Monday, October 31, 2022

Nasib NFT, Layu Sebelum Berkembang

Siapa yang tak kenal NFT?

Ia jadi primadona di tahun 2021 hingga pertengahan tahun 2022. Gebrakan yang besar dari dunia kripto seakan mendorong NFT juga berkembang dan dianggap sebagai wadah para seniman menjual karya.

 

Tanpa harus masuk ke museum seni yang butuh validasi yang rumit. Cukup membuat akun NFT hingga akhirnya token NFT dari karya kita bisa dijual pada fans. Menguntungkan bukan?

 

Dalam dunia digital, NFT digunakan untuk merepresentasikan kepemilikan suatu aset digital seperti gambar, video, musik, dan konten digital lainnya. Bahkan dianggap cara baru dalam menjual karya berbasi kripto.

 

NFT memungkinkan seseorang untuk memiliki aset digital secara eksklusif, seperti koleksi seni digital, yang dijamin keasliannya dan tidak dapat dipalsukan.

NFT didasarkan pada teknologi blockchain yang sama dengan kripto seperti Bitcoin dan Ethereum, namun memiliki karakteristik yang berbeda. Sebuah NFT mengandung informasi tentang aset digital yang mewakilinya, seperti pemiliknya, waktu penciptaan, dan sejarah transaksi.

 

Dipengaruhi oleh keunikan dan keaslian setiap NFT, harga NFT dapat sangat bervariasi, tergantung pada popularitas dan kelangkaannya.

 

NFT semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam industri seni digital, di mana para seniman dan kolektor memanfaatkan teknologi ini untuk memperdagangkan karya seni digital dan menghasilkan keuntungan.

 

Selain itu, NFT juga mulai digunakan di industri musik dan game, di mana pengguna dapat memiliki aset digital seperti lagu dan karakter game secara eksklusif.

 

Sejarah Awal NFT

Sejarah awal mula NFT bermula pada tahun 2012, ketika proyek bernama "Colored Coins" diluncurkan di atas blockchain Bitcoin. Proyek ini memungkinkan pengguna untuk memberikan "warna" pada Bitcoin mereka, sehingga menciptakan aset digital baru yang dapat direpresentasikan di dalam blockchain. 

Namun, NFT yang lebih dikenal saat ini lahir pada tahun 2017, ketika game bernama CryptoKitties diluncurkan di atas blockchain Ethereum. CryptoKitties adalah game di mana pengguna dapat membeli, menjual, dan mengumpulkan kartun kucing digital yang unik, masing-masing direpresentasikan oleh NFT yang unik.

 

Game ini menjadi sangat populer dalam waktu singkat dan memunculkan keinginan untuk memanfaatkan teknologi NFT untuk berbagai jenis aset digital.

 

Sejak itu, penggunaan NFT semakin meluas dalam berbagai industri, termasuk seni, musik, dan game. Beberapa karya seni digital dengan NFT yang terkenal antara lain "Everydays: The First 5000 Days" karya seniman digital Beeple yang terjual seharga 69 juta dolar AS pada Maret 2021.

Serta datang dari tweet pertama Jack Dorsey, pendiri Twitter, yang dijual sebagai NFT dengan harga lebih dari 2,9 juta dolar AS pada Maret 2021.

 

Konsep Kerja dari NFT

Konsep NFT didasarkan pada teknologi blockchain, yang memungkinkan penciptaan aset digital yang unik dan tidak dapat dipalsukan. NFT adalah jenis token khusus yang menggunakan standar ERC-721 di atas blockchain Ethereum, atau standar NFT yang serupa di atas blockchain lain.

 

Setiap NFT mewakili suatu aset digital yang unik dan dapat dibedakan dari aset digital lainnya, seperti karya seni, video, musik, atau bahkan tweet. Setiap NFT memiliki kode unik yang diterbitkan di atas blockchain, yang dapat dilihat oleh siapa saja dan tidak dapat diubah.

Ketika seseorang membeli atau menjual NFT, transaksi itu dicatat di atas blockchain dan diverifikasi oleh jaringan node pengguna blockchain. Dalam proses ini, pemilik NFT dapat memindahkan kepemilikan NFT kepada pembeli dengan mengirimkan token tersebut ke alamat dompet digital pembeli.

 

Penting untuk diingat bahwa NFT tidak memberikan hak kepemilikan atas aset digital yang mewakili. Sebagai contoh, jika seseorang membeli NFT untuk sebuah karya seni digital, mereka hanya memiliki token yang mewakili kepemilikan atas karya seni tersebut, bukan hak cipta atau kepemilikan fisik atas karya seni itu sendiri.

 

Meskipun begitu, konsep NFT memungkinkan para pembuat konten digital untuk menciptakan aset digital yang unik dan memungkinkan para kolektor untuk mengumpulkan dan memperdagangkan aset digital tersebut secara sah dan transparan.

