Wednesday, September 20, 2023

Gimana Sih Transportasi Massal Impian?

Sejak awal kemerdekaan Indonesia, pemerintah serius membangun sistem jalan raya sebagai akses utama untuk mobilitas penduduk. Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah volume kendaraan terus meningkat dari dekade demi dekade dan tidak diimbang dengan pertumbuhan jalan raya. Bom waktu akhirnya meledak, membuat kota-kota besar di tanah air mengalami kemacetan parah.

 

Sudah jadi hal umrah, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini mengandalkan mobil dan motor pribadi sebagai sarana transportasi yang semakin berkembang dan semakin tidak terkendali.  Ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, rendahnya kualitas angkutan umum, dan penurunan penggunaan makin memperparah  situasi tersebut.

 

Dampaknya mengubah jalan raya kini berubah jadi lokasi tidak ramah buat naik sepeda dan pejalan kaki, selain menimbulkan ketimpangan sosial jalan raya rentan terhadap kecelakaan lalu lintas melibat penggunanya.

 

Meskipun begitu, stigma kendaraan pribadi menjadi status sosial. Ada begitu banyak yang rela memecahkan celengan tabungan untuk memiliki kendaraan impian. Bahkan ada kata-kata satir: Lebih baik macet di jalan pakai kendaraan sendiri dibandingkan macet naik kendaraan umum.

 

Di sinilah pemerintah mencoba berbenah dengan menghadirkan transportasi massal. Tentu saja jumlahnya pun sangat terbatas dan tidak semenarik kendaraan pribadi. Langkah awal ini dianggap bijak karena kemacetan akan berpengaruh pada ekonomi dan mobilitas masyarakat. Solusi transportasi massal jadi opsi sembari menciptakan masyarakat yang ingin beralih.

 

Sudah banyak kota-kota yang terlambat dalam mengembangkan moda transportasi massal dan lalu-lintas yang baik. Alhasil tingkat kemacetan terjadi sangat parah dan sangat sulit diperbaiki. Di sisi lain, kota yang cukup melek dalam hal ini adalah Banda Aceh, kota di ujung Indonesia tersebut berbenah dengan menghadirkan TransKoetaradja. Menggunakan konsep Bus Rapid Transit yang mengedepankan perpindahan penumpang dengan cepat, murah, dan tepat sasaran.

 

Kini di tahun ke-9, TransKoetaradja telah memiliki sebanyak 40 unit bus, 5 koridor dengan 90 halte permanen, dan 43 halte portabel. Armada yang digunakan dari jenis 25 bus besar dan 27 bus berukuran sedang sesuai jumlah rute. Penumpang hanya membutuhkan waktu tunggu selama 10 menit saja.

 

Pengelolaan Terpadu Transportasi Massal

Dinas Perhubungan Provinsi Aceh punya tanggung jawab besar dalam mekanisme pengaturan transportasi massal di ibu kota. TransKoetaradja jadi role model pertama dalam menciptakan transportasi massal yang diidam-idamkan oleh masyarakat perkotaan.

 

Perannya di sini tak hanya membuat fasilitas tapi juga mensosialisasikan masyarakat dalam menciptakan iklim lalu lintas dan transportasi yang memadai. Jumlah moda saat ini tergolong sedikit namun ini sudah cukup mengurai macet di jam-jam sibuk.

 

Hanya saja, ada sejumlah bus yang tergolong kosong pada rute dan jam-jam tersebut. Namun dikarenakan bus tersebut harus mengedepankan efisiensi dalam pengoperasiannya. Menciptakan transportasi massal jelas butuh waktu dan biaya sangat besar. Bahkan untuk menambah armada saja tentu sangat menguras APBD.

 

Apakah macet berkurang, jelas tidak. Selama pola pikir masyarakat masih belum merasa transportasi massal punya rasa aman, nyaman, dan efisien. Hadirnya sebuah moda transportasi memikirkan empat aspek utama.

 

Pertama aspek keadilan sosial yang berupa kesetaraan dalam pengguna. Saat ini, kendaraan menjadi bentuk status sosial di lapisan masyarakat, hadirnya kendaraan umum yang layak akan menggerus sosial dan tentu saja menghadirkan kesetaraan pada semua pengguna.

