Friday, September 28, 2018

Leuser, Sejuta Cerita yang Patut Diabadikan dengan Ponsel Idaman


Traveling kini sudah jadi gaya hidup, banyak orang yang rela menghasilkan banyak uang buat jalan-jalan ke tempat yang ia inginkan. Ada sesuatu yang paling dirasakan sepulang dari liburan, pengalaman tak terlupakan dan kenangan.

Momen ini tidak bisa diulang kembali dan tak jarang salah satunya dengan mengabadikannya. Salah satunya momen itu direkam atau difoto. Oleh-olehnya pasti sebuah jepretan, bukti shahih sudah pernah melangkah ke sana. Sebuah bukti foto berharga akan dikenang dengan sejuta kenangan di dalamnya.

Permasalahan datang, saat momen tersebut tidak berhasil diabadikan dengan dengan baik. Kekecewaan saat hasil jepretan dilakukan berkali-kali. Tetap saja buram, goyang, dan bahkan tidak menampilkan nilai estetika objek. Ini pasti ada yang salah pada ponselnya, tapi apa boleh karena kita hanya bisa mengingatnya tanpa menyimpan momen itu.

Dulu kebutuhan gambar yang memikat bukan hak seorang fotografer saja. Kini di era serba digital,  semua pihak harus punya gawai yang mendukung penjepretan terbaik. Salah satu pihak yang berhak ialah Blogger, ia punya kuasa menampilkan karya terbaiknya dibalut dengan gaya tulisan berkarakter. Rangkaian kata dan kalimat akan terasa hambar tanpa foto memikat. Kini tugas terbaik Blogger bukan hanya upgrade kualitas tulisan tetapi gambar.

Peran gambar sangat kuat fungsinya, pembaca dengan mudah bisa memahami segala yang terkandung di dalamnya. Akan tetapi sebuah gambar perlu sebuah tulisan untuk mengikat maksud dari gambar tersebut agar tidak salah kaprah.

Nah... saya rasa tidak cukup hanya satu gambar saja di awal sebuah tulisan, kemudian menyajikan banyak kata dan kalimat. Nilai sebuah tulisan Anda kurang menarik, walaupun dengan ulasan sangat lengkap. Pembaca bisa saja akan dengan cepat keluar dari Blog atau langsung scroll ke bawah. Matanya tak termanjakan dengan optimal. Gambar dan jepretan foto di sebuah postingan ibarat penyemat mata pembaca yang lelah setelah disajikan rangkai kata.

Analogi sederhana saat melangkah ke sebuah rumah yang sangat megah, di setiap ruangan hanya didominasi oleh satu warna saja. Misalnya warna putih, tanpa perpaduan sedikit. Terlihat rumah tersebut seperti tidak punya kekuatan. Warna adalah kekuatan yang bikin perasaan siapa saja di dalam ruangan tersebut ikutan naik. Kemegahan ruangan tidak akan berarti kuat tanpa warna.

Begitu pun sebuah tulisan, tanpa gambar ini tidak punya daya tarik yang cukup kuat. Konsep itu coba saya hadirkan di dalam setiap postingan saya yang kaya gambar dan grafis. Hanya saja itu kurang didukung dengan performa pengambilan gambar yang baik.

Bicara mengenai mengabadikan gambar, aktivitas tersebut sangat sering saya lakukan di mana pun. Gambar pemandangan seakan begitu sering saya abadikan, tujuannya buat gambar di Blog atau postingan sosial media.

Kini saya merasa ponsel yang saya miliki sudah ketinggalan zaman. Usianya sudah menginjak lebih 2 tahun, saat saya membelinya di perengahan tahun 2016 silam. Sering hasilnya tidak optimal dan bisa saya katakan sudah mulai ketinggalan khususnya dalam proses pengambilan gambar.

Resolusi kameranya masih tergolong kecil, hanya 13 MP dan tanpa ada efek bokek seperti ponsel kekinian. Alhasil banyak hasil jepretannya buram dan pecah, saya harus mengedit berkali-kali hingga dapatkan gambar optimal. Khusus gambar pemandangan alam sering tidak terlalu detail dan optimal. Saya sudah mencoba keras, tapi apa boleh buat hasil tetap kurang optimal.