 

NFT yang Ledak dalam Sekejap Mata

NFT menjadi booming dalam seketika karena menggabungkan beberapa faktor. Termasuk di dalamnya adalah hype besar yang dibawanya.

 

Unik dan dapat diverifikasi, NFT menciptakan aset digital yang unik dan tidak dapat dipalsukan, sehingga memberikan kepastian bahwa suatu aset digital adalah asli dan bukan salinan

Keterbatasan pasokan, Karena setiap NFT adalah unik, pasokannya terbatas dan dapat menjadi langka, sehingga membuat para kolektor tertarik untuk mengumpulkan dan memperdagangkan NFT.

 

Kemudahan berdagang, NFT menggunakan teknologi blockchain, yang memungkinkan transaksi yang aman, transparan, dan cepat. Ini memudahkan orang untuk membeli, menjual, dan bertukar NFT dengan cepat dan mudah.

 

Popularitas seniman dan selebritas, NFT menjadi populer di kalangan seniman dan selebritas, karena memberikan cara baru untuk menghasilkan uang dari karya seni atau konten digital mereka. Hal ini menarik minat penggemar untuk membeli NFT dari seniman atau selebritas favorit mereka.

 

Daya tarik pasar kripto, NFT beroperasi di atas blockchain, yang juga digunakan oleh pasar kripto. Ini membuat para investor dan pengguna pasar kripto tertarik untuk mencoba NFT sebagai aset investasi baru.

 

Kombinasi faktor-faktor ini telah membuat NFT menjadi booming dalam seketika, memicu minat dari banyak orang yang sebelumnya belum pernah terlibat dalam pasar seni atau investasi.

Boomingnya NFT di Indonesia

Namun, beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab potensial boomingnya NFT di Indonesia di masa depan antara lain:

 

Pertumbuhan pengguna kripto: Pertumbuhan pengguna kripto di Indonesia cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan adopsi yang semakin luas dari teknologi blockchain dan mata uang kripto. Seiring dengan pertumbuhan ini, minat terhadap NFT sebagai aset digital unik dan berharga juga bisa meningkat.

 

Potensi pengembangan seni digital: Potensi pengembangan seni digital di Indonesia cukup besar, terutama karena keberadaan komunitas seniman dan kreator kreatif yang semakin berkembang.

NFT bisa memberikan cara baru bagi seniman dan kreator untuk memonetisasi karya mereka, sehingga dapat meningkatkan minat dalam penggunaan NFT di Indonesia.

 

Minat pasar kolektor: Minat pasar kolektor di Indonesia juga semakin meningkat, baik itu dalam bentuk seni tradisional maupun modern. NFT bisa memberikan cara baru bagi kolektor untuk mengumpulkan dan memperdagangkan aset digital unik, sehingga bisa menarik minat pasar kolektor di Indonesia.

 

Dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait: Dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait juga bisa menjadi faktor penting dalam mempercepat adopsi NFT di Indonesia.

 

Pemerintah dan lembaga terkait dapat memberikan dukungan dan regulasi yang jelas untuk memastikan adopsi NFT di Indonesia berjalan dengan aman dan lancar.

 

Meskipun saat ini NFT masih belum booming di Indonesia, namun dengan potensi yang dimilikinya dan pertumbuhan pasar kripto yang semakin pesat, tidak menutup kemungkinan bahwa NFT akan menjadi lebih populer di masa depan.

NFT, Redup Sebelum Berkembang

NFT meredup karena terjadi penurunan minat dan permintaan dari pasar. Setelah booming pada awal 2021, banyak orang yang melihat potensi besar dalam NFT dan mulai mencari peluang untuk berinvestasi di pasar NFT.

 

Namun, banyak juga yang menilai NFT sebagai sesuatu yang terlalu spekulatif dan tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.

Selain itu, seperti halnya dengan bentuk investasi lainnya, pasar NFT juga mengalami fluktuasi. Beberapa karya seni digital yang dijual sebagai NFT memiliki harga yang sangat tinggi, bahkan mencapai jutaan dolar, sementara yang lainnya hanya memiliki nilai yang rendah. Hal ini menimbulkan ketidakpastian dan ketidakstabilan dalam pasar NFT.

 

Selain faktor-faktor pasar, juga ada kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari NFT. Proses pembuatan NFT mengonsumsi energi yang besar dan menggunakan teknologi blockchain yang membutuhkan penggunaan listrik yang signifikan.

 

Beberapa orang menganggap bahwa penggunaan energi yang tinggi ini tidak ramah lingkungan dan tidak berkelanjutan.

 

Namun, meskipun saat ini NFT mengalami penurunan minat, tidak menutup kemungkinan akan muncul tren baru di masa depan yang akan meningkatkan minat kembali pada NFT.

 

Apakah benar NFT bisa gantikan karya seni fisik?

Meskipun NFT menawarkan cara baru untuk memiliki karya seni digital, namun tidak dapat sepenuhnya menggantikan karya seni fisik. Karya seni fisik memiliki kehadiran fisik yang dapat dinikmati dan disentuh, yang tidak dapat ditawarkan oleh karya seni digital.

