Awas... nanti sepulang sekolah awas ya, gue bully elo di medsos!!
Foto memalukan elo akan diupload di sosmed dan gue tag elo biar malu
Rasain itu akibat pelit bagi jawaban waktu ujian..
Kejahatan tak
hanya datang dari dunia nyata saja, kini muncul kejahatan yang menyakitkan datangnya
dari dunia maya. Kejahatannya berbentuk secara virtual mulai dari penyebaran tulisan,
gambar, dan audiovisual yang mengakibatkan korban malu, tak nyaman, dan merasa
terancam.
Aksi ini sedang
ngehits dan yang paling banyak merasakan ialah para generasi millenial. Di
tengah banyaknya media sosial, lahirlah pembully online bernama cyberbullying.
Bermodalkan gawai, rangkaian kata-kata menyakitkan, dan bahkan akun anonim.
Cukup membully orang lain mulai dari ciutan, postingan hingga gambar. Nah... dalam
sekejap langsung viral di jagat maya dan bisa dilihat oleh siapa saja. Korban
langsung merasakan dampaknya.
berikut jumlah persentasenya |
Menurut data
dari databoks, total 132 juta dari masyarakat Indonesia pengguna
internet aktif. Paling rentan yaitu direntang umur 10 – 24 tahun yang datang
dari generasi Z dan generasi Alfa. Kelompok umur yang paling banyak mengakses
internet dan angkanya mencapai 75,5% dari pengguna total internet.
Jumlah pengguna internet Indonesia |
Banyak efek yang
ditimbulkan mengingat masih bergejolaknya jiwa anak-anak. Mulai dari rasa
cemas, perubahan pola tidur, minder, hingga bahkan aksi bunuh diri.
Mengapa bullying
terjadi dengan mudahnya?
Bully jadi permasalahan klasik yang terjadi di kehidupan sosial dengan beragam
motif . Apalagi hampir 1 dari 6 anak di dunia pernah merasakan bullying,
jelas itu sangat mengganggu dan harus ditindak tegas. Alasannya cyberbullying terjadi di antaranya.
Iri, Ini jadi alasan yang cukup kuat mengapa bully terjadi,
korban sering sekali jadi rasa iri dari pembully. Pelampiasannya ialah pada
sejumlah media sosial korban, bisa saja kata-kata sindiran, meremehkan, hingga penghinaan.
Sejumlah alasan terjadinya cyberbullying |
Pelaku akan
mencari celah menjatuhkan korban, apalagi tidak berani di dunia nyata bisa
lampiaskan di dunia maya. Cukup mencari nama korban, dan langsung serang dengan
sporadis akun korban.
Tidak punya
pencapaian, Di dunia maya
alasan orang melakukan bully secara sepihak akibat rasa iri hati. Iri yang
paling besar ialah karena tidak punya karya atau prestasi serupa. Caranya
dengan menjelekkan hasil orang lain secara sepihak. Tujuannya beragam dan yang
pasti korban tertekan saat membacanya.
Misalnya saja
korban punya prestasi mentereng, bisa saja pelaku membully setiap postingannya
atau bahkan mengancam melalui instan messaging korban. Alhasil korban
sedikit tertekan melanjutkan pencapaian atau karya yang dimiliki.
Iseng, pembully kadang ingin
menguji diri Anda dengan iseng mengganggu dan menunggu respons yang Anda
berikan. Bila Anda menanggapi dengan serius, maka pelakunya makin merajalela.
Sudah cukup membuat harimu buruk sepanjang hari. Sebaiknya tak perlu menggubris
sesuatu yang terlihat tidak penting karena itu menguras pikiran dan perasaan.
Mempermalukan
tanpa ketahuan, Media sosial
punya kemampuan ajaib salah satunya membully orang lain tanpa ketahuan siapa
pelakunya. Bisa dengan menggunakan akun media sosial palsu atau dengan
menggunakan akun anonim. Jelas itu sangat mengganggu terutama hasil postingan
Anda yang dipenuhi komentar miring dan menjatuhkan.