Kebutuhan jepretan buat Blogger begitu vital, mengandalkan gambar gratis di internet jelas tidak elok dan tidak punya estetika. Saya berharap ada ponsel yang bisa menjawab segala permasalahan fotografi. Saat ada momen menarik, langsung saja dengan sigap diabadikan dengan optimal.
Gawai untuk proses perekaman dan jepretan tidak harus DSLR, selain mahal serta sulit dimasukkan dalam kantong. Cukup dengan smartphone yang mengakomodir segala aktivitas fotografi dan perekaman gambar optimal. Sampai itu semua itu sudah tergambar dengan jelas dari varian terbaru milik Huawei yaitu Huawei Nova 3i

Hadirnya varian Huawei Nova 3i seakan menjawab segala kekecewaan dengan mencoba menorehkan pengalaman selanjutnya saat ke sana. Seakan ingin membayar semuanya dengan ponsel anyar milik Huawei.
Image result for huawei nova 3i
Segala fitur yang dimiliki oleh Huawei Nova 3i seakan punya kelebihan dan memberikan pengalaman tak terlupakan dalam menggunakan ponsel. Saya mencoba memberikan alasan mengapa Huawei Nova 3i jadi ponsel yang tepat dalam berkunjung ke alam bebas. Berikut ulasan dan cerita saya:

Beberapa bulan waktu yang lalu saya mendapatkan kesempatan langka bersama teman-teman Leuser Lestari. Sebuah LSM yang punya peran aktif terhadap ekosistem dan ekowisata di sekitar Kawasan Leuser. Pengalaman berharga tersebut bisa saya dapatkan berkat menulis di Blog, saya sih tipikal orang yang jarang jalan-jalan dan lebih sering nyaman di rumah sambil ngadem di AC.

Sampai pada akhirnya datang pengalaman yang sulit ditolak dan pastinya sangat menarik. Pergi menjelajah sebuah desa di bawah kaki Gunung Leuser, dulunya desa tersebut dikenal sebagai penghasil ganja terbesar di dunia.

Pikiran saya seakan campur aduk dan gundah karena harus datang ke desa yang terkenal dengan catatan kriminal. Sebagai bukti persiapan dan tidak kagok sampai di sana. Saya melakukan Googling desa tersebut, mulai dari akses ke sana ketersediaan penginapan hingga masyarakat sekitar.
Pemandangan indah Agusen yang penuh kenangan
Pencarian melelahkan tersebut hanya menghasilkan beberapa foto di internet, macam foto aliran sungai, perkebunan kopi, dan perbukitan yang mengelilingi desa tersebut. Cukup indah, apalagi kini Desa Agusen sudah bertransformasi menjadi desa ekowisata yang kaya dengan segudang cerita.

Perjalanan yang paling mengesankan selama ini adalah hutan, bagi saya menjelajah hutan begitu memesona. Pengalaman itu tidak datang setiap harinya, saya pun berkesempatan datang ke sebuah desa paling ujung yang ada di taman nasional Gunung Leuser. Bagaimana bahagianya bisa sampai ke lokasi paling cintai, kecintaan pada ekosistem dan keragamannya buat saya tidak lelah untuk sampai ke sana.

Hari yang menegangkan itu tiba...

Perjalanan untuk tiba ke sana tidaklah mudah, saya yang berdomisili di Banda Aceh harus menempuh jarak ±416 km dengan menggunakan jalan darat bersama teman-teman wartawan. Di awal dengan melewati jalur pantai timur Aceh dan kemudian setelah di Kota Bireuen, berbelok ke kanan dan melewati jalan lintas tengah Aceh.

Mulailah hamparan pegunungan terbentang begitu luas, sepanjang jalan pemandangan pegunungan tak luput. Melewati Kota Takengon yang terkenal dengan pemandangan Danau Laut Tawar-nya dan layaknya melihat kota di atas awan. Sangat menakjubkan mata, seakan mata sulit berkedip melihat keindahan alam hampar pegunungan dan danau hingga sampai ke Kabupaten Gayo Lues. Bagi saya orang yang tinggal di pesisir, pemandangan pegunungan seakan begitu menakjubkan.
Rasa takjub saat melihat Kota Takengon dari ketinggian
Perjalanan darat yang melelahkan selama ±16 jam terbalaskan dengan pemandangan yang menarik hingga akhirnya. Sepanjang jalan disuguhi dengan berbagai aneka hutan hujan tropis yang begitu rapat, pegunungan yang luas membentang dan jalan yang begitu berkelok-kelok. Bagi yang tidak kuat perut ke sana, siap-siap harus mual sepanjang jalan dan menyediakan kantong kresek.

