Memasuki kepala tiga, jelas sesuatu yang rawan. Ada banyak yang harus dibatasi, apalagi erat dengan aktivitas fisik. Usia segitu sudah pasti tak selincah dulu, sendi-sendi sudah capek diajak kerja keras sejak memasuki belasan hingga dua puluhan. Gerakan pun sudah lambat dan bila cedera, proses sembuhnya lama. Sedangkan dulu, gas terus selagi masih muda.
Sadar akan keadaan, saya pun mencoba mempelajari sejumlah
hal yang sifatnya menjaga kebugaran. Di sini pemilihan olahraga tetap sama
namun harus ada dipelihara secara berkala. Ibarat mesin tua yang bisa dijaga
agar performa bisa optimal. Akhirnya saya menemukan pola latihan yang tepat,
mengombinasikan antara latihan kardio dan angkat beban.
Latihan beban diperuntukkan untuk menjaga masa otot,
karena memasuki usia 30-an. Ada penurunan masa otot 3 sampai 8% tiap tahunnya
seperti yang disebutkan pada jurnal Sarkopenia a Review. Untuk itu agar menjaga
densitas tulang tentunya otot harus dilatih dengan latihan beban 4 sampai
dengan 5 hari tiap minggunya. Durasinya 150 menit atau bahkan lebih agar
mendapatkan hasil optimal. Ini buat setiap sendi di tubuh bisa bergerak dengan
optimal.
Nah.. tak ketinggalan tentunya kardio, kenapa sih harus
kardio? Sebab saat rutin kardio artinya menjadi kekuatan jantung dalam memompa
darah ke otak. Sehingga terbebas dari potensi serangan jantung di usia dunia.
Lagian anak muda kini kebanyakan gerak, saatnya kardio.
Lalu kalo masih gemuk dan obesitas bagaimana sih?
Cukup dengan jalan kaki saja, buat yang masih obesitas
memang lebih dianjurkan untuk jalan kaki. Alasannya biar tidak mencederai
kakinya, tubuh yang berat membuat kaki hari bekerja keras menopang tubuh.
Apalagi ini dipakai buat lari, jelas lutut meronta-ronta.
Rutinitas ini saya jalani terus sehingga bikin tubuh
tetap fit, kalian bisa coba buat yang saat kini sudah memasuki kepala tiga.
Lagian itu saat kita sehat, segala aktivitas akan mudah semuanya.
Rutinitas Olahraga, Cara Saya Menjaga Performa
Meskipun kesibukan sehari-hari sebagai orang kantoran,
saya pun tetap jaga performa agak bisa menikmati hobi. Salah satunya biar bisa
bermain sepakbola hingga usia 40-an. Jelas itu butuh dedikasi seperti layaknya
Ronaldo yang sudah memasuki kepala 4.
Posisi saya di sepak bola adalah kiper dan saya sudah
bermain sejak usia belia sekali. Kini di usia sekarang, tubuh makin lambat tetap
harus menahan gempuran penyerang lawan. Gerakan mereka yang cepat menusuk
pertahanan terutama tim yang bermain dengan garis pertahanan tinggi. Sistem
dengan pertahanan tinggi mengharuskan kiper cetakan memotong pergerakan lawan.
Nah.. sistem ini dikenal dengan Sweeper Goalkeeper, artinya kiper berperan jadi
pengoper bola pertama dari pertahanan.
Untuk itu semua, ada pengorbanan besar yang harus
dilakukan. Saya pun harus terbebas dari cedera karena sebelumnya sempat cedera
parah. Dari cedera pergelangan tangan, rusuk hingga engkel. Biar hal serupa tak
terjadi adalah berbenah. Sport Science makin berkembang pesat dan kini saatnya
belajar mempelajari kelemahan tubuh biar tak rentan cedera.
Itu dimulai dengan rutin pemanasan sebaik mungkin.
Sederhana tapi efeknya cukup besar, semua anggota tubuh dipaksa dipanaskan
terlebih dahulu. Ini membuat ia siap sepenuhnya saat diajak olahraga apa pun.
Hasilnya bila cedera tak terlalu parah karena ada respons awal dari tubuh.
Selain itu saya mendaftarkan diri ke pusat kebugaran, di
sini ada banyak ilmu baru yang bisa diserap. Apakah itu berurusan dengan
penggunaan alat hingga fungsi otot. Makin besar dan kuat otot yang dilatih,
potensi cedera makin minim. Akhirnya saya pun serius ke pusat kebugaran, memang
sebelumnya serius namun terhalang kuliah dan kesibukan lainnya. Programnya
sering amburadul dan hasilnya tidak terlihat optimal.
