Bekerja terhubung secara online kini menjadi role model baru. Kebiasaan mengerjakan tanpa harus bertemu dan tentunya bisa dikerjakan di mana saja asalkan terhubung ke internet. Cara ini makin terdepan saat pandemi terjadi dan membuat banyak orang harus memulai pekerjaannya dari rumah.
Bisa dibilang inilah waktunya cloud computing bisa
menunjukkan tajinya dalam mencari market baru di dunia cloud. Selama ini sistem
kerja mengandalkan hardware sebagai basis utama dianggap cukup lama hingga
akhirnya internet dianggap sudah cukup cepat dalam proses data.
Secara tak langsung ini bisa membuat jadi lebih
efisien, bisa terhubung di mana saja dan tentu saja bisa menekan biaya hardware
yang naik tak karuan. Memang untuk saat ini kebutuhan hardware yang tinggi
membuat harganya melambung tinggi. Sehingga opsi berbasis cloud layak dipilih
mengingat jaring internet makin ngebut.
Bahkan kini menjadi role model baru dalam proses
penyimpan data yang lebih aman dan cepat diakses. Berbanding lurus dengan biaya
maintance hardware yang harus diupdate dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan cloud hanya dengan berlangganan pada provider yang tersedia.
Kebutuhan internet makin hari makin besar, manusia
malah makin rakus akan bandwidth. Itu wajar mengingat hampir semua sendi
kehidupan sudah terkoneksi dengan internet. Tak hanya kouta yang cukup boros,
namun jumlah penyimpanan yang makin bertambah besar dan banyak.
Salah satunya kini dengan kehadiran 5G, dampak yang
ditimbulkan dari 5G begitu luas dan akan merevolusi beragam perangkat terutama
dalam penyimpanan data. Bukan hanya menghubungkan 6 hingga 7 miliar orang saja.
Namun menghubungkan dengan puluhan miliar benda di sekitar manusia.
Bila dulunya orang awam skeptis dan menganggap bahwa: Untuk apa internet cepat, paling hanya
digunakan untuk browsing dan streaming semata. Sekarang seakan
terjawab semua termasuk akan kebutuhan penyimpanan dan pengolahan data secara
cepat.
Sejarah Panjang Cloud Computing
Cloud computing nyatanya sudah lama hadir dan itu lahir dari proses computing
resources yang digunakan secara global saat awal era internet di tahun
60-an. Hingga akhirnya lahir Intergalactic Computer Network dan menjadi
bagian dari pengembangan Advanced Research Projects Agency Network
(ARPANET) di tahun 1969.
Perjalanan Cloud Computing sebenarnya tumbuh dan
berkembang bersama internet dan web. Terlihat bahwa pendorong utama teknologi
komputasi ialah adanya revolusi internet. Saat era 90 tiba, ada banyak perusahaan
telekomunikasi mulai menawarkan VPN layanan jaringan pribadi dengan kualitas
lebih baik, tapi biaya lebih rendah.
Untuk menyeimbangkan penggunaan server, mereka
menggunakan bandwidth jaringan, lalu menggunakan simbol awan sebagai petunjuk
titik demarkasi antara provider dan pengguna. Pada dasarnya, Komputasi Awan
memperluas batas untuk menutup server serta infrastruktur jaringan.
Memang saat itu hingga kini era desktop komputer masih
cukup populer karena kemampuan internet yang masih sangat lambat dalam
aksesnya. Hingga akhirnya lahir Application
Service Provider (ASP) yang menawarkan akses program aplikasi tertentu
melalui web. Faktor pendorong kemajuan konsep ini adalah munculnya berbagai
layanan hosting dan bahasa pemrograman berbasis web.
Sampai akhirnya muncul terobosan baru bernama Cloud
Computing yang tak bergantung pada sistem operasi tertentu. Hanya perlu
mengakses internet dan menuju alamat situs untuk menjalankan program yang
dibutuhkan. Apalagi internet makin dirasa ngebut sehingga lebih mudah dalam
proses aksesnya.
