jadi lupa
waktu.
Alasannya
beragam, mulai dari acara TV yang itu-itu saja dan terkesan tak menarik lagi. Apalagi
pihak televisi khusus TV lokal hanya menayangkan acara dengan rating semata
hingga mengabaikan kebutuhan penonton dari berbagai rentang umur.
Saat ini acara
televisi lokal selain mutunya menurun dan
melambat, segmennya mulai tergerus sebagai yang paling terdepan dalam
memberikan informasi. Itu terlihat semenjak internet dan sosial media
berkembang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Penggantinya salah satunya
ialah Youtube.
Riset yang
dilakukan baru-baru ini hanya menyisakan 36% untuk pangsa televisi, artinya
hanya sepertiga yang masih memperhatikan TV. Sisanya malah menyalakan TV biar
ngga terlihat sendiri, namun tetap tak ditonton. Mirisnya buat produsen TV.
Meningkat
pesatnya kemajuan smartphone dalam memudahkan segala hal dan terkoneksi
secara langsung dengan internet, membuat penggunanya bisa mengakses sesuai
keinginannya. Selain irit waktu, pengguna smartphone atau laptop lebih
mudah dibandingkan televisi yang tidak bisa di bawa ke mana-mana.
Anda tak perlu
menunggu iklan atau harus menunggu jadwal menonton, cukup dengan mencari video
yang ingin ditonton. Hampir setiap harinya ada jutaan video yang didownload dan
puluhan juta yang ditonton oleh warganet. Saya pribadi yang malamnya lupa
menyaksikan tayangan sepak bola, dapat menyaksikan cuplikan semalam hanya dari
Youtube saja.
Di tahun ini
saja, Youtube telah menjadi salah satu aplikasi media sosial yang paling sering
digunakan di Indonesia, mengalahkan Facebook sendiri. Tahun ini saja setidaknya
ada 100 juta orang yang mengakses Youtube dan diprediksi penggunanya akan
berlipat hingga tujuh kali lipat 2020.
Lalu tahun
2017, sedikitnya ada 4,1 juta video yang berhasil diupload ke platform Youtube,
mengalahkan sejumlah sosial media lainnya mulai dari jumlah pencaharian di Google
dan Login ke Akun Facebook. Konsentrasi video yang paling banyak ditonton ialah
review produk terbaru dengan total 73% total pencarian.
Perkembangan
teknologi dan akses internet yang begitu cepat tersebut seakan mengubah cara
pandangan termasuk dalam segala akses. Makanya bukan hal yang aneh bahwa
anak-anak generasi millenial lebih memilih menyaksikan segala informasi dari
gadgetnya masing-masing sesuai minatnya. Cukup modal kouta, tethering dari
teman hingga yang sedikit ngenes ialah nebeng ke hostpot gratis-an.
Itu jadi alasan
mengingat Youtube jadi salah satu media yang sangat digandrungi, apalagi begitu
banyak Vlog (Video Logger) handal tanah air yang punya reputasi hebat di jagat
Youtube. Makanya kenapa banyak sekali pengguna yang mengeluh saat harga kouta
merangkak naik sedangkan kerjaannya keasyikan Youtube-an tanpa kenal waktu.
Youtube dan
masalah yang membelitnya
Youtube seakan
lebih membuka jendela dunia, yang dulunya hanya terpaku dengan televisi yang bisa
ditangkap dengan parabola. Kadang kala ada angin atau burung yang ingin
bertelur di situ langsung ada gangguan. Segerombolan semut langsung memenuhi
layar TV, gagal deh nonton acara favorit yang telah ditunggu seminggu lamanya.
Berkembangnya
Youtube sering diiringi dengan sedikitnya konten yang tidak baik alias nyampah.
Hampir sama halnya dengan platform Weblog yang dipenuhi oleh blog copas atau bahkan
konten yang menyalahi aturan yang ditetapkan oleh Youtube.
Beberapa Minggu
yang lalu adalah masa yang paling tidak menyenangkan bagi Youtube. Salah satu
pundi-pundi pemasukan Youtube dari iklan banyak yang melakukan boikot. Yang
membuat jajaran direksi Youtube pusing ialah banyaknya brand terkemuka yang
menarik diri sebagai bentuk boikot untuk tidak beriklan di Youtube.
Sejumlah perusahaan ternama yang melakukan boikot |
Efeknya membuat
Youtube harus kehilangan pemasukan yang tak sedikit, baru di awal tahun saja
mereka sudah merugi $750 juta. Angka tersebut terbilang besar dan membuat para
pendulang Adsense Youtube kelabakan akibat kehilangan pemasukan.
Alasan
pemboikotan disinyalir karena banyak iklan sejumlah brand ternama yang muncul
pada sejumlah video ekstremis sehingga para brand ternama merasa resah
karena dianggap mendukung sehingga mencabut kerja sama dengan anak perusahaan
Google tersebut.