 

Sementara NFT menawarkan kemampuan untuk memiliki karya seni digital secara eksklusif dan menunjukkan kepemilikan yang sah, namun tidak dapat menyajikan pengalaman langsung seperti yang terdapat pada karya seni fisik. 

Sebagai gantinya, NFT dapat dilihat sebagai bentuk baru dari karya seni, yang memungkinkan seniman digital untuk memasarkan dan menjual karya mereka dengan cara yang lebih inovatif.

 

Dengan menggunakan teknologi blockchain, NFT dapat menawarkan bukti kepemilikan digital yang otentik dan menjadikan karya seni digital dapat dihargai sebagaimana karya seni fisik.

 

Namun demikian, NFT masih dalam tahap awal pengembangan, sehingga masih perlu dijelajahi lebih lanjut dalam hal bagaimana teknologi ini dapat meningkatkan dan memperkaya industri seni secara keseluruhan.

 

Kekurangan NFT dalam Berkembang Pesat

Meskipun NFT menawarkan beberapa keuntungan, seperti kemampuan untuk memonetisasi karya seni digital dan memberikan akses ke pasar global yang lebih luas, namun terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan, antara lain:

 

Ketergantungan pada teknologi, NFT bergantung pada teknologi blockchain untuk memastikan keaslian dan kepemilikan karya seni digital. Jika terjadi masalah dengan teknologi blockchain, misalnya kegagalan sistem atau peretasan, maka ini dapat mengancam keabsahan NFT.

Kurangnya regulasi, Saat ini, pasar NFT masih belum diatur secara resmi dan terdapat banyak ketidakpastian terkait keamanan dan hak kekayaan intelektual. Hal ini dapat menyebabkan risiko bagi pembeli dan penjual NFT.

 

Masalah keberlanjutan, Sebagian besar karya seni digital yang dijual dalam bentuk NFT masih belum terbukti dapat bertahan lama. Karya seni digital yang dijual dalam bentuk NFT mungkin tidak selalu terus mendapatkan dukungan dari komunitas atau pasar.

 

Aksesibilitas, Sebagian besar NFT dijual dengan harga yang sangat mahal, membuatnya sulit diakses oleh orang yang tidak mampu atau mengalihkan fokus dari karya seni itu sendiri.

 

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pasar NFT, termasuk pembeli, penjual, dan platform, untuk mempertimbangkan dengan hati-hati risiko dan kelemahan yang terkait dengan teknologi ini.

 

Tantangan NFT di Masa Depan

NFT memiliki beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk dapat berkembang lebih lanjut di masa depan. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

 

Skalabilitas, Saat ini, NFT masih dalam tahap awal pengembangan dan belum memiliki infrastruktur yang cukup kuat untuk menangani permintaan yang semakin meningkat. Harus ada pengembangan teknologi yang lebih canggih dan efisien untuk memungkinkan transaksi NFT yang lebih cepat dan mudah.

Keamanan, NFT menggunakan teknologi blockchain yang mendasarkan pada keamanan kriptografi. Namun, meskipun teknologi ini dirancang untuk keamanan, NFT tetap memiliki risiko keamanan seperti pencurian atau kehilangan token, serta kebocoran informasi pribadi.

 

Regulasi, Saat ini, belum ada regulasi yang jelas untuk NFT, sehingga dapat menimbulkan ketidakpastian hukum. Regulasi yang jelas dapat membantu mengatur pasar NFT, memastikan adopsi teknologi yang lebih luas, dan melindungi kepentingan konsumen.

 

Ketergantungan pada platform, NFT saat ini bergantung pada platform blockchain tertentu, seperti Ethereum. Ketergantungan pada satu platform dapat menjadi risiko jika terjadi masalah pada platform tersebut.

 

Kepemilikan hak cipta, Masalah kepemilikan hak cipta masih menjadi perdebatan di dunia NFT. Beberapa seniman digital masih khawatir bahwa karya mereka dapat di-reproduce tanpa izin mereka dan menghasilkan NFT palsu yang merugikan mereka.

 

Kesimpulan Akhir

Ttren NFT mengalami penurunan datang dari  beberapa faktor seperti infrastruktur teknologi blockchain, perubahan pasar, dan meningkatnya kritik terhadap aspek lingkungan dan etika dari NFT dapat menjadi penyebabnya. 

Meskipun demikian, NFT masih memiliki potensi besar di masa depan dan dapat berkembang kembali dengan adanya solusi untuk mengatasi tantangan tersebut.

 

Toh tak ada yang tahu, nanti ke depan yang menjadi museum seni dalam bentuk digital yang tentunya banyak seniman lebih dihargai tentunya dengan regulasi yang lebih jelas.

 

Share:

0 komentar:

Post a Comment

ROG Phone 8

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer

Part of EcoBlogger Squad

Part of EcoBlogger Squad