Sehingga yang kini lahir banyak layanan dalam bentuk Software
as a Service (SaaS). Sekalian dengan lahir aplikasi bernama Customer
Relationship Management (CRM) yang beroperasi dengan internet di akhir
tahun 90-an. Bisa dibilang keduanya saling berkaitan satu sama lain.
Di era 2000-an awal, gebrakan besar di bidang Cloud
Computing paling kentara datang dari Amazon Web Services melalui teknologi Elastic
Compute Cloud (EC2). Tak berapa lama kemudian disusul oleh pesaingnya mulai
dari Google App Engine, dan IBM Blue Cloud Initiative.
Di era kini, perkembangan cloud computing makin
mencolok dan tentunya menjadi gaya baru dalam proses penyimpanan aman dan
cepat. Bebas dari bencana alam, update software berjangka hingga bisa
diakses kapan saja untuk yang bekerja remote.
Penyedia layanan memberikan banyak kemudahan yang tak
dimiliki oleh hardware. Bermodalkan internet, kini akses data bisa diakses
tanpa harus banyak membuat duit dalam mengupdate hardware tahunan.
Ada dua perbedaan antara sistem layanan cloud dan on-premise
dalam penyediaan internet. on-premise adalah adopsi teknologi yang di
mana mulai dari pengadaan infrastruktur hingga software dilakukan sepenuhnya
oleh perusahaan itu sendiri.
Sedangkan on-cloud mengadopsikan internet
sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi. Nah dalam hal ini perusahaan penyedia
memiliki akses akun setiap perusahaan. Serta seluruh infrastruktur disediakan
oleh cloud provider dan segala masalah yang dihadapi.
Yuk Kenalan Cloud Computing Lebih Jauh
Buat yang masih bingung dan penasaran, Cloud
Computing berjalan secara mandiri dengan mengandalkan cloud dan server
pusat. Menggunakan konsep On demand service delivery tanpa harus menunggu
lama. Serta proses perbaikan dalam pihak penyedia layanan.
Memberikan layanan on-demand untuk menyewa
kekuatan komputasi, basis-data, penyimpanan, aplikasi, dan sumber daya TI
lainnya yang diakses melalui internet dengan harga pay-as-you-go. Konsep
yang menarik sehingga lebih hemat dan fleksibel dalam segala hal.
Lalu muncul pertanyaan, bagaimana konsep kerja dari
cloud computing?
Konsep yang diterapkan dari cloud computing
berasal dari dua konsep berbeda yaitu front-end dan back-end.
Perbedaannya pada front-end berupa aplikasi yang dilihat oleh pengguna
pada aplikasi. Lalu Back-end merupakan cloud yang terdiri dari komputer,
server, dan sistem penyimpanan.
Pada sistem server yang digunakan ada banyak yang
dikelola secara langsung pada sistem. Mulai dari jumlah trafik hingga keinginan
klien yang cenderung berbeda-beda. Apalagi ada banyak tipe lainnya mulai dari Cloud
Services dan Model Cloud Deployment.
Lalu pusat server memastikan semua berjalan dengan
lancar sesuai dengan protokol yang dijalankan. Pusat server memiliki backup
dengan menyalin data supaya data tersebut bisa diamankan dan kendala lainnya.
Tak hanya itu saja, ada sejumlah layanan pilihan yang
ada pada cloud computing yang digunakan. Mulai dari Software as a
Service (SaaS), Platfom As A Service (PaaS), dan Infrastructure
as a Service (IaaS). Setiapnya punya keunikan dan kelebihan pada layanan
yang berikan.
Pertama dari Software as a Service (SaaS), ini
layanan cloud yang langsung bisa digunakan oleh pengguna tanpa butuh mekanisme
rumit. Contoh nyatanya seperti: Google Workspace, Dropbox, dan Office 365
buatan dari Microsoft.
