Sebagai anak muda yang begitu aktif olahraga,
hampir setiap sorenya saya bergumul dengan keringat. Setiap keringat yang
keluar terjadi dari proses metabolisme di dalam tubuh. Dampaknya adalah tubuh butuh
asupan agar bisa mengimbangi itu semua. Pilihannya jatuh pada air mineral.
Sudah jadi hal yang lumrah di sekitar kita
bisa menemukan air mineral dari berbagai kemasan dari ukuran gelas hingga
ukuran 1 liter. Pilihan beragam dari yang tanpa gula hingga gula berlebih di
dalamnya. Untuk itu semua, saya pun memilih minuman dari air mineral yang tanpa
gula.
Bisa dibayangkan berapa banyak air mineral yang saya membutuhkan setiap harinya. Sebagai catatan, dalam sekali olahraga berat saya bisa menghabiskan sebanyak 1,5 Liter (ukuran besar) dan 600 ml saat aktivitas bisa.
Bisa dikatakan ada 2 botol air mineral yang
harus dihabiskan setiap hari. Bisa diasumsikan bahwa dalam sebulan saya bisa
menghasilkan 60 botol mineral setiap hari. Itu belum sampah plastik lainnya.
Itu artinya sampah plastik jadi momok menakutkan.
Tumpukan Gunung
Sampah yang Menghantui
Menurut survei, di Indonesia, menurut data
statistik persampahan domestik Indonesia, jenis sampah plastik menduduki
peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14% dari total produksi
sampah.
Itu belum lagi termasuk dengan berbagai jenis sampah lainnya. Salah satunya adalah sampah makanan. Menurut data selama kurun waktu 20 tahun terakhir, 23 hingga 48 juta ton per tahun. Ini sudah cukup bisa membangun gunung raksasa dari bongkahan sampah setiap tahunnya.
Perlu waktu penguraian kurang lebih 80 tahun
agar terurai secara sempurna, karena umumnya bahan-bahan untuk membuat botol
plastik menggunakan bahan-bahan kimia atau non-hayati. Lalu ditambah dengan
komsumsi masyarakat yang tinggi menyebabkan limbah botol plastik ini tidak
dimanfaatkan kembali, padahal hasil daur ulang limbah botol memiliki nilai
ekonomis.
Bagi yang tinggal di daerah perlintasan di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) jelas sangat terganggu. Kendaraan pembawa sampah
menghasilkan bau yang menyengat setiap hari. Menciptakan gunungan sampah dari
jutaan sampah masyarakat.
Itu belum lagi buat orang yang membuang sampah
sembarangan. Ada begitu banyak sampah plastik berakhir ke saluran atau
selokan. Menyumbat aliran air saat hujan
deras terjadi, tak heran banjir terjadi setiap kali hujan turun. Persoalan
sampah jadi begitu pelik dan mengganggu.
Kini bagaimana cara kini menekan sampah
plastik dan tidak lagi meninggikan gunung sampah. Atau berakhir di selokan di
depan rumah Anda.
Memangnya,
seberapa bahayakah dampak dari cemaran sampah?
Bahaya atau dampak negatif akibat limbah botol
plastik begitu beragam, pencemarannya tak hanya terjadi di tanah, air, dan
udara, bahkan pada keindahan lokasi tersebut akan kehilangan keelokan saat
begitu banyak sampah plastik.
Pencemaran pertama yang terjadi di udara, ini
terjadi saat begitu banyak sampah plastik yang ada di lingkungan coba
dimusnahkan sendiri. Proses yang dipilih adalah dengan membakarnya. Buat yang
belum tahu di dalam plastik ada zat bernama dioksin yang bisa dibakar bisa
mencemari lingkungan yang berdampak keracunan pada makhluk hidup dan efek rumah
kaca.
Pencemaran lainnya terjadi di tanah, limbah botol
plastik yang dibakar dapat menjadikan tanaman yang tumbuh di daerah sekitar
mengalami nekrosis, bintik hitam, dan klorosis, hingga mempercepat kematian
tanaman. Lalu kandungan tanah terdegradasi dengan cepat sehingga tak subur
seperti sebelum kena limbah plastik.
Pencemaran di air, inilah yang terjadi bila
saja limbah botol plastik langsung dibuang disungai atau danau dapat
menyebabkan perairan sungai atau danau mengalami penyumbatan saluran dan
terjadi banjir juga material yang ada di dalam limbah botol plastik juga mampu
menyebabkan perairan mengalami perubahan warna serta menghasilkan bau yang
menyengat.