Apalagi banyak
pengiklan utama berasal dari USA sendiri, jelas banget merugikan apalagi 5 dari
20 perusahaan tersebut berasal dari USA. Penarikan iklan jelas berupa kerugian
buat Youtube dan sejumlah Youtuber yang mencari pundi-pundi rezeki di platform
video terkemuka tersebut.
Dengan begitu
banyak para Youtuber dan Content Creator yang menjadikan Youtube sebagai sumber
pendapatan. Apalagi sama halnya dengan Blog, Youtube menawarkan program Adsense
sebagai salah satu pundi-pundi pemasukan. Selain menguntungkan, proses
pendaftaran mendapatkan Adsense di Youtube lebih mudah dibandingkan Adsense
untuk Blog.
Makanya banyak
Youtuber yang muncul ke permukaan, Kalau anda sering banget menghabiskan kouta
menjelajah Youtube. Pasti tak asing dengan nama Pewdiepie (nama aslinya Felix
Kjellberg) salah satu pemilik penghasilan Adsense dan Subscribe
terbanyak di jagat Youtube, ada sekitar 90 juta Subscribe dan ia bisa
mendapatkan duit $15 juta setiap tahunnya cuma dari upload video
Youtube.
Channel Fenomenal Youtube dari Pewdiepie |
Namun karena
kasus kemarin, sejumlah Youtuber harus kehilangan pemasukan, yang bisa dari 100
ribu viewer mampu meraut penghasilan lebih dari $100, kini hanya $2
saja. Lebih miris lagi bila video Youtube-mu yang nonton hanya kamu dan
teman-teman yang kamu paksa untuk nonton, jelas Adsense tak pernah cair.
Bisa saja di
masa depan dengan minimnya pemasukan membuat sejumlah para creative content
mundur perlahan-lahan mengingat Youtube bukan ladang yang menjanjikan lagi.
Satu pihak menurut saya pribadi Youtube sangat mudah sekali dalam proses
penerimaan Adsense dibandingkan blog.
Jelas karena
Youtube baru saja hadir belakangan dan diakusisi oleh Google jauh setelah
platform Blogspot. Jelas jumlah pemilik Adsense Youtube lebih sedikit dan
regulasinya lebih gampang. Namun banyak konten yang dihadirkan di Youtube lebih
rendah kualitasnya dan jelas membuat citra buruk, apalagi umumnya mereka mampu
diterima Adsense.
Salah satu
syarat tambahan ialah telah mencapai 10 ribu viewer untuk bisa diterima
oleh pihak Youtube. Memang angka tersebut bukan angka yang besar bagi Youtuber level
advance namun bagi para pemula jelas angka yang sangat besar.
Selain itu
Youtube akan melakukan sejumlah akun Youtube mengingat begitu banyaknya konten reupload.
Bila di dunia blog lebih akrab dengan copas, ini jelas merugikan pemilik akun
yang pertama sekali mengupload. Bisa jadi para reupload mendapatkan viewer
dan pendapatan lebih dibandingkan yang pertama sekali mengupload.
Youtube pun
sedang gencar-gencarnya para Youtuber bandel untuk mendapatkan kualitas video
yang baik. Akan mengecewakan banget anda kouta anda habis dari tontonan yang
nyeselin dan zonk. Nah.. dengan begitu banyak dari kreator bodong yang
berhasil ditumpas dan Youtube tetap berkualitas.
Selain itu
pihak Youtube kini telah gencar dengan melakukan berbagai aksi terhadap video hasil
upload sesuai kategori umur dan bahkan banyak video tertentu yang tidak
bisa ditayangkan atau diakses oleh orang lain.
Salah satu
langkahnya yang diambil Youtube ialah dengan meyakinkan para pengiklan untuk
mendapatkan akses lebih terhadap kontrol iklan mereka di sejumlah channel
Youtube. Selain itu, Youtube akan memperketat peraturan bagi para Youtuber yang
ingin mendapatkan penghasilan dari Adsense.
Nah... itu juga
cambuk buat Youtuber luar maupun dalam negeri itu lebih kreatif dalam menggali
ide untuk setiap video yang akan diterbitkan. Jangan Cuma mengandalkan jumlah viewer,
namun mengecewakan para viewer. Sudah selayaknya Youtube diisi dengan
konten menarik dan menambah edukasi.
Setelah acara
di televisi jadi tak asyik lagi, giliran channel Youtube bisa sebagai dahaga
akan kegundahan acara yang menarik seperti slogan. Youtube lebih dari TV, boom!
Youtube apakah lebih baik dari TV?