Dengan
banyaknya media sosial jelas makin banyak sasaran yang disasar tanpa ketahuan. Menurut
Kelly Warner, target yang paling besar datang dari Facebook dengan angka 84,2%,
disusul dengan Instagram 23,4% dan Twitter 21,4%. Sedangkan Instant Messanging
relatif kecil karena bersifat privasi. Jumlah yang besar penggunanya terutama
Facebook jadi sasaran empuk oleh orang lain.
Tak hanya itu
saja, cyberbullying juga menyasar para pesohor terkemuka, pembully lebih
masuk ke dalam aksi trolling dari kerjaan para hater atau bahkan
fans sendiri. Cara ini terlihat kejam dan banyak akun dari pesohor yang harus rela
menutup akunnya sendiri.
Baru-baru ini
saya membaca bahwasanya Ed Sheeran rela menutup akun Twitternya karena jengah
memperhatikan ciutan dari warganet, Alhasil Twitter Ed Sheeran hanya menyertakan
hasil link dari Instagram ke Twitternya. Nah,... sekarang fans sendiri jadi susah
berkonsultasi dengan idolanya akibat olah mereka sendiri.
Siapa lebih
berbahaya cyberbullying dengan bullying dunia nyata?
Lebih bahaya cyberbullying
karena efeknya lebih lama dan luas, kalau bullying di dunia nyata
hanya sebatas sekolahnya saja. Sifat media sosial cukup canggih dalam melakukan
aksi cyberbullying khusus di dunia maya. Kemampuan menyembunyikan identitasnya
dengan menggunakan akun anonim buat dikomentari atau banyak akun lainnya
Tindakan cyberbullying
kejahatan berbalut teknologi ditambah dengan beragamnya jejaring sosial. Dengan
mudah orang lain melakukan tindakan mulai dari fitnah, hinaan, ancaman,
pemalsuan identitas, dan aksi lainnya.
Siapa saja yang
jadi korban cyberbullying pasti akan terganggu psikis dan kejiwaannya. Bisa
korban akan mengalami tekanan seperti kecemasan berlebih, ketakutan, stres, dan
gangguan jiwa lainnya. Paling rentan yang menerimanya adalah anak-anak. Itulah
mengapa anak-anak harus dibatasi terhadap penggunaan gawai khususnya peran
besar orang tua di dalamnya.
Saya pun pernah
pernah menerima bullying saat awal mula nge-Blog. Di awal-awal yang
sulit saat itu. Setelah sekian lama menulis Blog, namun tidak ada yang
mengomentarinya. Jelas sebuah kesia-siaan pastinya.
Pada suatu
ketika, ada yang menuliskan komentar dan berkata dengan kasar. Salah satu
komentarnya ialah menyangkut tulisan yang belepotan. Pelaku pun menggunakan
akun anonim, jelas itu bentuk cyberbullying dan cyberstalking di
dunia maya.
Hingga saat itu
mampu membuat diriku hampir putus asa nge-Blog, mungkin kalau saya putus asa
dan patah arang. Bisa saja Blog ini sudah dipenuhi sarang laba-laba tanpa
pernah diisi dengan konten baru. Sungguh cyberbullying sangat kejam bisa
merusak bakat banyak orang hingga membuat dirinya jadi mental block.
Kebebasan
korban bully bisa terganggu khususnya saat ia mengakses dunia maya.
Hampir sebagian besar dari media sosial yang dimiliki dipenuhi pembully yang
siap kapan saja untuk membully.
Bagaimana cara
membuat jera pelaku cyberbullying?
