Tuesday, November 28, 2023

Kenapa Kita Semua Harus Peduli Pada Mangrove?

 

Pagi itu aku dibangunkan oleh cahaya yang muncul dari jendela kamar hotel. Aku mengira hari itu penuh dengan kabut dan sinar cahaya pagi itu cukup mengganggu. Akhirnya aku melihat jauh keluar, tersadar bahwa langit di luar dipenuhi oleh kabut asap.

 

Itu pemandangan pertama saat tiba di Jakarta, isu kabut di sana cukup mengkhawatirkan. Karena tiba saat malam hari, barulah di paginya kabut polusi terlihat jelas. Ini juga menandakan bagaimana begitu tidak nyamannya cuaca perkotaan Jakarta. Seakan langit biru sangat sulit terlihat dan berada di dalam ruangan adalah hal terbaik.

 

Menurut info yang didapatkan dari World Air Quality Index (AQI), Jakarta menduduki ranking 27 dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan nilai 65 level moderat. Nilai ini terus berubah dan bahkan sempat menempatkan Jakarta pada 10 besar kota dengan polusi udara terparah.

 

Pergi ke Jakarta dan Berupaya Melakukan Perubahan Kecil

Aku termasuk orang yang beruntung, berada bisa mendapatkan kesempatan berharga bersama 35 teman-teman lainnya. Menjadi para penggerak kecil dalam isu lingkungan dalam pundi-pundi Ecoblogger. Peduli akan lingkungan tentu saja punya visi yang satu dalam membahas beragam hal terkait isu lingkungan.

 

Pengalaman tak terlupakan selama 3 hari tersebut dimulai saat berkumpul besar. Suasana yang awal agak dingin dan kaku akhirnya larut. Saat pertemuan pertama di salah satu bilangan Cook Studio Almond Zucchini. Berbaur satu sama lain, mulai dari saling berkenal diri. Bahkan terpisah beda pulau hingga lautan tentu.

Tak terlupakan bisa bertemu teman blogger, para anggota Hiip hingga tentu saja bertemu dengan Kak Ocha secara langsung. Selama ini harus terpisah oleh layar laptop. Menjalani zoom meeting demi zoom meeting hingga tentu saja jadi bagian penting EBS generasi pertama.

 

Makin lengkap tentu saja dengan bertemu dengan teman-teman dari Hutanitu.id yang memperkenalkan berbagai hal tentang hutan. Serta teknis memasak khas dari Chief Brian dan Mbak Ocha dalam proses memasak makanan dan Dessert dengan memperkenalkan beragam hasil makanan khas hutan.

 

Langkah Kecil Peduli pada Hutan

Jumlah hutan kini makin tergerus parah, efek ini terasa sangat kentara karena berbagai bencana alam datangnya dari kerusakan hutan. Kini kita merasakan dampaknya, bagaimana kini polusi udara, kekeringan, tanah longsor hingga banjir menghantui. Ketakutan inilah membuat kita peduli pada hutan.

Beragam nilai kepedulian pada hutan harus terus dijaga, bagaimana hutan punya peran penting dari hal fungsi ekologi pada marga satwa, pengatur hujan, pengatur cuaca serta iklim, perlindungan dari bencana alam hingga tentu saja sebagai lokasi wisata. Bila mereka rusak atau hilang, maka satu persatu fungsi ini hilang.

 

Kepedulian hutan wajib ditumbuhkan, inilah yang menjadi landasan Ecoblogger Squad dari berbagai daerah di Indonesia bersatu. Menciptakan kondisi pada alam, tak hanya aksi di sosial media tapi aksi nyata di dunia nyata.


Bagaimana para teman-teman akhirnya bisa merasakan dampak kecil selama ini. Khususnya yang sifatnya kecil. Mulai dari mengurangi sampah plastik, aksi peduli pada alam hingga tentu saja terjun dalam aksi menanam pohon.

 

Aksi Menanam Mangrove, Kepedulian pada Alam

Keesokan harinya kami melakukan aksi tak kalah penting: Menanam Mangrove.

 

Namun banyak yang terbesit di dalam kepala, mengapa harus menanam Mangrove jauh-jauh ke Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Memangnya di Jakarta tidak punya lahan kosong lagi?

 

Sebenarnya, menanam mangrove bentuk kepedulian kita pada alam. Hutan mangrove memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keseimbangan ekosistem di daerah pantai dan laut. Satu aksi yang kita lakukan akan jelas sangat berdampak besar pada alam.