 

Aspek kedua adalah keselamatan, alat transportasi haruslah aman dikarenakan di jalan raya ada banyak gesekan yang berpotensi membahayakan penumpang dan pengendara. Aspek ketiga adalah lingkungan, kendaraan yang digunakan harus bebas polusi.

 

Tentunya sudah menggunakan bahan bakar ramah lingkungan dan tentu saja faktor kebisingan yang dihasilkan oleh polusi udara. Serta aspek keempat dan terakhir adalah biayanya yang ekonomis. Harga yang murah adalah faktor pemilihan pengguna beralih ke moda transportasi massal.

 

Salah satu wujud pemerintah bisa saja memberikan subsidi hingga menggratiskan pengguna. Dorongan ini jelas sangat membantu, apalagi haltenya berada di lokasi strategis. Studi kasus pada TransKoetaradja, sejak awal dihadirkan sudah jelas pemerintah memberikan subsidi dan menggratiskan penggunanya. Jelas ini sangat membantu terutama trayek yang banyak terjadi mobilitas penumpang.

 

Menghadirkan SMART dalam Sistem Transportasi Perkotaan

Menciptakan suatu moda transportasi jelas tidaklah mudah. Namun paling mudah adalah mengadopsikan konsep sesuai dengan kota tersebut. Banda Aceh termasuk cepat dalam integrasi dengan kendaraan umum terutama pasca tsunami. Metode yang layak diterapkan adalah SMART (Scheme Mode of Transportation).

 

Pada skema ini mencakup sejumlah aspek penting mulai dari kendaraan pribadi, transportasi umum, sepeda, atau berjalan kaki. Proses pengaturan rute transportasi, jalur dan rute, fasilitas, dan kebijakan penentuan tarif.

 

Selain menyediakan moda transportasi umum yang aman, nyaman, dan tepat waktu sebagai ciri sarana transportasi yang modern adalah membangun sistem transportasi terintegrasi. Memberikan kemudahan bagi warga dalam mengakses sarana transportasi sejak keluar dari rumah, lokasi transit, sampai ke tujuan, dan kembali lagi ke rumah.

 

Penerapan yang saat ini sudah ada di Banda Aceh dengan menghadirkan skema transportasi berbasis bus bernama TransKoetaradja. Aspek yang diperhatikan meliputi pengembangan jalur khusus bus, pengoptimalan jaringan rute, dan pengaturan tarif yang terjangkau.

 

Skema ini terus berkelanjutan dengan menghadirkan transportasi idaman lainnya yang ramah lingkungan seperti sepeda atau pun kendaraan listrik. Skema terakhir makin lengkap dalam penerapan teknologi di dalamnya.

 

Pada kendaraan umum sudah terkoneksi secara sistem dan waktu keberangkatan dan waktu tiba. Tak hanya itu saja, semua dibarengi dengan sistem pembayaran cashless dan pemantauan cerdas pada sistem lalu lintas dan armada tersebut.

 

Terobosan Baru di Transportasi Umum: Koetaradja App

Kemudahan dan minimnya waktu menunggu adalah masalah orang menggunakan kendaraan umum. Menciptakan kebiasaan naik kendaraan umum butuh waktu lama, di kota besar itu terjadi karena kemacetan dan lahan parkir yang terbatas.

 

Mau tak mau, kendaraan umum mulai jadi opsi. Banda Aceh jangan sampai di tahap ini karena jelas merugikan secara ekonomi, waktu, dan psikologis. Melalui promosi dan aplikasi dengan konsep: Koetaradja App mampu menjangkau semua moda transportasi di Banda Aceh.

 

Beberapa fitur penting harus ada seperti menampilkan waktu keberangkatan bus secara real time. Bila berpatokan pada durasi 10 menit setiap waktu tiba jelas sering molor, penumpang jelas kecewa pada fase ini. Sedangkan bila secara real-time otomatis akan membuat penumpang lebih fleksibel dalam menunggu tanpa harus ke halte terlebih dahulu.