Barulah sejak pandemi berakhir, ke gym jadi rutinitas
wajib yaitu 4 hari dalam sepekan. Itu dengan melihat sejumlah otot sesuai
dengan harinya. Sehingga bisa mendapatkan tubuh yang optimal, hasilnya pun
patut dibanggakan karena terlihat. Misalnya bahu yang makin membidang, bisep
yang membesar, perut rata hingga kaki yang besar buat menapak.
Dari itu semua, saya juga tak melupakan aspek nutrisi.
Pemenuhan wajib karena buat menjaga tubuh dengan baik ada 3 bagian yang harus
optimal. Latihan yang benar, nutrisi yang optimal, dan tidur yang cukup. Aspek
gizi sering diabaikan, bila makanan yang dimakan selalu identik dengan fast
food dan junk food, hasilnya akan mengecewakan.
Beda halnya buat yang rutin makan real food, hasilnya
terlihat dengan jelas karena tubuh mendapatkan nutrisi yang ia butuhkan.
Otot-otot yang rusak saat dilatih di gym, perlahan memperbaiki diri dan
mendapatkan nutrisi. Ia akan menjadi lebih kuat dan kekar karena mendapatkan
apa yang ia butuhkan setelah latihan yaitu nutrisi dan tidur cukup.
Urusan tidur jangan diabaikan, ia ibarat hal yang
memperbaiki diri sepenuhnya saat tubuh beristirahat. Makanya di malam hari
sudah saatnya tidak begadang, sebab di malam hari tubuh akan memperbaiki
dirinya sepenuhnya. Buat yang masih doyan main hape saat tidur, sebaiknya bisa
jauhi agar tubuh bisa menghasilkan melatonin. Biar tidurmu maksimal dan
nyenyak, esok harinya bangun dalam keadaan segar bugar.
Menyeimbangkan Aktivitas Pekerjaan dan Fisik
Tak semua orang mampu menyeimbangkan pekerjaan sehari-hari
dengan tetap menjalankan hobinya. Semua energi terkuras, bisa dibayangkan
setelah 8 jam ketemu sama klien sembari menatap laptop 8 jam lebih. Kemudian di
sore harinya bermain bola dan malam harinya lanjut ke pusat kebugaran.
Badan langsung auto tepar, nah yang paling capek tentu
saja mata setelah badan. Bisa dibilang mata sebagai aset berharga. Bagaimana tidak,
saat di kantor mata jadi organ paling fokus sedangkan saat di lapangan bola
juga serupa termasuk menghalau tendangan hingga kecepatan 100 km/jam.
Jelas mata yang fit berharga banget, sebab kondisi
lapangan yang jadi lokasi aku bermain sarat dengan debu, terik panas yang
mengganggu hingga silau matahari kala senja hari. Melompat saat bermain di
malam hari, bisanya dilakukan di lapangan kecil yang kini dikenal minisoccer.
Silau lampu yang bisa saja terlalu terang atau terlalu gelap, mata jadi gampang
lelah.
Kadang hal paling tak mengenakkan tentu saja jarak tempuh
yang jauh untuk ke lapangan Karena di kota tempat saya tinggal, jumlah lapangan
sangat terbatas. Ada banyak lapangan berada di luar kota, mengharuskan
perjalanan ditempuh hingga 1 jam lamanya. Penyebab utama beragam, paling sering
tentu saja macet. Jelas ini sangat menguras tenaga karena harus lama tertahan
di jalan raya.
Debu dan polisi menyelimuti selama perjalanan ke sana.
Asap kendaraan tak mampu menghalangi dari helm, ia perlahan masuk dan membuat
mata menjadi sangat perih. Itu rasanya belum seberapa karena ibu baru debu yang
ada di jalanan belum di lapangan.
Hal yang sama saat pergi ke gym, lokasinya yang berada di
pinggiran daerah industri tentunya rawan macet. Belum lagi melewati sejumlah
wilayah yang ada banyak asap, polusi udara hingga abu beterbangan dari
kendaraan. Bila saja tidak pakai helm dan masker, siap-siap pakaian akan diselimuti
oleh debut, mata pun akan kelilipan saat melewati daerah tersebut.
Kembali lagi Memasuki musim kemarau seperti ini, lapangan
sepak bola mengering menyisakan rumput kering dan tanah tandus. Buat kalian
yang belum tahu, bagian dari lapangan yang paling minim rumput tentu saja di
kotak penalti tempat seorang kiper bermukim di sana.