Kedua dari Platfom as a Service (PaaS),
merupakan layanan cloud yang menyediakan tempat bagi pengembang aplikasi untuk
bisa memasang aplikasinya dengan mudah tanpa harus mengelola server. Contoh
dari layanan PaaS yaitu salah satunya Cloud Application Platform
Infrastructure as a Service (IaaS), menyediakan layanan cloud sampai ke level server. Server di sini
biasanya dalam bentuk virtual. Melalui akses ke server pengguna memiliki
keleluasaan untuk melakukan instalasi aplikasi dan tools yang dibutuhkan.
Perbedaan Mendasar Layanan Penyedia Cloud dan On-Premise
Ada sejumlah perbandingan yang dirasakan oleh pengguna
dari perbedaan dari on-premise dan on cloud dalam penggunanya.
Ini jadi pertimbangan dan juga perbandingan yang bisa digunakan oleh klien
dalam mengetahui keinginannya cocok ke arah mana. Bahkan bisa mencoba keduanya,
cekidot.
Urusan biaya, Pada on-premise, perusahaan harus siap mengeluarkan biaya yang
besar di awal karena bentuknya yang bersifat capex. Sedangkan on-cloud, perusahaan
bisa melakukan pemutusan sewaktu-waktu dengan penyedia layanan.
Urusan Keamanan, Sebagian perusahaan yang menerapkan on-premise, sering kali
merasa data yang mereka miliki tersimpan dengan baik dan aman di data center di
perusahaan. sedangkan on-cloud, dikarenakan cloud provider memiliki
skala global yang terkoneksi secara internet di mana pun.
Urusan penjaminan data. Perusahaan harus meneguhkan keyakinan apakah setiap data yang dimiliki
akan ditaruh di on-premise atau on-cloud. Hal ini penting
diperhatikan agar setiap data yang akan dialokasikan antara kedua lokasi itu
tidak bermasalah dengan aturan.
Urusan privasi data, Nah mengenai data tentunya sudah disimpan perusahaan harus menjamin keamanan
kepemilikan data itu. Berkaca dari kejadian, suatu negara bisa meminta data
untuk ditempatkan di wilayah kedaulatan negara itu.
Urusan stabilitas. Dalam hal ini, on-prem sebenarnya dapat dibuat secara stabil
namun dengan risiko biaya yang dikeluarkan besar. Sedangkan on-cloud, saat ini
sudah banyak cloud provider yang membuat sistem yang sangat stabil dan
perusahaan cukup membayar biaya berlangganan.
Urusan kompatibilitas. on-premise punya kontrol penuh terutama dalam kompatibilitas
antar aplikasi dan sistem. Di on-cloud pun rata-rata kini mereka sudah
menawarkan konsep yang juga terbuka, di mana semua itu bisa saling
kompatibilitas.
Sisi Unggul Berkembangnya Cloud Computing
Ada banyak sisi menarik andai saja cloud computing
yang bisa diulik terutama pengembangan yang terus menarik dicoba oleh beragam
klien. Jika digunakan dengan benar pada data di cloud dapat sangat
menguntungkan semua lini bisnis.
Berikut sejumlah potensi besar dari cloud computing
yang sangat berguna dalam pemilihan dan penyimpanan data klien mengingat bisnis
cloud sangatlah pesat. Cekidot:
Akses ngebut, Pada layanan cloud memberi keuntungan dari akses cepat. Setelah dalam
menu cloud, data langsung bisa dilihat dan digunakan. Seluruh sistem dapat
berfungsi penuh dalam hitungan detik saja. Tak ada istilah lelet dalam mencari
data usaha atau perusahaan Anda.
Hemat biaya, Komputasi
awan mungkin menggunakan, memelihara, dan memutakhirkan secara aplikatif. Sudah
pasti lebih murah terutama perusahaan tidak harus mengeluarkan banyak uang
dalam memperbaru perangkat.