Berangkat di pagi buta dari Banda Aceh dan barulah tengah malam tiba di Desa Agusen. Udara malam di sana begitu menusuk khas pegunungan, bagi saya yang hidup di pesisir jelas kesulitan. Pemandangan gelap, hanya terlihat perumahan warga yang diterangi listrik seadanya. Suara desiran anak Sungai Alas begitu kentara, ibarat simfoni pengantar tidur.

Kokok ayam terdengar dari rumah warga pertanda pagi telah tiba....

Semalam saya menginap di salah seorang rumah pemandu wisata setempat. Cuaca dingin seakan membuat semua tim bergegas bangun, segera melihat kondisi alam sekitar. Merasakan kondisi pedesaan khas pegunungan, masyarakat pedesaan tidak bisa lepas dari aktivitas dengan sungai.
Aliran anak Sungai Alas yang membelah Desa Agusen
Pemandangan yang tadi malamnya tidak terlihat sama sekali kini terlihat jelas. Sungainya begitu deras dengan bebatuan di pinggirnya. Belum lagi perbukitan yang mengapit desa tersebut, memang dari desa tersebut tidak bisa melihat Gunung Leuser secara jelas karena terhalang perbukitan. Desa Agusen adalah salah satu pilihan spot pendakian untuk menuju ke Puncak Gunung Leuser. Jaraknya relatif jauh, namun lokasi ini dinilai punya panorama alam yang memukau.
Pemandangan Kawasan Leuser dari perbukitan Desa Agusen
Desa Agusen hanya berjarak ±51 km dari puncak Gunung Leuser dan letaknya berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Leuser yang mendunia. Kualitasnya setara dengan hutan Amazon yang ada di Brasil, tugasnya sebagai paru-paru dunia. Hanya tersedia sedikit hutan yang mampu menghasilkan banyak oksigen di dunia saat dan TNGL termasuk yang masih terjaga alami.

Sekilas cerita mengenai Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), menurut data, luas cakupan mencapai 2,63 Juta hektar yang membentang di 7 kabupaten di dua provinsi. Dengan seluas 2,25 juta hektar terbentang luas di daerah Aceh. Ada sekitar 380 spesies burung, 205 spesies, dan 89 spesies langka. Termasuk empat satwa kunci yang ada di KEL berupa gajah, harimau, orangutan, dan badak. Bahkan kawasan Leuser menopang bagi 4 juta masyarakat yang hidup di sekitarnya.

Pemandangan khas hutan hujan tropis dan pengalaman ini tidak bisa dilupakan. Berlibur ke destinasi pantai mungkin sudah terlalu mainstream, beda halnya merasakan sensasi pedesaan yang dekat dengan hutan hujan tropis terbesar di dunia.

Di setiap bukit ditumbuhi beragam hasil alam khas masyarakat sekitar. Pagi hari tiba, para masyarakat bergegas ke kebun mereka. Mengontrol kebun yang hasilnya mulai ranum, ada sejumlah hasil alam seperti tomat, cabai, seri wangi, dan yang paling ikonik adalah kopi khas Agusen.
Masyarakat setempat yang menjemur kopi di halaman rumahnya
Kami pun diajak hiking seharian, ada dua pilihan sulit yang harus dipilih. Menjelajah tebing yang ada di sekitar Desa Agusen, kemudian naik ke bukit cinta atau menjelajah perkebunan kopi milik warga yang terhampar luas. 

Teman-teman pun sepakat untuk menjelajah pinggiran Sungai Alas yang membelah Desa Agusen sekalian melakukan hiking ke Bukit Cinta. Sepanjang perjalanan kami disuguhi dengan perkebunan serai wangi milik warga, aliran sungai yang jernih, dan bukit yang berjejer di kiri serta kanan.

