Rute Sumatra dari dulu terkenal dengan medan yang
menantang dan punya trek panjang nan berliku. Pemandangan alam dan hutan hujan
khas Sumatra jadi sebuah hal yang menantang buat siapa saja. Kemudian setiap
kota yang dilalui punya segudang pengalaman yang tidak terlupakan.
Perjalanan darat jadi alternatif yang paling
saya gunakan, hanya saja lokasi rumah saya masih jauh dari angkutan bus. Hanya
sesekali saja merasakan pengalaman naik bus, itu pun saat pergi ke Medan. Sensasi
dan suspensi getaran terasa jadi sangat minim.
Tikungan yang kadang sering sekali membuat
pusing dan mual, kini tak pernah terasa sedikit pun. Naik bus pun ada segudang
pengalaman, melihat rasa elok pemandangan di luar. Bus pun tak ragu memacu adrenalin
penumpang.
Apalagi saat ini ongkos transportasi udara
sangat menguras kantong, pilihan terbaik dan menantang datang dari naik Bus. Semuanya
bisa terlihat meskipun badan pegal akibat lama di dalam bus, semua itu terbayar
saat melewati setiap daerah. Perjalanan
naik bus paling sering saya rasakan saat malam hari, di balik suasana sejuk dan
sunyinya malam. Dibalik selimut dengan terpaan AC yang dingin, bus melesat
cepat dalam lelah hingga ufuk pagi tiba.
Perjalanan darat jadi perjalanan favorit yang
biasa saya tempuh, waktu yang nyaman memang di malam hari. Sembari tidur lelap
di dalam kabin bus, ia melaju cepat melewati jalanan dan baru terbangun saat
tiba. Saya sendiri sering sekali memanfaatkan waktu libur dengan berlibur ke
luar kota, bak pelepas rasa penat bekerja. Waktu libur jadi pelampiasan yang
tepat, lokasi yang paling sering saya pilih ada panorama alam khas hutan.
Salah satu pengalaman menarik saya itu adalah
tahun lalu, berkeliling ke sebuah desa terpencil yang ada di pelosok Aceh dan perbatasan
Sumatra Utara. Desa itu pun berada di dalam barisan pegunungan Taman Nasional Gunung
Leuser (TNGL). yang harum namanya. Akses yang ditempuh hanya ada dua pilihan,
perjalanan udara dengan pesawat berbadan kecil yang harus booking jauh-jauh
hari. Serta satu lagi dengan menggunakan kendaraan darat.
Dulunya harus hanya bisa dilalui oleh kendaraan
berbadan kecil seperti kendaraan pribadi dan minibus, kini sudah bisa dengan
bus berukuran besar. Dulunya tidak ada jalan lintas tengah, perjalanan mampu
menghemat waktu hingga 3 jam dibandingkan rute sebelumnya. Sudah pasti tidak
harus kram kaki dan pinggang pegal akibat terlalu lama duduk di dalam mobil.
Kursi yang kurang empuk serta tempat sandaran kaki yang terbatas buat kaki kram
dan pinggang harus kaki.
Perjalanan darat menyusuri jalur tengah
daratan Aceh menempuh waktu 15 jam. Sepanjang jalan disuguhi dengan berbagai
aneka hutan hujan tropis yang begitu rapat, pegunungan yang luas membentang dan
jalan yang begitu berkelok-kelok.
Berangkat di pagi buta dan barulah tengah
malam hari barulah kami tiba di lokasi. Udara yang menusuk mulai terasa dan
hutan belantara yang menutupi pemandangan. Sesekali terlihat rumah penduduk
yang di pinggiran sungai.
Kini sudah ada banyak bus, rasa mual dan
pusing tidak dirasakan lagi karena suspensi yang baik serta pengemudi yang terampil
dalam membawa mobilnya. Ia sadar keamanan dan kenyamanan penumpang jadi nomor
satu dibandingkan harus ugal-ugalan dengan tujuan bisa sampai ke tujuan tepat
waktu.
Mengapa saya selalu memilih naik bus?
Bus sebuah pilihan yang memanjakan mata, saat
naik pesawat hanya ada hamparan awan yang terlihat saat di angkasa atau
perjalanan laut yang penuh guncangan siap membuat perut mual. Perjalanan darat
memberikan sebuah pengalaman saat melewati kota tersebut dan masyarakatnya. Ini
yang tidak bisa dirasakan dari moda transportasi lainnya.
Meskipun waktu tempuh lebih lama, naik bus
selalu spesial karena saya menyukai dunia otomotif dan spesifikasi kendaraan
tersebut. Bagaimana saat bus tersebut melibas jalanan bergelombang, jalan
berliku hingga jalanan lurus, kualitas mesin jadi patokan. Serasa tenaga yang
besar tersebut nendang sekali saat diajak berpacu.
Salah satu bus terbaik yang ada di Sumatra
adalah Yoanda Prima yang berasal dari Palembang, Sumatra Selatan. Bus pemain
lama yang sudah eksis di akhir tahun 80-an ini punya rute cukup panjang di
Pulau Sumatra. Siap memberikan pelayanan terbaik kepada penumpangnya baik dari
pilihan kelas Non-AC dan AC sesuai tipe bus yang dipilih.
Yoanda Prima sendiri menggunakan bus buatan
Jerman, Mercedes-Benz yang dibagi pada dua kelas berbeda yaitu Non-AC dan AC.
Pada Bus yang tidak menggunakan AC menggunakan susunan 2 – 3 kursi. Sedangkan
pada bus ber-AC menggunakan format 2 – 2 kursi dengan dilengkapi peralatan
seperti bantal dan selimut, termasuk ruang khusus merokok.