Saat musim hujan ia merasakan becek dan lumpur saat hujan
yang bisa masuk ke mata dan saat musim kemarau ia merasakan debu beterbangan
yang siap hingga di mata. Menyakitkan bukan, mana posisi kiper rentan di serang
kapan saja. Untuk itulah ia butuh perlindungan mata saat lumpur, hingga debu
saat masuk ke dalam mata.
Bila sudah masuk pun, perlindungan pertama tentu saja
datangnya dari air bersih yang mengalir. Jangan dikucek karena bisa menimbulkan
iritasi lebih parah atau bahkan luka pada permukaan mata. Jadinya mata merah
dan berair. Sudah pasti nggak nyaman banget, niat olahraga tapi mata yang jadi
korbannya.
Solusinya apa? Pilih obat mata terbaik yang bisa
memberikan efek cepat biar mata kamu kembali cerah jauh dari iritasi lanjutan.
Lagian iritasi mata tidak boleh dibiarkan karena mata bisa infeksi dan
berpengaruh ke performa.
Mata itu ibarat lampu pada motor di kala malam hari, saat
ia terganggu kamu tak akan bisa ke mana-mana.
Membangun Hobi Menulis Blog hingga Jurnal Internasional
Selain pekerjaan kantor, saya punya kegiatan yang bagi
saya mengasyikkan yaitu menulis jurnal dan blog. Kalau urusan blog bisa
dikatakan cukup rutin, setiap seminggu saya harus mengisi blog dengan beragam
tulisan. Pastinya setiap tulisan butuh bahan bakar yang sangat banyak terutama
sekali bacaan. Ada segudang bacaan yang harus dibaca agar tulisan yang
dihasilkan penuh dengan informasi serta makna.
Bacaan yang saya baca kebanyakan dari digital, bisa
datang dari jurnal, berita, sosial media hingga nonton podcast. Indra yang
berperan tentu saja penglihatan karena mata paling banyak digunakan buat
menangkap segala informasi.
Tapi kadang semua informasi yang didapatkan dari gawai,
jelas ada banyak paparan yang mengganggu performa dari mata. Bila mata
terganggu pasti nggak nyaman sekali, bawaannya mata buram atau kunang-kunang.
Saya pribadi juga bersyukur karena terbebas dari mata
minus dan gangguan mata lainnya. Ini jelas tak enak banget, ke mana-mana harus
pakai kacamata dan buat sebagian kegiatan terganggu. Saya pun salah satu di
keluarga yang tidak menggunakan kacamata. Artinya mata saya masih sehat dan
jauh dari rasa sakit.
Saya juga punya segudang cara biar mata tetap sehat,
misalnya tidak membaca saat berada di ruangan remang-remang. Ini membuat mata
jadi gampang capek dan juga dalam ruangan gelap. Nah.. ini kebiasaan apalagi
sebelum tidur buka hape, mana kamar lagi mati lampu.
Ini membuat mata jauh lebih capek dan bahkan kalian
kesulitan tidur. Akibat cahaya hape yang mengandung cahaya biru, tak hanya
membuat mata cepat rusak. Ia juga membuat kita kesulitan tidur alhasil tubuh
jadi kurang istirahat di pagi harinya.
Solusinya ada jauhi penggunaan ponsel saat jelang tidur,
gunakan juga ruangan yang cukup terang agar bisa belajar dengan optimal. Selain
itu juga, di ponsel sudah ada fitur eye comfort shield dan tentu saja biasakan
pakai dark mode sebab warna gelap membuat paparan cahaya di mata jadi
berkurang.
Urusan otak-atik blog, saya pun rutin karena bagi saya
blog harus punya nilai jual yang menarik. Misalnya dalam hal self-editing hingga
buat gambar yang menarik. Rasanya tulisan saja tak cukup, dalam menulis kita harus
ada penguat yang mampu menggugah minat pembaca. Jadi saya memberikan bumbu-bumbu
dalam wujud gambar yang eye catching.
Jelas dalam membuat sebuah gambar bisa jauh lebih lama
dari menulis. Itu ibarat kita mendapatkan sebuah filosofi dari tulisan kita
terutama urusan gambar. Jumlah gambar yang saya buatkan juga banyak, ini
mengharuskan fokus setiap gambarnya.
Saya tak perlu khawatir, saat ini sudah banyak aplikasi
yang bisa digunakan dalam membuat gambar. Misalnya saja Coreldraw hingga Canva,
untuk versi gampangnya saya membuat dalam wujud Canva. Selain praktis, ada
banyak pilihan yang bisa saya gunakan terutama dalam membuat template gambar
pada blog.