Hingga akhirnya kami menaiki ke Bukit Cinta, jalan ke sana begitu terjal dan curam. Ada sebagian yang naik dan sebagian lainnya bertahan di bawah. Kondisi saya saat itu tidak memungkinkan, pergelangan tangan yang masih masa pemulihan bisa berakibat fatal. Alhasil saya memutuskan tidak naik ke sana, hanya ada pesan saya buat teman-teman yaitu mengambil foto terbaik sebagai dokumentasi.
Pemandangan Desa Agusen dari Bukit Cinta
Satu sisi itu sangat disesali, tetapi juga disyukuri karena saya bisa menikmati desiran anak Sungai Alas yang terdengar syahdu. Seakan duduk di pinggirnya menghilangkan stres pekerjaan yang menumpuk. Semua terasa lega. Saya sangat sedikit mengambil gambar saat itu, tapi itu sudah cukup mengobati rasa penasaran saya akan mahakarya ciptaan Sang Maha Kuasa.

Saya pun lebih banyak mengamati dan sesekali mengabadikan gambar, penyebabnya karena hasil potret tidak terlalu baik. Sesekali saya meminta bantuan rekan buat menjepret dan hasil jepretan tersebut bisa dikirimkan via Bluetooth.

Pengalaman berkeliling di aliran sungai pun tidak sempat saya abadikan termasuk saat berkeliling ke perkebunan kopi. Ah... saya seperti ngomong doang karena tidak punya bukti perjalanan.

Semua itu harus dibalaskan dengan performa gawai mumpuni menjepret dan merekam segala kenangan Agusen dan Leuser. Tunggu saya akan kembali di kemudian hari...!!!

Di akhir tahun 2018 ini, saya punya kesempatan kembali lagi ke Gayo Lues, khususnya proses peliputan aksi Tarian Saman. Menurut info yang saya dapatkan, ada 1.500 penari yang terlibat sekaligus memecahkan rekor di tahun sebelumnya. Kesempatan ke sana seakan membalas rasa penasaran, sekaligus singgah ke Desa Agusen.
Anak-anak Agusen yang sedang menampilkan Tarian Saman
Momen yang paling menarik karena akan memecahkan rekor peserta di tahun sebelumnya. Dan paling penting adalah punya gawai terbaik mereka segala aktivitas di sana. Adanya Huawei Nova 3i seakan mencukupi segala aktivitas memotret, mengirim informasi, dan pastinya mengabaikan momen terbaik.

Andai saya bisa terpilih memilikinya, pastinya gawai itu akan saya genggam dengan gagah, siap bersaing dengan pada fotografer handal di garda terdepan. Saya pun tidak minder dengan hasilnya yang malah lebih bagus dan praktis.

Budaya Saman sudah mengakar erat di masyarakat Agusen, penyambutan kami keesokan harinya diselingi dengan Tarian Saman. Menariknya yang menari ialah anak-anak sekolah dasar kampung setempat. Saya belum pernah melihat atraksi Saman yang dimainkan oleh anak-anak dan ini jadi pengalaman pertama saya melihat mereka belajar sejak dini.
Mereka tampil begitu semangat tapi hasil jepretanku tidak terlalu baik
Anak-anak di sana seakan disokong sejak kecil dengan tarian daerah mereka yang melegenda, Saman. Gerakan, bacaan-bacaan, dan kerja sama tim seakan sudah padu sejak mereka kecil. Proses itu terus dilakukan regenerasi secara turun-temurun secara intensif. Mempertahankan eksistensi budaya mereka sekaligus memperkenalkan Saman pada dunia.

Saat acara tersebut, saya dibuat iri setengah mati melihat para fotografer dengan DSLR miliknya. Sangat leluasa mengambil gambar dengan hasil yang menakjubkan. Sedangkan saya malu-malu mengeluarkan ponsel karena hasilnya tidak optimal. Setiap gerakan pasti menghasilkan jepretan yang buram, karena gerakan Saman sangat cepat.

Tak jarang saya meminta mengambil foto dengan ponsel atau kamera orang lain. Tujuannya untuk bisa mengambil gambar terbaik untuk hasil perjalanan saya. Anak-anak kecil di sana begitu hafal syair, dan gerakan yang seirama mengikuti anjuran pemberi aba-aba (Syekh).