Pertama diawali dengan menjaga keanekaragaman hayati. Lokasi di mangrove jadi habitat yang baik banget buta beragam spesies hayati, termasuk ikan, udang, kepiting, burung, dan hewan lainnya. Kehadiran mangrove memberikan perlindungan dan sumber makanan bagi banyak makhluk hidup, sehingga mendukung keanekaragaman hayati tetap terjaga utuh.

 

Mangrove yang tumbuh subur di pesisir ibarat tembok laut sebenarnya. Bukanlah bangun beton yang mampu menahan abrasi pantai tapi pohon hijau bernama mangrove. Berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi pesisir dari dampak gelombang laut, badai, dan angin topan. Akar-akar mangrove yang kompleks dan tegak membantu meredam energi gelombang, mengurangi erosi pantai, dan melindungi pemukiman manusia di sekitarnya.

Lalu juga, di mangrove menjadi lokasi paling strategis dalam menyerap dari daratan dalam jumlah besar. Tentunya itu didukung dengan beragam vegetasi mangrove dan endapan lumpur di bawahnya membantu mengikat karbon dioksida dari atmosfer.

 

Oleh karena itu, menjaga mangrove dapat membantu mengurangi tingkat gas rumah kaca dan perubahan iklim. Peran mangrove yang kami tanam di PIK Jakarta Utara yang hanya 1 batang per satu Blogger berdampak besar pada penyerapan karbon.

 

Pada satu pohon mangrove dapat menyimpan dan menyerap karbon sekitar 300 hingga 500 kg karbon dioksida tiap tahunnya. Namun, angka ini dapat bervariasi dan tergantung pada berbagai faktor, seperti spesies mangrove, kondisi ekosistem, dan iklim tempat tumbuhnya.

 

Serta dampaknya terasa dari kualitas air sekitar, mangrove jadi awal mula dalam menjernihkan air. Akar mangrove menyaring air laut dan menahan partikel lumpur, limbah, dan zat kimia berbahaya. Hal ini membantu membersihkan air dan meningkatkan kualitas air di ekosistem pesisir. Itu terlihat dari air di hutan mangrove lebih jernih dari di sekitarnya.

Hutan mangrove pula jadi lokasi sumber pendapatan dan pariwisata sekitar.  Masyarakat lokal acapkali menggantungkan hidup mereka pada sumber daya alam yang berasal dari hutan mangrove, seperti ikan, udang, dan hasil hutan mangrove lainnya. Aku pun melihat ada banyak pemancing ikan yang menjadikan hutan mangrove PIK sebagai lokasi memancing.

 

Terakhir tentu saja dalam segi wisata, hutan mangrove dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan melalui sektor perikanan dan pariwisata. Bahkan bisa dianggap sebagai lokasi healing terbaik karena hutan memberikan pengalaman berbeda dibandingkan Gedung pencakar langit.

 

1 pohon untuk 1 orang, Aksi Sadar pada Alam

Menanam satu pohon untuk satu orang memiliki sejumlah dampak positif yang signifikan, baik pada tingkat individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Ada banyak pengalaman dari teman-teman yang merasakan hal tersebut. Menanam pohon mangrove sambal hujan-hujan dan melewati jalanan terjal hingga ke lokasi penanaman.

 

Pengalaman tak terlupakan itu tentu berdampak positif. Memangnya apakah menanam 1 pohon berdampak besar? Secara garis besar tidak, tapi bila gerakan ini serentak dilakukan bahkan pada semua manusia di dunia. Jelas perubahan dirasa, memang kabut asap tidak akan hilang dalam sekejap dari perubahan kecil bisa membuat bumi jadi lebih baik.

Bahkan secara tak langsung kita bisa mengurangi jejak karbon dari sebatang pohon. Menanam satu pohon untuk satu orang dapat membantu mengurangi jejak karbon individu. Pohon-pohon tersebut, seiring berjalannya waktu, akan menyerap karbon dan menyediakan manfaat lingkungan jangka panjang.

 

Aksi 1 pohon untuk 1 orang jelas terasa, dampaknya dirasakan mulai dari penyerapan karbon: Pohon berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida dari udara melalui proses fotosintesis. Kualitas udara dari pohon yang ditanam di sekitar kita akan jadi lebih baik. Pepohonan mengurangi polusi udara dengan menyerap berbagai polutan dan menghasilkan oksigen selama proses fotosintesis.