Penggunaan sistem cloud secara signifikan menurunkan
biaya TI perusahaan yang makin lama makin membengkak. Biaya yang bertambah
terutama dari update hardware, sedangkan cloud bisa menekan ini. Hanya
saja jumlah kapasitas cloud harus diketahui sesuai dengan kebutuhan klien.
Pengguna tak lagi pusing dalam memikirkan biaya mendesak
seperti, Sewa gedung, biaya listrik, proses maitenance AC, Fire Mitigation
System, baiaya Personil SysOps, SecOps,NOC, dan sebagainya. Termasuk potensi
bencana alam seperti banjir yang bisa merusak perangkat hardware.
Penyimpanan tak terbatas, Menyimpan informasi di cloud memberi Anda kapasitas penyimpanan yang
hampir tak terbatas. Anda tidak perlu lagi khawatir kehabisan ruang penyimpanan
atau meningkatkan ketersediaan ruang penyimpanan Anda.
Anda hanya butuh tahu kapasitas yang dibutuhkan dari
penyimpanan. Ini membuat data yang disimpan jadi optimal sepenuhnya tersimpan.
Tanpa harus membeli layanan cloud dan on-premise sekaligus, jelas
tidak efisien
Pencadangan dan pemulihan praktis, cloud, relatif lebih mudah daripada menyimpan di penyimpanan yang sama
di perangkat fisik. Selain itu, sebagian besar penyedia layanan cloud biasanya
cukup kompeten untuk menangani pemulihan informasi. Oleh karena itu, ini
membuat seluruh proses pencadangan dan pemulihan lebih sederhana daripada
metode penyimpanan data tradisional lainnya.
Terintegrasi pada software, penggunaan cloud punya kemudahan dalam proses integrasi pada software secara
otomatis. Pengguna tidak perlu melakukan upaya untuk menyesuaikan karena sudah
terhubung secara langsung.
Hanya dibutuhkan sedikit proses pelatihan dan
pembiasaan bagi pengguna. Ini membuat para pengguna lebih paham akan tool yang
digunakan. Serta konsepnya tidak jauh beda dengan on-premise yang
sebelumnya sudah umum digunakan.
Tidak hanya itu, cloud computing memungkinkan Anda
untuk menyesuaikan opsi Anda dengan sangat mudah. Oleh karena itu, Anda dapat
memberikan layanan dan aplikasi perangkat lunak yang menurut Anda paling sesuai
dengan perusahaan Anda.
Akses informasi nan mudah, Nah setelah terdaftar pada
layanan cloud. Segala fitur yang nyaman, memungkinkan Anda bergerak melampaui
masalah zona waktu dan lokasi geografis. Asalkan ada internet, pekerjaan
kantoran bisa dikerjakan di mana saja sehingga membuat lebih fleksibel dalam
mengeksekusi pekerjaan.
Kelemahan yang Bisa Mendera Cloud Computing
Meskipun sedang berkembang pesat, namun tetap saja cloud
computing punya cela. Sebagai layanan baru dan tentunya dekat dengan
teknologi dalam penerapannya.
Kelemahan ini jadi alasan membuat klien masih belum
berani beralih ke layanan cloud. Berikut sejumlah potensi yang bisa mengancam
dari cloud computing. Cekidot:
Permasalahan teknis, Meskipun data di cloud dapat diakses kapan saja dan di mana saja, ada
kalanya sistem ini dapat mengalami kendala yang sangat mengganggu terutama urusan
teknis. Pengguna harus selalu waspada akan rentannya gangguan internet, listrik,
hingga masalah teknis lainnya.
Bahkan penyedia layanan cloud terbaik mengalami
masalah seperti ini, meskipun mempertahankan standar pemeliharaan yang tinggi.
Selain itu, Anda harus masuk ke server setiap saat. Anda akan selalu terjebak
dalam masalah jaringan dan konektivitas.