Andai saja ada Huawei Nova 3i di genggaman, saya pasti tidak akan menyia-nyiakannya karena padanya sudah disematkan  efek Slow Motion, aksi spektakuler anak-anak pemain Saman akan tertangkap secara detail dalam mode lambat. 

Semua karena adanya Mode 16X Super Slow Motion yang mampu merekam gerakan lambat jadi sesuatu mengesankan dan mengubahnya jadi momen menakjubkan sebanyak 480 frame/detik. Saya bisa mengambil gambar mana yang cocok buat diambil sebagai foto di Blogger.

Ada cerita menarik saat pergi ke sana, dan saya kurang menikmati. Mulai dari mengabadikan gambar hingga menjelajah alam. Beberapa minggu sebelum keberangkatan, pergelangan tangan kiri saya patah akibat bermain bola.
Tangan yang patah tidak mengurangi semangat menjelajahi alam
Otomatis proses memotret tidak optimal dan relatif goyang, saya lebih sering menyuruh orang lain. Memotret jadi sesuatu yang sangat sulit dan ditambah dengan gawai kurang baik kualitas jepretannya. Semua terlewatkan... nasibku begitu malang saat itu. Andai diberi kesempatan sekali lagi, ini akan jadi pengalaman tak terlupakan.

Di kesempatan kedua nantinya saya pun akan menjajal pemandangan alam di Agusen dan Taman Nasional Gunung Leuser dengan Huawei Nova 3i. Mulai dari memotret kehidupan sehari-hari masyarakat Gayo yang hidup di sana. Kehidupan masyarakat di sana sangat bertopang pada tiga sentra, perkebunan, pertanian, dan kini ekowisata.

Banyak pengalaman menarik yang buat saya tidak bisa coba. Bermain di river tubir, memanjat bukit cinta yang menggoda, berenang di DAS hingga menjelajah kebun kopi. Saya pun ingin bisa mengabadikan segala aktivitas tersebut, saat mereka memetik kopi di perkebunan, menggiling di persawahan, dan pastinya saat anak-anak kecil setempat berlari ke sana kemari di aliran sungai.

Huawei Nova 3i dipersenjatai sektor kamera selfie sudah ada kamera berukuran 24 MP + 2 MP untuk depth sensor yang mampu mempercantik objek dengan algoritma mutakhir dan pengalaman foto bokeh jadi begitu luar biasa. Semua berkat kemampuan

Saya nantinya bisa mendapatkan gambar terbaik dari cara selfie. Saat anak-anak sedang bermain di aliran sungai, jepretannya selfie lebih hidup dan smooth karena sudah ada teknologi AI. Secara tak langsung Quad AI Camera mampu menyesuaikan kontras cahaya di lingkungan yang masuk dan efek yang diberikan saat berfoto. Sangat cocok karena hampir semua foto yang diambil bernuansa outdoor.

Pada kamera selfie ada 8 kategori yang bisa dimanfaatkan dari teknologi AI Scenery Recognition. Salah satunya adalah pilihan Plant yang digunakan di alam. Pemandangan alam Desa Agusen, begitu kuat dan nyata dan pastinya akan didukung dengan baik oleh AI kamera.

Lanjut pada kamera utama yang sudah dibekali dengan pengaturan 16 MP + 2 MP depth sensor dengan Aperture f/2.2. Beragam fitur lengkap khas fotografi seperti PDAF, CDAF, dan LED Flash sudah tersedia lengkap. Kemampuannya sudah dibekali dengan algoritma AI yang punya pengetahuan terhadap 100 juta gambar sekaligus. Sangat cocok dengan kondisi alam Agusen yang kaya warna, setiap detail ditangkap dengan maksimal.

 Image result for huawei nova 3i gaming
Pada bagian belakang bodi Huawei Nova 3i tertulis: Dual Lens 1:2.2/26 ASPH. Itu artinya ialah Dual Lens yang mengacu pada aperture 1:2.2/26 serta Focal Length pada kamera utama. Sedangkan ASPH merupakan singkatan Aspheric Lens yang membuat begitu tipis dan minim distorsi saat pemotretan.