Prosesnya cukup melelahkan, ini membutuhkan tingkat fokus
yang tinggi. Sebagai gambaran kasar saja, untuk bisa menulis sebuah artikel
bisa membutuhkan waktu 3 sampai dengan 5 hari. Ini sudah termasuk riset panjang
hingga beragam bacaan yang penulis baca. Sedangkan masa waktu membuat gambar
bahkan bisa dua hari lamanya, artinya sama lamanya dan capeknya. Mata bisa
pusing menatap laptop dalam waktu lama.
Perjuangan di sana belumlah selesai, karena masih banyak
lagi hingga bisa dipost. Saya juga harus menyiapkan strategi seperti SEO, membuat
konten di sosial media hingga proses indeks hingga tulisan berhasil nongol di halaman
Google. Rasanya sangat kecewa bila tulisan tak berhasil nangkring di halaman
pertama Google.
Tulisan yang sudah menghasilkan begitu besar harapan
berakhir di halaman berapa Google dan tidak terbaca oleh pembaca. Makanya
menulis di Blog ibarat kita memancing di samudra luas, makin tepat sasaran
berarti makin tepat kita mendapatkan ikan besar.
Lalu bagaimana dengan menulis jurnal internasional?
Bagi saya pribadi, menulis blog dan jurnal ibarat dua
sisi mata uang yang berbeda. Bila menulis blog mengandalkan kreativitas, imajinatif,
dan tentu saja atraktif. Beda halnya dengan menulis jurnal internasional, hal
yang dikedepan tentunya ketelitian metode, kepatuhan pada pedoman penulisan
ilmiah, dan keharusan menyandang novelty dalam setiap temuan.
Saya pun harus merinci metodologi secara transparan,
menyertakan data kuantitatif yang valid, menyesuaikan format sitasi (APA,
Vancouver, atau sesuai jurnal), serta memastikan bahasa dan argumen yang saya
tulis objektif.
Lalu hal paling penting tentu saja setiap klaim perlu
didukung oleh referensi primer tidak cukup hanya berdasarkan pengalaman pribadi
seperti di blog karena pembaca dan reviewer internasional menuntut akurasi, keaktifan,
dan kontribusi orisinal bagi bidang ilmu yang sedang ditekuni.
Bila di blog ada istilahnya self-editing atau palingan
dari pembaca yang mengoreksi di kolom komentar. Beda halnya di jurnal, yang
mengoreksi tentu saja adalah reviewer. mereka
adalah pakar yang akan menilai kelayakan tulisan, mulai dari metode yang
dipakai hingga keaslian hasilnya, sebelum memutuskan untuk menerima, minta
revisi, atau menolak artikelmu. Sudah pastinya mendapatkan coretan dari
reviewer ibarat mendapatkan surat cinta dari pacar.
Ini semuanya saya hadapi, itu semua karena ketekunan saya
di dunia menulis. Sudah pasti segala perjuangan itu harus butuh effort juga.
Selama menulis juga banyak dihabiskan dalam kondisi duduk, badan pegal dan mata
lelah. Ini membuat saya harus menjaga kesehatan mata selain kegiatan saya
lainnya.
Hobi FL Studio, Hobi Musik yang Menguras Mata
Tak cukup di situ, masa awal kuliah saya sangat tertarik
akan membuat musik elektronik. Berbekal aplikasi seperti FL Studio, aplikasi
gratisan yang bisa belajar musik EDM. Mengetahui banyak nada, mencoba kombinasi
Bass, snare, kick hingga belajar piano secara virtual. Setiap malam selalu
dilarutkan dalam FL Studio.
Rasa ingin tahu tersebut akhir terjawab dari salah satu
kanal YouTube yang menayangkan khusus dalam membuat musik EDM. Channel itu
yaitu Future Music Magazine, ada banyak DJ produser ternama dunia yang diundang
dan mengulas proses pembuatan musiknya.
Duh kerennya, bisa membuat melodi dan nada sebaik itu,
pikir saya dalam hati.
Namun kembali lagi, saya sadar buat bisa mencemplungkan
diri di dunia musik harus butuh lingkungan yang sepenuh di dunia tersebut.
Apalagi hanya bermodalkan aplikasi saja, sangat sulit. Banyak yang harus
dipelajari dan bahkan anak sekarang sejak muda memang dikhususkan belajar
musik.
Paling seru buat bermain FL Studio saya lakukan di larut
malam, saat semua orang di rumah sudah tidur. Saat itulah saya buka laptop atau
PC buat berkreasi, mencoba meremix preset musik yang sebelumnya sudah
didownload untuk kemudian dijadikan sampel musik baru.