Keamanan pada layanan cloud, Tak hanya itu saja, sebelum
mengadopsi teknologi ini, Anda harus tahu bahwa Anda akan memberikan semua
informasi sensitif perusahaan kepada penyedia layanan cloud pihak ketiga.
Masalah keamanan sangat rentan dan harus mempercayakan pada layanan cloud yang
tepat.
Bila tidak, data perusahaan bisa saja dijual secara
bebas atau dimanfaatkan pada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab pada data
tersebut. Bisa saja lawan bisnis hingga bahkan jatuh ke situs gelap yang
membeli data mahal perusahaan Anda dengan harga sangat murah.
Rawan akan serangan peretas. Menyimpan informasi di cloud dapat membuat perusahaan anda rentan
terhadap serangan dan ancaman peretasan eksternal. Seperti yang Anda ketahui,
tidak ada satu pun di internet yang sepenuhnya aman dan karenanya, selalu ada
kemungkinan menyembunyikan data sensitif.
Hanya saja, layanan yang baik sudah pasti dibekali
dengan para teknis andal yang siap menangkal itu semua. Aksi peretas pun bisa
dicegah dengan cara mengelabuhi para peretas sehingga data klien tetap aman
dari serangan.
Benarkan Cloud Computing adalah Masa Depan Komputasi
Dunia ?
Bila dalam waktu dekat dirasa belum, banyak
pertimbangan yang menjadi alasan para orang beralih ke layanan cloud. Namun
untuk jangka waktu lama ditambah dengan makin dikenalnya layanan tersebut di
masyarakat.
Untuk membuat para level dari perorangan, UKM, hingga perusahaan
besar, butuh waktu panjang. Misalnya saja dengan adanya penyedia layanan,
perangkat, dukungan internet hingga tentu saja tren. Ini ditambah dengan promosi
yang gencar atau bisa dibilang dengan jemput bola dalam mencari klien.
Bisa dibilang reputasi sebuah perusahaan cloud
computing dipengaruhi besar oleh kepercayaan para klien. Saat ini, layanan
komputasi didominasi oleh AWS, AZURE, dan Google Cloud Platform. Nama besar
yang sebelumnya sudah lama berkecimpung di dunia jasa internet.
Nama besar tersebut data sekalian ke tanah air dan
melihat luasnya potensi data di Indonesia yang dibutuhkan kini dan di masa
depan. Hanya saja tetap ada berita baik dan berita buruk yang mendera saat
perusahaan penyedia layanan cloud sudah berkantor di tanah air.
Saat ini sudah banyak layanan lokal yang cukup
menarik. Hadirnya pemain besar jelas saja menjadi ancaman nyata. Namun ini juga
menjadi motivasi dalam meningkatkan kualitas layanan dan tentu saja promosi.
Para pemilik layanan cloud lokal umumnya menargetkan
sejumlah pemilik usaha kecil seperti UKM dalam mencari pasarnya. Ini karena
biaya kecil dan tentu saja tidak kompleks seperti yang dibutuhkan perusahaan
besar.
Bisa dibilang jadi gerbang baru, apalagi kini banyak
yang bekerja dari rumah (WFH). Lonjakan penggunaan data saat pandemi jelas
meningkat termasuk buat perusahaan kecil yang sejak awal berminat terjun jauh
ke dunia digital.
Itu juga didukung dengan lahirnya banyak website dari
UKM yang mereka rasa berjualan online menarik sekaligus jadi wadah membangun
personal branding. Serta jalan pertama untuk mencicipi cloud yang jauh lebih
fleksibel dalam mengelola data.
Kini layanan internet dianggap berkembang pesat dan
bisa saja jadi kiblat baru dalam teknologi cloud. Selama ini dianggap kurang menarik,
saat masyarakat lebih tertarik dengan perkembangan Metaverse dibandingkan
dengan cloud yang bisa memajukan usaha secara digital.
Semoga tulisan ini memberikan inspirasi untuk kita
semua terkait dengan cloud computing, akhir kata: Have a Nice Days.
0 komentar:
Post a Comment