Bagi tubuh juga ada pengaruh, kesehatan
manusia yang terpapar plastik karena di dalamnya ada zat Bernama bisphenol A
(BPA). Kandungan bisa meresap ke makanan dan minuman sehingga memiliki
konsekuensi terhadap kesehatan dalam jangka panjang. Manusia yang terpapar dapat
menyebabkan gangguan kesuburan, kanker, permasalahan pada saraf, dan kekebalan
tubuh.
Cemaran Botol
Plastik yang Mengancam Laut
Sebagai akademisi yang mengambil studi terkait
dengan pencemaran di pesisir dan laut. Saya pun merasakan hal yang mengancam di
pesisir dari dampak pencemaran plastik khususnya dari aktivitas rumah tangga.
Banyaknya masyarakat yang hidup di pesisir
seakan membuat makin besar sampah rumah tangga yang dihasilkan. Sampah plastik
dari hulu akhirnya hanyut ke hilir hingga kemudian terbawa jauh ke tengah laut.
Tak jarang dari sekian banyak sampah plastik
itu termakan atau mengganggu para habitat di laut. Mungkin dulunya kita pernah
melihat video seekor penyu yang di dalam hidupnya terhirup sedotan. Atau hewan
laut lainnya yang di dalam perutnya sudah penuh sampah plastik yang ia kira
plankton.
Kini kita bersama-sama mengurangi sampah
plastik dimulai dari hal kecil. Karena bagi sebagian orang, gaya hidup ramah
lingkungan tidak selalu diawali dengan hal-hal yang besar. So.. peduli
botol plastik jadi cara menekan jumlah plastik yang beredar.
Menyadarkan
Pentingnya Peduli Sampah
Buat yang belum tahu, sampah plastik itu sulit
untuk dihancurkan atau dimusnahkan. Jika dibakar, sampah plastik akan
menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan. Bila dibuang ke air dapat
menyebabkan banjir bahkan yang terparah dapat merusak turbin waduk. Serta di
tanah akan sangat lama untuk diurai.
Sebagai orang yang peduli pada sampah, harus
ada solusi jitu yang bisa dilakukan dalam proses pengolahan sampah. Misalnya
saja dengan teknologi pemusnahkan sampah selaku buangan padat adalah reduksi
volume secara maksimum. Jadi, teknologi yang tepat untuk memusnahkan sampah
adalah dengan cara pembakaran yang terkontrol.
Serta ada juga teknik yang dikenal dengan cara
produksi bersih (clean production) produk ini merupakan salah satu pendekatan
untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara pengurangan
produk samping yang berbahaya ke lingkungan. Melalui cara menciptakan produk
yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
Perannya sangat beragam, ada banyak pihak yang
terlibat dalam proyek besar ini. Mulai dari masyarakat, LSM, hingga pemerintah
saling berkolaborasi dalam proses pengolahan sampah.
Mengelola Sampah
dari Diri Sendiri
Bila cara di atas terlalu kompleks dan butuh teknologi mutakhir dalam penerapannya. Memulai dari diri sendiri nyatanya lebih murah dan mudah. Selain itu kita jadi role model di lingkungan dalam proses memanajemen sampah plastik.
Bagi saya pribadi, saya sudah rutin membawa
tumbler ke mana pun itu. Aktivitas dari jogging, sepak bola, ke pusat kebugaran
hingga bekerja selalu membawa tumbler. Ini bagi saya punya dampak besar dalam
hidup.
Manfaat membawa air minum dengan tumbler yaitu
memiliki hidup yang sehat karena membawa air minum sendiri, memiliki gaya hidup
yang hemat, dapat mengurangi polusi akibat botol plastik, dan juga berusaha
ramah terhadap lingkungan.
Jika kita mulai menggunakan tumbler bayangkan
sudah berapa banyak sampah yang kita kurangi dalam setiap bulan hingga
tahunnya. Bagi saya pribadi bisa menekan 60 botol air mineral setiap bulannya
dan bahkan 720 botol dalam setahun.
Botol minum plastik yang bisa digunakan
berkali-kali, air yang diisi bisa bermacam-macam jenis air dan bahkan bisa
menekan biaya pengeluaran. Ini masuk akal karena setiap harinya manusia butuh 8
gelas air yang setara dengan 2 liter air, jumlah ini bisa bertambah lagi buat
yang punya aktivitas ekstra.
Toh... dengan membeli air botol mineral
rata-rata 2 botol sehari dengan asumsi harga (Rp5.000). Itu artinya sebulan
kita bisa menekan biaya sampai 150 ribu. Biaya itu bisa digunakan untuk
keperluan lainnya dan bahkan mengurangi jumlah sampah botol. Andai saja ada
begitu banyak anak muda yang beralih ke tumbler, itu bisa mengurangi jumlah
sampah botol plastik.