Ada beberapa
cara yang dapat dicoba dan cukup ampuh mengurangi aksi bullying. Di mulai dari
tahap awal dalam menangkal cyberbullying yaitu:
Jangan terima
pertemanan asing, sering kali
menerima pertemanan orang asing berdampak buruk. Teman yang anda terima di
dunia maya mungkin tidak kenal dengan tabiat Anda. Saat Anda memposting sesuatu
yang ia rasa menyimpang, langsung saja ia membully atau bahkan menyebarkan
orang lain hingga sampai viral.
Makanya harus
selektif dalam memilih teman terutama di dunia maya, akibatnya Anda dapat
dirugikan di kemudian hari. Bukan hanya cyberbullying yang datang, cybercrime
juga mengintai Anda saat berselancar di dunia maya.
Aktivasi akun
jadi privat, cara awal ini
cukup baik terutama menyaring berbagai teman yang Anda kenal hingga yang tidak
dikenali. Walaupun ada konfirmasi pertemanan, Anda dapat mengecek lebih lanjut
apakah bisa diterima atau tidak.
Hindari
mengumbar masalah pribadi, kebiasaan salah yang sering terjadi yaitu
membagikan segala informasi secara privat. Mulai dari nomor kontak, alamat
rumah, foto dan dokumentasi pribadi serta beberapa hal privasi lainnya.
Baca juga: Hati-Hati di Intternet, Semua Bisa Terlacak
Mengumbar hal
yang tidak sepatutnya hingga membuat orang lain menganggap diri Anda tidak
baik. Itulah kejamnya dunia maya, belum kenal dan belum bertatap muka secara
langsung tapi sudah menghakimi Anda habis-habisan.
Tak cukup
sampai di situ, berkat informasi para pembully di dunia maya melakukan aksinya,
masih untuk tindakan yang dilakukan hanya cyberbullying. Bagaimana kalau
pencurian data dan bahkan sampai peretas akun media sosial. Jelas lebih
merugikan lagi, sebaiknya jangan mengumbar informasi penting ke internet.
Pelaku bahkan dengan
sungkan-sungkan misalkan saja menelepon Anda untuk melakukan aksi bully langsung
ke nomor Anda. Aksi cyberbullying tak cukup sampai di situ, pelaku
bahkan mungkin pergi ke rumah untuk melanjutkan aksi bullying. Sangat
berbahaya bukan.
Jangan menerima
panggilan asing, dampak dari cyberbullying
Anda bagikan ialah panggilan telepon tidak Anda kenal. Pelaku akan meneror dan
bahkan melanjutkan bully hingga memeras. Sebaiknya tidak terima dan cek
kembali nomor tersebut, bila merasa terganggu dapat melaporkan aduan kepada
operator penyedia layanan.
Tidak perlu ditanggapi,
terlalu menggubris akan membuat pembully senang, apalagi mereka
sering mencari perhatian. Andai saja Anda menggubris secara berlebihan, ia akan
terus memancing bully tersebut karena anda telah masuk ke dalam perangkapnya.
Batasi pengguna
gawai, cyberbullying hanya terjadi di dunia nyata, salah cara jitu ialah membatasi penggunaan
gawai. Anda bisa istirahat sejenak dari gawai hingga pikir menjadi jernih. Media
sosial sedang tidak kondusif, caranya dengan mengurangi intensitasnya mulai
dari 3 – 4 jam menjadi hanya sejam saja.
Log out sejumlah akun dan menggantinya dengan membaca dan mencari
informasi, dijamin ilmu Anda bertambah. Cara ini cukup jitu dengan tetap mempertahankan
durasi di dunia maya namun mengalihkan ke hal lain yang lebih positif.
Curhat pada
orang dekat, menumpahkan
perasaan dengan bercerita dengan orang terdekat jadi salah satu solusi terbaik.
Khususnya anak-anak yang masih sedikit rentan aksi cyberbullying, orang-orang
terdekat punya solusi yang terbaik.