Langkah ini dianggap aksi konservasi keanekaragaman hayati. Menanam pohon juga berarti menciptakan atau memperluas habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna. Ini dapat membantu dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan mendukung ekosistem lokal. Bahkan masyarakat sekitar akan merasakan dampak dari bertambahkan lokasi hijau yang signifikan.

 

Peningkatan Lingkungan Hidup Lokal: Pohon-pohon yang ditanam dapat memberikan manfaat lingkungan langsung di sekitar tempat tinggal orang tersebut. Hal ini meliputi peningkatan suhu mikro lingkungan, peningkatan kesejahteraan psikologis, dan penciptaan lingkungan yang lebih hijau dan alami.

 

Efek lanjutan terasa dengan terjadinya pemulihan ekosistem pesisir: Pohon mangrove, khususnya, dapat membantu dalam pemulihan ekosistem pesisir. Mangrove berfungsi sebagai penahan gelombang, melindungi pesisir dari erosi dan dampak badai.

 

Terakhir tentu saja, aksi menanam mangrove jadi tindakan kepedulian kita. Tak hanya para Ecoblogger. Ada banyak pihak terlibat dalam aksi mulia ini, secara tak langsung cara dalam pemberdayaan masyarakat, Kegiatan penanaman pohon dapat melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Selain memberikan manfaat ekologis, ini juga dapat memberdayakan masyarakat setempat dengan memberikan lapangan pekerjaan, meningkatkan keterampilan, dan meningkatkan kepedulian lingkungan. Bahkan jadi edukasi pada lingkungan bahwa menjaga alam jadi peran siapa saja, karena kita hanya punya bumi yang sama dan harus dijaga bersama pula.

 

Kenapa sih, Mangrove ditanam di Pesisir Pantai?

Hampir sama seperti pertanyaan di awal, mengapa harus jauh-jauh menanam pohon hingga ke hutan mangrove PIK dan lokasinya berada di pesisir pantai. Tentu saja karena tanaman mangrove umumnya ditanam di pesisir pantai dan ideal hidup di sana. Lokasi pesisir yang punya salinitas payau akan membuat ia tumbuh subur di sana.

Adanya mangrove tentu saja berperan penting selama berada di pantai. Mulai dari pencegahan erosi tanah karena akar-akar mangrove yang kompleks dan kuat membantu menjaga struktur tanah di daerah pesisir dari gerusan gelombang laut dan arus air.

 

Bentuknya yang solid di tepi pantai tentu saja jadi pelindung pesisir alias tembok laut. Hutan mangrove berfungsi sebagai barier alami yang melindungi pesisir dari dampak gelombang tinggi, badai topan, dan tsunami. Vegetasi mangrove membantu meredam energi gelombang, mengurangi tingkat kerusakan akibat bencana alam, dan memberikan perlindungan terhadap pemukiman manusia.

 

Jumlah yang paling kentara tentu saja beragam khas ekosistem khas mangrove. Ada beragam spesies khas dari mulai dari ikan, moluska, krustasea, burung, dan mikroorganisme. Ada sejumlah hewan khas yang hidup bebas di sana, seperti kepiting bakau, ikan belanak, bangau putih, udang bakau, nyamuk bakau hingga katak khas bakau. Kehadiran mangrove mendukung keanekaragaman hayati di ekosistem pesisir, memainkan peran kunci dalam rantai makanan dan reproduksi banyak spesies.  

Mangrove yang ditanam di pesisir bahkan jadi tembok tak terlihat khususnya dari menahan karbon yang dihasilkan dari emisi buang perkotaan. Menjaga mangrove berarti menjaga stok karbon ini dan mencegah pelepasan karbon dioksida ke atmosfer, yang dapat membantu mengurangi kontribusi terhadap perubahan iklim. Bahkan tak jarang, badai laut yang terjadi begitu sering diakibatkan oleh karbon yang dibawa ke laut kemudian dikembalikan lagi ke daratan.

 

Terakhir bagi aku, menanam mangrove tak hanya bentuk kepedulian pada alam tapi juga wujud kita dalam menciptakan model ekowisata baru dalam wujud pariwisata ke hutan mangrove. Selama ini mangrove diidentikkan dengan lokasi hutan yang seram dan punya beragam makhluk aneh yang berbahaya. Hadirnya hutan mangrove seperti yang dikelola dengan sangat baik dari Pemprov DKI Jakarta, secara tak langsung wujud dalam membangun brand ekowisata di dalamnya.