Anak muda pakai
tumbler itu cupu atau kekinian?
Jelas saja anak muda yang pakai tumbler itu
kekinian dan sadar lingkungan. Hanya anggapan keliru yang mengatakan seperti
itu. Ada banyak alasan yang bisa saya kemukakan. Misalnya saja penggunaan
berulang kali yang tidak bisa digunakan pada botol mineral, penggunaan berulang
kali atau pada suhu tinggi akan mengubah botol plastik termasuk membahayakan
tubuh.
Itu tidak terjadi pada tumbler yang bisa
digunakan berapa kali tanpa henti, pengguna hanya cukup membersihkannya.
Kemudian tidak ada perubahan warna serta tumbler didesain tidak gampang peyot
dan tahan pecah. Sedangkan secara ekonomi bisa menekan biaya dan kesehatan.
Saat makan di warung, kualitas airnya bisa saja tidak baik.
Cara menarik
lainnya dalam menekan konsumsi sampah plastik
Adanya tumbler seakan bisa mengurangi efek seperti sakit perut karena air yang kita bawa dari rumah lebih higienis. Itu sudah coba saya lakukan dan kini bisa menekan sampah plastik bagi diri sendiri. Meskipun begitu, ada begitu banyak cara lainnya yang bisa menekan sampah plastik yang bisa kita coba.
Pertama adalah dengan mengurangi belanja
online, selama ini belanja online tak hanya cukup menguras kantong. Namun juga
bisa menambah begitu banyak sampah kotak dan plastik yang dihasilkan.
Tumpukan kotak dan plastik ini jangan didaur
ulang, malahan dibuang begitu saja. Sehingga jadi penyumbang begitu besar akan
sampah. Cara menyiasiatinya adalah dengan mengurangi frekuensi belanja dalam
jumlah kecil ke bentuk yang lebih besar. Ini bisa menekan jumlah sampah plastik
yang dihasilkan.
Membawa tas belanja plastik, selama ini kita
mengandalkan kantong plastik yang diberikan dari pedagang hingga swalayan.
Jumlah menumpuk dan membuat rumah dipenuhi kantong plastik segala ukuran.
Nyatanya kita bisa beralih dengan tas belanja,
bahan yang digunakan misalnya dari kain atau bahan recycle lainnya. Ini membuat
jumlah plastik yang kita gunakan jadi berkurang jauh. Selain itu dengan adanya
cara ini, kita bisa mengurangi konsumsi plastik harian.
Memilah sampah rumah tangga, buangan dari
sampah rumah tangga sangat banyak. Jumlahnya makin besar bila ia hidup di
perkotaan. Jumlah ini bisa dikena setiap orangnya dalam konsumsi sampah.
Misalnya menyediakan kantong sampah pribadi yang mengharuskan pada berat
tertentu. Ini membuat setiap orang bisa membatasi sampah yang ia hasilkan
setiap harinya.
Join dalam
program Team up for Impact
Dalam mengurangi jejak karbon di masa depan,
Team up For Impact melakukan semacam kampanye besar pada masyarakat dan bahkan
influencer dalam bertindak menyelamatkan bumi kita. Program yang dilakukan di
antaranya adalah dengan peduli dalam hal kecil.
Total kampanye yang digaungkan ada sebanyak 7 kampanye yang dilakukan selama sepekan. Mulai dari senin dengan tidak membeli makanan/minuman kemasan, selasa dengan mengurangi pemakaian listrik selama 2 jam sehari, rabu dengan tidak makan daging merah.
Selanjutnya kamis dengan tidak menggunakan
tisu, tidak menaiki kendaraan berbahan bakar bensin, sabtu tidak menyalakan
pesawat TV, dan terakhir di hari minggu dengan tidak menghasilkan sampah
makanan.
Program ini bisa dipilih untuk menjadi
kampanye kita dalam mengelola bumi kita. Buat yang ingin ikutan juga bisa. Cara
dengan datang langsung ke website teamupforimpact dan
pilih kampanye yang ingin kalian ikutan.
Jangan lupa berbagi di sosial media sehingga
makin banyak yang ikut serta dalam program ini. Untuk saya pribadi memilih
program dengan tidak membeli makan/minuman kemasan terutama menekan sampah plastik.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua
dan tetap menjaga bumi kita tetap hijau. Akhir kata, have a nice days.
0 komentar:
Post a Comment