Jawabnya
relatif, karena tak selamanya acara yang ditawarkan di TV lebih buruk dan
Youtube lebih baik. Walaupun acara TV lokal banyak menurun kualitasnya dan
sering mementingkan rating semata.
Ada pihak yang
mengawasi tindak tanduk TV lokal, mereka ialah KPI (Komisi Penyiaran
Indonesia). Acara yang melanggar akan dapat teguran, peringatan hingga tak bisa
lagi tayang. Sedangkan Youtube lebih leluasa, apalagi begitu banyak video yang
diupload setiap harinya. Mulai dari tutorial mengenakan sarung yang benar
hingga tutorial ngebobol ATM ada di Youtube.
Semua bisa
tayang, jelas bagi anak-anak yang terlalu bebas dalam mengakses Youtube
terutama konten yang tak sesuai dengan umurnya. Bisa-bisa mereka meniru apa
yang ditonton makanya Youtube ibarat pisau bermata dua.
Nah... bagi
para content creator di Youtube bisa memperbaiki sejumlah konten yang
ingin diupload. Mereka harus sadar bahwa semua kalangan bisa mengakses Youtube
kapan saja dan di mana saja. Jangan sampai karena kualitas konten yang buruk
dari Youtube membuat pemerintah memblokir Youtube, sama halnya dengan yang
terjadi dengan Vimeo dulu.
Salah satunya ialah memperbanyak berbagai content creator
yang bergerak di bidang channel edukasi yang mencerahkan dan pemahaman lebih,
banyak dari channel Youtube yang tidak lulus sensor terhadap umur apalagi
generasi saat ini khususnya bisa mengakses apa saja dari gadgetnya
Jangan sampai banyak content creator yang hanya mementingkan
kepentingan sendiri dengan mengeluarkan pendapat:
Inikan channel Youtube punya saya pribadi, untuk apa harus ikutan aturan segala dan saya bebas berekspresi sesuka hati tanpa bisa diatur-atur?
Baiklah...
namun harus diingat semua. Munculnya sejumlah Youtuber handal tak terlepas dari
kegelisahan dan kegundahan akan buruknya tayangan TV lokal. Nah... bila
tayangan Youtube hasil sejumlah content creator tak lebih baik dari TV
berarti kita sama dengan mengulangi kekurangan yang sama dari TV, hanya
memindahkan medianya saja. Jelas sebuah kerugian besar yang berulang-ulang.
Andai
menayangkan sejumlah konten yang bersifat vulgar dan hanya bisa diakses oleh
kalangan tertentu. Setidaknya ada peringatan warning (peringatan) atau
batas umur tertentu sehingga mengharuskan penggunanya login dan
verifikasi usia terlebih dahulu. Bila ada pengguna Youtube yang belum cukup
umurnya mengakses hal tersebut jelas dapat merusak pola pikirnya. Apalagi anak-anak
akan dengan mudah meniru apa saja yang baru dilihatnya.
Walaupun banyak
bocah-bocah yang mencoba memalsukan usianya hanya untuk menonton konten
tersebut. Akan tetapi para content creator setidaknya telah berupaya dan
tidak menyesatkan dengan konten yang tidak sesuai dengan umur bocah-bocah
tersebut. Masalah itu kembali ke peran lebih orang tua dalam menjaga buah
hatinya.
Kata siapa
Youtube tak ramah anak?
Banyaknya berbagai
channel Youtube bukan berarti semuanya hanya menyasar orang dewasa saja.
Setidaknya ada begitu banyak channel Youtube untuk anak, salah satunya ialah Youtube
Kids yang isinya berupa konten pilihan dari Youtube khusus anak-anak.
Youtube Kids, tayangan atraktif buat anak-anak |
Bagi orang tua
yang Youtube sebagai salah satu media digital pembelajaran anak, jelas cara ini
sangat membantu terutama untuk tumbuh kembang anak anda. Jadi anda tak perlu
khawatir saat anak anda menonton sejumlah video yang ada di Youtube Kids.
Namun bila masih tetap anak anda mengakses Youtube konvensional,
caranya ialah dengan memberi kontrol atau menghidupkan fitur Safe offline
pada menu Youtube. Nantinya anak-anak hanya bisa mengakses konten Youtube
pilihan dari orang tuanya dan tidak tersasar ke channel dewasa.
Well... semua
tulisan ini memberikan sedikit pemahaman tentang pentingnya Youtube sebagai sumber
informasi sehari-hari. Mari jadikan Youtube bukan sekedar menjadi viewer
saja tapi meningkatkan kualitas konten yang bermanfaat dan mencerdaskan bangsa
terutama dari content creator tanah air yang kece-kece.
Semoga menginspirasi dan bila ingin berbagi pengalaman jangan lupa
tinggalkan di kolom komentar.
0 komentar:
Post a Comment