 

Tak berhenti di situ saja, ada fitur mengenai sopir yang membawa kendaraan. Penumpang bisa melihat wajah sopir dan rekam jejaknya. Melalui bintang (kepercayaan) yang diberikan oleh penumpang sebelumnya. Kondisi ini jelas menghindari sopir ugal-ugalan dan tiba sesuai SOP.

 

Bila di sistem transportasi online, sifat mereka bekerja lepas tentunya membuat  perusahaan tidak terlalu tegas mengenai urusan ini. Sedangkan para pengemudi di bus atau layanan transportasi umum lainnya. Mereka jelas harus patuh dan memenuhi SOP yang sudah diterapkan.

 

Pada fitur juga terdapat juga kouta, dalam hal ini adalah jumlah maksimal kursi yang tersedia di dalam bus. Tujuannya adalah meminimalisir desak-desakan antar penumpang yang bukan muhrim. Sebagai daerah yang mengedepankan syariat Islam, Aceh memberi ruang berbeda antar penumpang pria dan wanita di fasilitas publik.

 

Peran kondektur ini adalah mengarahkan penumpang sesuai zona tempat duduknya. Pada konteks ini, rasa aman penumpang khususnya wanita dan kepercayaan penumpang pada transportasi massal akan terus meningkat bila terus dipertahankan.

 

Pada aplikasi Koetaradja App mampu memberikan sejumlah informasi pada segala transportasi yang tersedia. Hanya saja dengan aplikasi bisa makin membuat dekat masyarakat terutama saat menjadi Super App.

 

Akan ada banyak mitra bisnis yang bekerja sama seperti dalam proses pembayaran, promosi jenis makanan khas Aceh, lokasi wisata hingga kegiatan pendidikan di Kota Banda Aceh. Ini bisa menjadi cikal bakal mercant yang menguntungkan kedua belah pihak.

 

Selain itu, aplikasi bisa diterapkan tak hanya di TransKoetaradja tapi bus sekolah. Ada peran teknologi yang bisa mengontrol sang anak hingga sampai ke tujuan. Bagi sebagian orang tua, mengantarkan sang buah hati sebagai wujud perhatian dan potensi si anak aman sampai ke sana. Hadirnya moda transportasi yang aman dan menjangkau perumahan tentunya mengurangi mobilitas macet.

 

Pada koridor tertentu, akan datang bus sekolah yang menjemput setiap anak. Aplikasi yang sifat real time ini bisa dilihat dari gawai orang tua.  Mengetahui jam berapa bus akan melaju dan tiba ke titik penjemputan. Sehingga waktu tunggu anak sekolah makin kecil dan mengurangi orang tua atau anak membawa kendaraan pribadi.

 

Aplikasi juga bisa memantau secara real-time jumlah kursi yang masih tersedia. Umumnya bus sekolah dipenuh para siswa sehingga berdesak-desakan. Kondisi ini jelas tak aman dan berisiko terjadinya kecelakaan. Ada petugas dari Bus Sekolah yang mengatur mekanisme ini dengan teratur. Pikiran orang tua di rumah atau di kantor jadi lega, termasuk tahu anaknya masuk sekolah atau tidak.

 

Menciptakan Pengalaman tak Terlupakan dari Armada Massal

Pengalaman dan kesan pertama yang mengesankan, akan menimbulkan rasa ketagihan. Pada konsep ini berlaku di banyak aspek tak hanya di bidang ekonomi saja termasuk jasa yang ditawarkan.

 

Alasan penumpang tidak betah dan tidak mau mencoba lagi jelas karena tidak mengenakkan baginya. Itu adalah opsi terburuk yang membuatnya harus transportasi massal. Penumpang kini membeli sebuah jasa tidak hanya sebatas butuh tapi pengalaman dan pelayanan terbaik yang ia dapatkan.

 

Bila mereka gagal mendapatkan pengalaman terbaik tersebut, jangan harap mereka mau mencoba lagi. Stigma buruk langsung melekat. Toh sudah punya kendaraan pribadi, untuk apa harus repot-repot naik kendaraan umum.