Bagi anak-anak
jelas aksi bullying bisa membuat mentalnya jatuh. Saya pun beberapa waktu yang
lalu datang ke salah satu akun Youtuber seorang anak-anak bernama Yosafat. Sayangnya
channel Youtube yang pertama telah tiada dan beberapa bulan yang lalu ia
membuat channel baru dan kini ada sekitar 4 video baru yang sudah ia posting.
Di usia yang
masih belia yaitu 13 tahun, ia sudah memiliki channel Youtube yang dilihat oleh
banyak orang. Saya pribadi di usia tersebut masih kerja menangkap ikan gabus di
selokan dekat rumah dan ini bocah sudah punya channel Youtube yang ditonton
oleh banyak anak-anak dengan ide film cerita sederhana.
Channel Youtube terbaru Yosafat |
Namun ada
beberapa problem mulai dari resolusi rendah, audiovisual minus, pengambilan
serta cerita yang kurang terarah dan sebagainya. Itu dianggap wajar, karena anak-anak
masih belum memiliki duit yang cukup buat membeli perangkat mumpuni seperti
kamera dan HP serta belum mengetahui proses editing video yang baik.
Itu bisa
dimaklumi karena butuh modal yang besar untuk jadi Youtuber yang handal,
Yosafat sendiri mengakui bahwa dirinya merekam dengan menggunakan kamera HP jadul
dan kamera Laptop. Itulah sebabnya resolusi dan audiovisualnya tidak terlalu
baik dan Yosafat di channel keduanya ia mulai memperbaiki resolusi dan audiovisual.
Sesuatu yang bikin
saya heran ialah komentarnya sangat keterlaluan dan dada panas saat membacanya.
Segala permasalahan yang saya bahas di atas datang dari kritik penonton. Paling
parah menyuruh mereka berhenti main Youtube, jelas cara itu membuat Youtuber
bocah tersebut patah arang dan bakatnya hilang.
Saya pun juga
tertarik dengan kreativitas yang dikembangkan karena mereka masih muda telah
memulai. Ada juga nama Jidate Ahmad yang juga tenar dari Youtube dengan channel
Youtube Michaelmaracell. Pasti wajahnya tak asing dan sempat viral terutama
sejumlah review beragam jenis
pomade dan penggunaannya.
Namun banyak
yang membullynya terutama di kolom komentar khususnya masalah fisik. Padahal
dari proses editing dan materi cukup mumpuni. Jangan sampai ia harus
berhenti ngeVlog karena ada orang yang tidak suka dan iri atas kemampuannya.
channel youtube fenomenal dari Michaelmaracell |
Saya pribadi
salut karena konten yang mereka sajikan jauh dari konten yang melanggar
walaupun masih banyak kekurangan. Namun itu sudah cukup buat terlihat ahli di
bidangnya dibandingkan anak seusianya yang cuma bisa menonton Youtube.
Bila mereka
salah, berikan kritis yang membangun agar mereka belajar ke tahap lebih lanjut
dan kemudian mampu menghadirkan video yang lebih bagus. Bila tak suka cukup
tutup tab tersebut, bukan menghakimi dan membullying karyanya.
Bocah-bocah
yang main Youtube itu datang dari generasi millenial yang mendapatkan kemampuan
ngeVlog bukan dari bangku sekolah tapi dari proses belajar otodidak. Sedangkan
mereka yang lebih tua hanya bisa mencela dan mengkritik tanpa membangun. Jelas
itu bentuk cyberbullying.
Baca juga: Memaklumkan Generasi Millenial
Seberapa banyak
bakat anak yang harus padam karena bullying di lingkungannya dan di media
sosial. Mungkin saja karena frustrasi, mereka berhenti berkarya dan memulai hal
lain yang menyimpang karena mental mereka belum cukup matang menerima bully.
Banyak dari
orang yang berbakat dahulu memulai dari yang biasa dan sederhana sebelum
melangkah menjadi orang hebat di bidangnya. Walaupun belum disempurnakan karena
banyak orang yang mengkritisi dan membullying korban agar ia terlihat lebih
pintar dan kuat. Jelas cyberbullying kejahatan yang tak bisa didiamkan.