Sedikit informasi bahwa Aspheric Lens adalah salah satu jenis lensa yang punya ketebalan lebih tipis dan umum digunakan pada kacamata. Nah... kacamata yang menggunakan Aspheric Lens mampu menyaring sinar-sinar tertentu yang tidak bisa disaring oleh lensa biasa khususnya saat pengguna melihat sesuatu.
Image result for Aspheric Lens
Perbedaan yang bikin Aspheric Lens lebih unggul dari lensa biasa
Aspheric Lens bikin lensanya jadi lebih tipis, fokus lebih tajam, dan juga punya kemampuan layar lebih jernih. Bisa dibayangkan saat digunakan pada sebuah smartphone seperti pada Huawei Nova 3i. Otomatis hasil gambar yang dihasilkan lebih bagus dan nyata.  

Hasil gambar lebih menarik dan ditambah dengan ditanam teknologi AI yang mampu mengingat 22 kategori dengan lebih dari 500 momen. Huawei Nova 3i mampu menghasilkan foto dengan kejernihan tinggi dan efek bokeh. Jadi tak perlu khawatir dengan banyaknya pilihan tersebut, karena sudah mendukung pemandangan alam.
 
Tak hanya itu saja, ada fitur HDR Pro canggih seakan foto dan video yang dihasilkan begitu seimbang dan presisi. Kualitasnya jelas lebih bagus dan detail termasuk dalam penjepretan dan perekaman di segala kondisi termasuk di bawah sinar matahari.

Cocok banget diajak ngebolang di alam bebas Desa Agusen dan Kawasan Leuser yang banyak cahaya. Segala gangguan tersebut tidak mengurangi estetika yang Anda dapatkan dari mengabadikan keindahan alam.

Sudah saatnya punya ponsel terbaik punya daya pikat menawan, bukan hanya mengandalkan performa gahar saja. Semua itu ada pada  Huawei Nova 3i, ada dua pilihan warna terbaik yang ditawarkan dan bikin merasa kekinian. Warnanya sangat memikat karena memadukan dua warna dan punya efek pantulan saat terpapar sinar matahari. Huawei memberikan opsi pada pengguna pada warna Irish Purple dan Black. 
Pilihan warna Huawei Nova 3i yang memanjakan mata
Walaupun secara harga tergolong Huawei Nova 3i tergolong ponsel kelas Mid-end, namun kesannya terasa menggenggam ponsel flagship. Saya malah menganggap bahwa Huawei Nova 3i berada di level Mid-High. Semua karena ada kesan premium yang melekat dari setiap lekuk bodi, bagian kaca menghiasi bagian belakang ponsel termasuk pada bagian fingerprint yang melekat di belakangnya. Sisinya dibuat halus dan padat melengkung dengan lapisan aluminium, sungguh  finishingnya sangat compact.

Saat dibawa berkeliling dengan alam seakan pilihan warna Black jadi sangat tepat, walaupun di satu sisi warna Irish Purple begitu memikat karena tampilannya sangat eye-catching. Bagi saya warna hitam seakan melambangkan ketegasan dan keagungan. 
Beginilah andai diberi kesempatan menggengamnya
Bagi lelaki seperti saya, warna hitam sangat cocok terlebih saya selalu akrab dengan warna hitam. Pantulan cahaya yang memantul pada Huawei Nova 3i seakan buat gradasi warna hitam mampu memikat siapa saja yang melihatnya.

Kesan selanjutnya datang pada layarnya yang membentang sebesar 6,3 inchi dengan rasio 19.5:9. Walaupun layarnya besar, tetap nyaman buat digenggam satu tangan termasuk dimasukkan ke dalam kantong.
 Hasil gambar untuk huawei nova 3i
Pastinya tampilannya sudah FullView Display 2.0, terasa layar terlihat lebih luas layaknya ponsel flagship. Pengguna semakin termanjakan saat menatapnya karena sudah dibekali LTPS panel dengan resolusi FullHD+ 1080 x 2340 piksel. Makin keren lagi karena sudah mengusung Notch (poni) di bagian atas.