 

Tugas pemerintah sebenarnya cukup mudah namun butuh sedikit kerja keras. Tak harus berinvestasi dengan nominal yang besar pada bentuk fisik. Namun melalui pelayanan dan promosi yang baik. Tugas ini dilakukan secara terus-menerus hingga di satu titik penumpang yang enggan naik kendaraan umum mencoba.

 

Penumpang-penumpang baru ini pasti menceritakan pengalamannya pada teman-temannya. Berawal hanya mencoba, kini bisa mengurangi penggunaan rutin kendaraan pribadi. Apalagi pengalaman pertama yang baik yang ia dapatkan membuat rasa ketagihan dan penasaran untuk pengalaman selanjutnya.

 

Memberdayakan Anak Usia Dini pada Transportasi Massal

Selama ini, yang menjadi fokus anak-anak remaja adalah bisa memiliki kendaraan pribadi. Tak jarang dari orang tua mengumpulkan uang hanya sebagai kado ulang tahun saat si anak mendapatkan SIM.  Pola ini jelas tentu tidak baik, secara mental dan fisik mereka belum siap.

 

Dorongan lingkungan membuat orang tua kadang menyerah dan akhirnya membiarkan sang buah hati mengaspal bersama teman-temannya. Ada banyak anak-anak yang menjadi calon penerus bangsa, merenggang nyawa di jalan raya akibat diberikan kebebasan berkendaraan dan masih minim mementingkan keselamatan di jalan raya.

 

Adopsi perkenalan transportasi massal idaman tak hanya sebatas kenyamanan dan ketersediaan saja. Bagaimana cara mengubah stigma kendaraan massal sebagai kendaraan pilihan utama setelah kendaraan pribadi. Ini bisa diwujudkan dengan cara Bus goes to Home.

 

Para orang tua tidak lagi harus memikirkan anaknya harus di antar ke sekolah. Penyebab kemacetan terbesar yang terjadi di perkotaan terjadi pada jam-jam sibuk, volume kendaraan terbesar saat orang tua mengantar anaknya.

 

Penerapan bus sekolah mampu mengurai macet di jam-jam sibuk pada sejumlah titik. Bus sekolah yang akan menjemput si anak dari depan pintu rumah atau titik kumpul penjemputan. Ini membuat anak bisa menciptakan keakraban dengan teman-teman satu sekolahnya bahkan setelah keluar dari gerbang sekolah. Sekolah pun tak harus kesulitan mencari atau memperluas area parkir hanya dari kendaraan siswa yang kadang memakan banyak ruang.

 

Pendidikan sejak dini dari menggunakan transportasi massal. Membenahi sektor transportasi butuh waktu lama selaras dengan pendidikan dini. Saat para anak-anak tersebut tumbuh dewasa, mereka akrab dengan transportasi. Bahkan punya kendaraan pribadi bukan sebagai status sosial lagi.

 

Menciptakan Transportasi Massal di Pusat Pendidikan

Tak hanya menarik minat anak-anak usia dini, namun generasi setelahnya juga mendapatkan pelayan serupa. Pemerintah bisa melihat ini sebagai peluang besar dalam memobilitas dan mengurangi kemacetan di Kopelma (Kompleks Pelajar dan Mahasiswa).

 

Selama ini mahasiswa akrab dengan kendaraan pribadi yang orang tua berikan. Sebagai lokasi kampus, jelas dibutuhkan banyak shelter yang bisa memobilitas dari dan dalam kampus. Hadirnya TransKoetaradja tentu memudahkan mobilitas mahasiswa di jam-jam sibuk.

 

Salah satu terobosan yang dilakukan oleh Dishub Aceh adalah hadirnya bus baru. dengan bentuk yang lebih minimalis. Bentuk yang lebih besar mempertimbangkan banyak aspek, salah satunya adalah memudahkan proses manuver dan mobilitas kendaraan di setiap halte.

 

Ukuran jalan di Banda Aceh khususnya area Kopelma pun jadi alasan, ada sejumlah lokasi yang memiliki badan jalan yang sempit. Tentunya bentuk Bus memudahkan proses perpindahan jadi lebih cepat dan mudah. Tak berhenti di situ saja, ada dukungan teknologi yang disematkan di dalamnya.