Harus diingat
bahwa menghasilkan karya yang orisinal itu sulit, butuh waktu dan proses yang
lama termasuk salah satunya edit video. Menonton dan meng-Like sudah
termasuk apresiasi besar bahwa sang pembuat konten sudah berusaha keras dalam
menghasilkan sebuah video.
Banyak karena kritik yang berlebihan dari cyberbullying
sehingga anak-anak tersebut berhenti.
Semua boleh
berkomentar dan mengkritisi, tapi jangan merusak mimpi besar mereka dengan
komentar negatif yang mungkin akan dituai di kemudian hari. Bijaklah sebagai
warganet.
Blokir akun
pengganggu, cara ini yang
paling jitu untuk sementara apalagi Anda ingin tetap aktif bersosialisasi di media
sosial. Dengan begitu Anda aman dari gangguan orang yang tidak menyenangkan.
Memprivasi akun juga sebuah anjuran yang baik sehingga anda bisa dengan dengan
hati-hati menerima konfirmasi orang lain yang bersifat anonim.
Laporkan pada penyedia
internet, Strategis ini ialah cara terakhir
walaupun terlihat begitu rumit. Namun akan membuat akun pembully diblokir oleh
penyedia layanan media sosial, hampir semua media sosial memilik fitur itu
mengingat cyberbullying sangat marak saat ini.
Sejumlah media sosial
memiliki fitur aduan pengguna seperti yang dilakukan Facebook, Twitter, dan
Instagram. Cara ini dianggap cukup jitu menangkal aksi cyberbullying di
media sosial. Berikut link yang cukup berguna dan bisa anda coba biar
pelaku jera.
Facebook:
Tampilan aduan pada Facebook |
Pada link
tersebut, Anda dapat melaporkan berbagai hal mulai dari cara melaporkan, jenis
laporan, dan apa yang terjadi setelah laporan.
Instagram:
Instagram juga
melakukan tautan serupa, apalagi mereka tunduk di bawah Facebook yang telah
mengakusisi perusahaan tersebut. Termasuk dalam kebijakan memerangi cyberbullying
di jagat maya.
Twitter:
https://support.twitter.com/articles/20171599?lang=id
Pada link
tersebut, Twitter akan menerima aduan anda mulai dari laporan media sensitif,
spam dan sampai dengan laporan penyalahgunaan.
Apa hukuman
yang tepat buat pembully di jagat maya?
Hukuman bagi pembully harusnya cukup berat, pelaku bisa saja terjerat
UU ITE No. 11 tahun 2008 dan Pasal 28G ayat 1 dan 2 UUD 1945. Salah satunya
ialah konten yang mengandung unsur pornografi, kekerasan berlebih, sikap dan diskriminatif,
SARA, dan hal yang meresahkan.
Kominfo juga
menerima aduan secara langsung sebagai berikut:
Termasuk di
dalamnya cyberbullying dan peran aktif masyarakat dan korban sangat
diperlukan untuk melakukan aduan.
Itulah sejumlah aksi cyberbullying yang berbahaya pada
sekitar, tetap hati-hati di internet terutama aksi cyberbullying yang
semakin marak. Apa kalian punya cerita tentang pengalaman cyberbullying,
silakan ceritakan di kolom komentar.
Benar sekali karena dengan cyberbullying ini juga bisa membuat kita akhirnya jadi malu untuk eksis didepan orang-orang, Kita juga akan ragu untuk berkarya. Nice article
ReplyDeleteIya.. Bullying via dunia Maya lebih kejam dan lama efeknya. Jangan sampai karya dan bakat orang mati karena bullying yang diterima korban.
DeleteKejahatan terjadi karena niat dan kesempatan. Cyberbullyng juga bisa lestari karena terabadikan di dunia maya.
ReplyDelete