Urusan chipset dianggap sebagai otak sebuah ponsel bekerja secara optimal. Huawei Nova 3i menanamkan chipset buatan pabrikan mereka sendiri. Chipset tersebut ialah HiSilicon Kirin 710. Huawei Nova 3i jadi ponsel pertama yang diberi kesempatan menggunakan chipset gahar tersebut.
 Related image
Performa chipset ini begitu menjanjikan karena sudah menggunakan 4x2.2 Ghz Cortex A73 High performance, sedangkan sisanya menggunakan 4x1.7 Ghz Cortex A53. Nah... tujuannya buat  hasilkan ponsel yang hemat energi dan Huawei Nova 3i sudah menggunakan fabrikasi 12 nano meter.

Didukung dengan GPU Mali-G51 MP4 yang sudah ada fitur GPU Turbo, bikin ngebut optimal saat diajak menjajal gaming namun tetap hemat daya. Semakin lengkap karena sudah tertanam RAM sebesar 4GB yang mendukung segala aspek multitasking tanpa harus ngelag saat membuka banyak aplikasi dan main game berjam-jam.
 HUAWEI nova 3i Gaming
Beragam game kekinian yang ngehits sejenis PUBG dan Mobile Legend dilibas dengan lancar maksimal. Main game makin fokus tanpa gangguan karena Huawei sudah membekali Mode Uninterrupted Gaming yang mampu menyembunyikan notifikasi sejenak. Saatnya Me Time banget ala Huawei Nova 3i.

Perjalanan jauh ke mana saja terasa begitu membosankan bagi saya, apalagi menggunakan mobil carter yang minim hiburan. Banyak waktu yang saya habiskan hanya dengan tidur atau melihat perjalanan. Ada saja saya nekat mengeluarkan ponsel pasti baterainya cepat habis, toh kapasitas baterainya tidak terlalu besar dan bisa saja ponsel saya haru kehabisan daya sebelum tiba di tujuan.
Beda dengan Huawei Nova 3i yang dipersenjatai oleh baterai 3340 mAh, sangat cukup buat mendengarkan musik selama di jalan. Semua lagu yang ada di aplikasi Sportify akan terputar, mendendang hingga sampai tujuan.

Saya pun sangat sering memutarkan habis semua musik EDM di playlist, seakan perjalanan jadi lebih nyaman dan membunuh bosan. kapasitas baterai yang besar dan daya super irit, dijamin baterai tidak cepat habis. Sekaligus membunuh bosan saat yang lain terdiri lelap di dalam mobil.

Bicara masalah penyimpanan pastinya jadi daya pikat sebuah ponsel  dan kapasitas besar sudah jadi kewajiban buat ponsel kekinian. Bagaimana rasanya punya ponsel memorinya terbatas dan membuat diri tidak leluasa menyimpan foto dan video.

Belum lagi sejumlah aplikasi yang sering update sendiri saat terkoneksi internet, makin lama akan membuat sesak kapasitas internal ponsel tersebut. Jangankan buat menyimpan foto atau video berkualitas tinggi, aplikasi yang jadi kebutuhan pokok harus dikorbankan. Duh... ini kondisi yang paling menyesalkan, mau tak mau harus beli MicroSD dan menambah biaya sebuah ponsel.
 Hasil gambar untuk huawei nova 3i
Masalah tersebut ada pada ponsel saya saat ini, kapasitasnya hanya 16GB dan sudah saya tingkatkan menjadi dengan membeli MicroSD 32GB secara terpisah. Jumlah tersebut dirasakan sangat terbatas dan bahkan harus pintar-pintar memindah video dan foto lama ke laptop.

Asalkan ada foto dan video terbaru, ada saja file lama yang dihapus atau dipindahkan sebagai korban seleksi alam. Ternyata bukan hanya di alam saja ada seleksi alam tetapi di file pada ponsel. Aduh... jelas mengganggu banget.

Bagi saya standar ponsel saat ini adalah punya  kapasitas ponsel 64GB dan dirasa sudah cukup nyaman. Ada sesuatu bikin saya tercengang, karena Huawei Nova 3i sudah dibekali 128GB. Dan jadi ponsel Smartphone termurah di kelasnya dengan storage 128GB. Ini luar biasa dan lapang banget ini penyimpanan.