Satu lagi yang paling penting di dalam bus
adalah punya toilet yang bersih, karena setiap perjalanan jauh akan sedikit
tempat perhentian, tujuannya untuk mempersingkat waktu tempuh. Adanya toilet
membuat penumpang nyaman, tidak perlu lagi harus menahan panggilan alam yang
sulit ditolak itu. Dengan segala yang ditawarkan tadi, Yoanda Prima pun sangat
memperhatikan kebersihan toilet kepada penumpangnya.
Sebagai ganjaran atas dedikasinya terhadap
pelayanan pada penumpang selama bertahun-tahun di bidang transportasi. Terkenal
dengan standar keselamatan, fasilitas, layanan, dan kenyamanan, Yoanda Prima
mendapatkan penghargaan Wahana Adhigana 2017 untuk kategori bus kelas ekonomi
antar kota dan antar provinsi dari Kementerian Perhubungan.
Yoanda Prima menawarkan rute antar kota dan di
sejumlah provinsi yang di Sumatra. Bisnis transportasi darat adalah pilihan
murah dan selalu ada, seakan mampu melepaskan rindu anak rantau di
perantauannya atau yang ingin menemui sanak keluarga, dan keperluan bisnis
lainnya.
Ada banyak kota yang disinggahi oleh Yoanda
Prima pada kota-kota di Sumatra. Mulai dari Padang, Bukit Tinggi, Solok,
Payakumbuh, Muara Bungo, Muara Tebu, dan Kiliran Jao. Rute yang paling ramai
adalah Palembang – Padang atau sebaliknya.
Bisnis transportasi bak sebuah bisnis
menggiurkan yang terus tumbuh sesuai dengan waktu. Perusahaan pun memperluas
layanan bukan hanya sebatas mengangkut penumpang dari kota atau antar provinsi.
Kini Yoanda Prima melirik bus yang melayani lokasi wisata, angkutan karyawan,
dan penyewaan bus, Selain itu operator bus memperluas cabangnya pada
transportasi barang yang menyediakan truk-truk logging.
Salah satunya penyewaan paling semarak saat
event internasional yang banyak berlangsung di Palembang. Di mulai pertama
sekali ajang PON, Islamic Solidarity Game, Kejuaraan AFF Cup hingga Asian Games tahun lalu. Armada yang
dimiliki Yoanda Prima dianggap layak dalam membawa tamu undangan dan atlet
terbaik berlaga di arenanya.
Urusan armada pun sangat diperhatikan dengan
sangat baik dan detail khususnya buat kenyamanan pelanggan. Kepercayaan
pelanggan pasti mahal harganya, salah satunya adalah menjamin dengan pengemudi
yang kompeten selama perjalanan. Apalagi kepercayaan pelanggan sangat mahal
harganya.
Warna dari tampilan bus Yoanda Prima adalah kuning
keemasan dengan strip putih dan warna merah terang dengan strip putih.
Pemilihan warna punya arti mendalam dalam sebuah usaha, salah satunya karena
warna emas adalah ciri khas warna Provinsi Sumatra Selatan yang terkenal dengan
Kerajaan Sriwijaya. Menandakan kesuksesan, prestasi, dan kemenangan yang
diraih dulu dan sekarang melalui armada angkutan daratnya Yoanda Prima.
Kemudian warna merah dari bus yang menandakan rasa
berani, penuh energi dan memacu adrenalin. Itu terbukti dengan pangsa bisnis
dari Yoanda Prima yang telah melebarkan sayapnya ke bisnis lainnya di transportasi
darat.
Bagaimana cara mendapatkan tiket Yoanda Prima?
Saat ini cara mendapatkan tiket sangat
gampang, tidak harus lagi datang ke terminal
yang membutuhkan waktu lama dan berbelit-belit.
Kini kita hanya cukup mempersiapkan perjalanan darat yang pastinya jauh. Dari kelengkapan saat ke tujuan hingga kesiapan fisik saat di dalam bus. Pastikan jangan lupa berdoa, karena setiap perjalanan yang ditempuh akan dijaga.
Kini kita hanya cukup mempersiapkan perjalanan darat yang pastinya jauh. Dari kelengkapan saat ke tujuan hingga kesiapan fisik saat di dalam bus. Pastikan jangan lupa berdoa, karena setiap perjalanan yang ditempuh akan dijaga.
Kini tinggal menjejak kaki di dalam bus dan
kemudian bersandar di dalam kursi bus yang empuk. Semua itu mungkin terasa
nikmat atas yang ditawarkan oleh Yoanda Prima, melupakan sejenak pekerjaan dan
pergi liburan. Menikmati perjalanan dan hutan hujan khas Sumatra yang penuh
pesona.
Semoga cerita ini menginspirasi kita semua dan
kisah naik bus memang tak terlupakan, selalu diingat dalam memori panjang. Akhir
kata, Have a Nice Day Guys dan selamat berakhir pekan.
Bapak Saya sekitar 10 tahun bolak-balik Jawa-Sumatra dengan naik bus. Setiap kali mudik, belio selalu antusias cerita pengalaman ya selama di perjalanan. Kalo tidak salah sih dulu 3 hari 3 malam. Seruuu dengar ceritanya, apalagi mengalami sendiri :)
ReplyDeleteBusnya enak bangeeet. Pemandangan yang ijo royo-royo bikin mata seger. Duh kapan bisa liburan ke Aceh :")
ReplyDeleteKalau ke Sumatera aku tahunya bus Lorena. Baru denger nih nama Yoanda. Insyaallah kapan-kapan coba deh
ReplyDelete