Bahkan bisa dijadikan pusat studi akan perkembangan mangrove secara berkelanjutan. Masyarakat dan wisatawan dapat mempelajari ekologi mangrove, manfaatnya, dan pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir. Masyarakat sekitar juga diuntungkan karena jadi sumber pendapatan dari hasil alam mangrove sembari menjaga mangrove tetap tumbuh.

 

Tanam Mangrove, Kenapa sih harus Jenis Mangrove Rhizopora?

Ada banyak teman yang bertanya kenapa sih tumbuhan mangrove yang ditanam dalam aksi menanam mangrove di PIK berasal dari jenis Rhizopora?

 

Sebagai gambaran, ada banyak jenis mangrove yang tumbuh di sana selama pengamatan saya. Mulai dari Rhizophora, Avicennia, Sonneratia, Bruguiera, dan Ceriops. Tapi kenapa paling dominan adalah Genus Rhizophora?

 

Alasan pertama karena punya jenis Akar Tergelantung (Stilt Roots). Ciri utama buat jenis ini tentu saja akarnya akan tumbuh dari batang utama dan membentuk jaringan yang kuat, menciptakan sistem akar yang kokoh. Tak heran jenis ini jadi alasan utama yang digunakan buat aksi penanaman mangrove.

Akar tergelantung membantu tanaman ini beradaptasi dengan kondisi pasang-surut dan membentuk struktur yang kuat untuk menahan tekanan gelombang. Apalagi kondisi di PIK Jakarta sering digenangi oleh air rob dan banjir kiriman dari hulu. Adanya mangrove jenis ini sangat kuat dalam menjaga jaringan tanah saat ada air tinggi.

 

Selain itu, ia punya kemampuan dalam toleransi terhadap garam. Mangrove Rhizophora memiliki kemampuan untuk bertahan dalam kondisi air asin dan toleran terhadap kadar garam yang tinggi. Ini memungkinkan mereka tumbuh dengan baik di wilayah pesisir yang terkena pasang-surut dan air laut.

 

Alasan lainnya tentu saja pertumbuhan vegetatif yang relative cepat, Mangrove Rhizophora memiliki tingkat pertumbuhan vegetatif yang relatif cepat. Kemampuan ini membantu mereka untuk dengan cepat menutupi area yang rusak atau terdegradasi, serta memberikan kontribusi pada rehabilitasi ekosistem pesisir.

 

Ada banyak mangrove serupa yang ditanam di dekat lokasi tersebut. Dalam sekejap ia sudah tumbuh subur karena proses pertumbuhannya yang cepat dan tentu saja akan menambah habitat bagi makhluk hidup baru bisa tinggal di sana.

 

Kayunya juga sangat berguna terutama dalam sifatnya yang menjadi tumbuhan kayu produktif. Kayu mangrove dari Rhizophora sering digunakan dalam konstruksi dan industri lainnya. Kami pun juga bisa merasakan dampak lainnya berupa beragam hasil alam dari mangrove. Salah satunya sirup dari tumbuhan mangrove.

 

Terakhir tentu saha kontribusi pada siklus nutrien. Ia mampu menyumbangkan bahan organik ke perairan, menghasilkan daun dan detritus yang kemudian menjadi sumber nutrien bagi organisme lain. Alhasil tanah di sana relatif subur dan bahkan kualitas air menjadi jernih karena peran mangrove dalam menyerap air keruh yang dibawa dari hulu.

 

Kesimpulan Akhir

Tentu saja ini jadi pengalaman yang tak terlupakan, beragam dari mimpi bisa ke ibukota setelah sekian lama. Lalu bertemu dengan teman-teman blogger, para panitia dari EBS serta Hiip. Bahkan para narasumber kenamaan dari hutanitu.id, chief Brian hingga tentu saja pengalaman merasakan menanam mangrove di ibukota.

Merasakan pengalaman alam di tengah kota terpadat di Nusantara. Bersama kita peduli pada alam dimulai dari menanam 1 pohon, aksi kecil dalam perubahan besar pada dunia.

 

Semoga tulisan ini menginspirasi kita semua, akhir kata Have a Nice Days.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer

Part of EcoBlogger Squad

Part of EcoBlogger Squad