Pekerjaan yang repot karena ada banyak tool yang tersedia
dan bentuknya warna-warna yang bikin otak mumet dan mata pusing. Itu pun saya
lakukan di malam hari yang minim cahaya, bisa dibayangkan bagaimana capeknya
mata semalaman buat menghasilkan karya.
Pekerjaan yang repot karena ada banyak tool yang tersedia
dan bentuknya warna-warna yang bikin otak mumet dan mata pusing. Itu pun saya
lakukan di malam hari yang minim cahaya, bisa dibayangkan bagaimana capeknya
mata semalaman buat menghasilkan karya.
Mata yang lelah bukan hanya membuat pandangan buram, tapi
juga menghambat aliran ide kreatif saya ketika penglihatan terganggu, inspirasi
bisa tiba-tiba mandek. Nah.. itulah alasan saya merawat mata dengan baik adalah
kunci agar saya tetap bisa berkarya tanpa rasa nyeri atau lelah yang
menghalangi proses kreatif.
Dari segudang kegiatan saya, mulai dari bekerja di
kantor, berolahraga, perjalanan jauh dengan kendaraan menulis blog serta jurnal
hingga meremix lagu-lagu EDM. Saya butuh perlindungan lebih pada mata, pilihan
saya pun tentu saja jatuh pada obat tetes mata INSTO DRY EYES.
Mata yang tadinya kering, perih, dan cepat lelah kini
terasa lebih lembap dan nyaman berkat Insto Dry Eyes. Setiap tetesnya membantu
mengembalikan keseimbangan air mata alami, sehingga saya bisa menjalani hari
penuh aktivitas tanpa gangguan penglihatan
Jangan Sepelekan Mata Kering! Insto Dry Eyes Jadi
Penyelamat Aktivitasku
Aktivitas fisik di usia 30-an memang harus lebih
diperhatikan. Tubuh tidak lagi sekuat dulu, otot mulai kehilangan massanya, dan
sendi semakin rentan cedera. Karena itu, saya mulai rutin latihan beban dan
kardio.
Selain untuk menjaga kebugaran, latihan ini juga penting
agar saya tetap bisa bermain sepak bola, hobi yang saya cintai sejak lama.
Sebagai seorang kiper, mata adalah aset utama jangan sampai terkena debu atau
gangguan penglihatan, karena itu bisa jadi malapetaka saat menghadapi serangan
lawan.
Namun, bukan hanya saat di lapangan saja saya butuh
ketajaman penglihatan. Pekerjaan saya menuntut untuk menatap layar laptop
hingga 12 jam sehari, belum lagi waktu saya habiskan untuk menulis blog,
mengedit jurnal, bahkan membuat musik elektronik menggunakan FL Studio. Bisa
dibilang, mata saya bekerja keras dari pagi hingga larut malam.
Akhir-akhir ini, saya sering mengalami gejala mata kering
seperti mata sepet, perih, dan lelah. Awalnya saya anggap sepele, tapi ternyata
dampaknya sangat mengganggu. Pandangan buram, perih, bahkan menurunkan fokus
saat latihan maupun bekerja. Untungnya saya menemukan solusi praktis: INSTO DRY
EYES.
Saya mulai rutin meneteskan Insto Dry Eyes sebelum dan
sesudah latihan, juga saat merasa mata mulai lelah menatap layar. Rasanya
sejuk, nyaman, dan langsung membuat mata kembali segar. Bahkan saat harus
bermain di lapangan berdebu, atau menempuh perjalanan jauh dengan motor yang
penuh polusi, tetesin Insto Dry Eyes jadi penyelamat.
Urusan desain, Insto juaranya karena punya desainnya
minimalis gampang dibawa masuk ke dalam tas kecil sekalipun. Atau kadang bisa
masuk dalam saku baju dan celana, tinggal pakai saja saat mata terasa perih
setelah beraktivitas.
Kesimpulan Akhir
Di tengah padatnya rutinitas dari rapat di kantor, latihan
gym, bermain lapangan sepak bola berdebu dan penuh lumpur, menulis blog serta
jurnal hingga malam-malam mengulik FL Studio mata saya bekerja tanpa henti.
Insto Dry Eyes hadir sebagai juru selamat buat mata perih, cukup dengan diteteskan
ke mata, ia akan beri penglihatan tetap jernih sepanjang hari.
Jadi, sebelum aktivitas berikutnya membuat mata Anda
menyerah, ingat satu hal: #MataKeringJanganSepelein, #InstoDryEyes selalu siap
jadi penyelamat. Coba sekarang, dan rasakan sendiri bedanya!”
0 komentar:
Post a Comment