 

Dukungan itu berupa penyediaan perangkat telematika berbasis IoT dan AI untuk pengawasan pengemudi serta keselamatan penumpang pada 7 armada Bus Trans Koetaradja. Pada Bus baru, terdapat perangkat TAM Fleet dengan teknologi IoT serta AI. Ini mengamankan penumpang berkat sejumlah teknologi seperti Driver Safety Monitoring.

 

Bertujuan memantau perilaku pengemudi sehingga dapat mencegah melakukan pelanggaran selama armada beroperasi. Perangkat lainnya berupa Blind Spot Detection yang menggunakan 3D depth camera berbasis AI, yang mampu mendeteksi keberadaan pejalan kaki dan kendaraan di sekitar armada dengan keakuratan mencapai 95 persen.

 

Transportasi Massal Membangun Konsep Pariwisata dan Bisnis

Selama ini transportasi massal hanya menyasar lokasi pusat perkantoran, perbelanjaan, dan kampus. Lokasi-lokasi ini hanya ramai pada hari tertentu saja, sedangkan pada hari libur dan akhir pekan.

 

Ada banyak masyarakat berbondong-bondong mencari lokasi wisata.  Petang hari di akhir pekan terjadi kemacetan sepanjang lokasi wisata, penyebab utama tentu saja kendaraan pribadi yang membludak. Alasan utama menggunakan kendaraan pribadi karena tidak tersedianya transportasi umum untuk tiba di sana.

 

Rute-rute di hari sibuk sepi, namun sebaliknya dengan rute ke sejumlah lokasi wisata yang membludak. Rekayasa rute juga harus diadakan dalam hal mengetahui kebiasaan masyarakat. Bagi saya pribadi ini adalah peluang sangat besar, adanya transportasi massal bisa jadi opsi utama menjangkau lokasi wisata.

 

Peran di sini transportasi massal bukan sebatas memindahkan massa saja. Akan tetapi jadi moda yang menumbuhkan ekonomi. Bus bisa saja berhenti di tempat wisata ikonik yang ada di Banda Aceh atau sekitarnya. Pusat pemberhentian berada dekat dengan sentra UKM di suatu lokasi wisata.

 

Termasuk dalam wujud mempromosikan produk dan wisata yang ditonjolkan. Bila di hari kerja identik dengan menggambarkan informasi dan keunikan setiap rute. Kini di akhir pekan berubah menjadi layaknya bukan bus transportasi massal melainkan layaknya bus pariwisata.

 

Tak ada waktu yang harus diburu agar bisa tiba secepat mungkin ke lokasi wisata dan penumpang bisa merasakan pengalaman layaknya turis. Ini bagi saya seakan bermanfaat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang meningkat saat ke tempat wisata. Lokasi wisata jelas diuntungkan karena mendapatkan promosi secara menyeluruh bila bekerja sama dengan pihak Dishub.

 

Selama ini transportasi massal sangat sulit untuk balik modal. Pemerintah mengucurkan begitu banyak perawatan armada, halte, menggaji pengemudi dan kondektur. Model bisnis baru harus ditanamkan dan malah menguntungkan.

 

Bila di awalnya adalah penerapan sistem Super App bernama Koetaradja App, selanjutnya adalah membangun konsep Unlimited Member. Pengguna layanan bisa menggunakan moda transportasi sebanyak mungkin dengan hanya membayar keanggotaan. Berawal dari penasaran, lama-kelamaan akan menciptakan kebiasaan.

 

Naik kendaraan massal bukan hanya sebatas pilihan terakhir namun menjadi pilihan menarik. Ia mampu menghadirkan aplikasi, wisata hingga tentu saja keanggotaan. Cara unik menciptakan transportasi idaman masyarakat perkotaan.

 

Semoga tulisan ini menginspirasi kita semua khususnya dalam adopsi transportasi perkotaan modern yang ramah ke segala kalangan serta menumbahkan sisi ekonomi, edukasi, dan pariwisata.


Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer

Part of EcoBlogger Squad

Part of EcoBlogger Squad