Dengan kapasitas sebesar itu bisa memuat ribuan sampai puluhan foto sekaligus. Misalnya saja penyimpanan kosong dan Anda memotret dengan ukuran rata-rata foto antara 3-5 MB, akan muat 25 – 42 ribu foto sekaligus. Sedangkan buat foto HDR yang relatif besar berukuran antara 80-100 MB bisa muat sampai 1.200 -1600 foto. Ini sih gila banget!!

Kalau dirasa masih kurang cukup, ada Slot Hybrid memori tambahan berkecepatan tinggi yang mendukung MicroSD hingga 256 GB. Itu artinya kalian akan bisa menampung hingga 384 GB di ponsel Huawei. Rasanya seperti penyimpanan laptop saja dan kini semua tertampung manis di dalam ponsel kalian.

Anda pun bisa memilih menggunakan dua buat kartu SIM atau satu SIM saja dengan microSD tambahan. Terlihat praktis dan pastinya sungguh lega buat menyimpan foto, video, dan install koleksi game. Masalah keterbatasan penyimpanan ponsel, terjawab jelas oleh Huawei Nova 3i.

Pencarian segudang dokumen, foto, dan video yang tertimbun lama memang melelahkan, persoalan waktunya hingga nama foldernya. Adanya AI Huawei Nova 3i mampu mengatur ratusan atau ribuan foto yang sudah dijepret dengan pencarian cepat berbasis AI.
 HUAWEI nova 3i AI image searching
Teknologi AI akan dengan mengurutkan segala kenangan yang mulai terlupakan sesuai tanggal, tempat, orang, dan objek foto. Sangat cocok dengan banyaknya foto yang dijepret dalam waktu banyak. Ia akan mengurutkan secara otomatis. Jadi tidak perlu kewalahan saat harus digunakan sebagai pemanis tulisan di Blog atau sosial media. Dan Pastinya semua momen tersimpan aman, makin lega dengan kapasitas penyimpanan mencapai 128 GB.

Bagaimana malangnya saat pergi ke alam bebas dan baterai ponsel cepat habis?

Waduh... pengalaman itu jelas tidak mengenakkan, dan itu sempat menimpa diri saya. Baterai ponsel saya hanya bertahan dua jam untuk pemakaian normal. Mau tak mau saya harus beli powerbank sebelum berangkat di sana. Sambil menenteng ponsel yang tercolok erat kabel powerbank di bodinya.
 Image result for huawei nova 3i battery
Persoalan yang diperhatikan saat menjelajah alam ialah daya tahan baterai yang kuat dan awet. Huawei Nova 3i dibekali baterai berkapasitas 3340 mAh. Sudah cukup buat diajak pakai seharian seperti aktivitas produktif saat berada di alam bebas. Tak perlu khawatir harus bawa powerbank, pastinya aktivitas di sana sedikit dan dijamin baterai tahan hingga seharian.

Berangkat pagi di penginapan dan malam harinya baru kembali kembali dicas. Selain itu Huawei Nova 3i, punya proses cepat dalam pengisian yang hanya memakan waktu 2 jam 15 menit saja. Jadi tak perlu menunggu semalaman supaya baterai penuh. Analogi yang pantas saya sematkan ialah: Pakai sepuasnya dan cas sebentar saja.

Menjelajahi alam bebas seakan harus vakum dari dunia internet, tak jarang kita harus lebih banyak menyimpan ponsel rapat-rapat. Persoalannya karena jaringannya tidak terlalu mendukung, ponsel hanya digunakan sebatas memotret dan merekam saja karena sinyalnya pasti jelek.

Kini persoalan itu coba dijawab dengan sangat baik melalui AI pada Huawei Nova 3i. Adanya konektivitas keren berbasis AI mampu meminimalisir gangguan sinyal. Saat sinyal di daerah pelosok sangat terbatas, AI konektivitas akan menstabilkan walaupun pada kondisi rendah, proses pemulihan sangat cepat karena adanya mode elevator.

Apakah terhalang perbukitan, hutan hujan tropis, dan lembah khas alam bebas. 
Adanya fitur Huawei Go 1.5 yang menstabilkan jaringan Anda di mana pun Anda berada termasuk di daerah terpencil. Portofolio panjang Huawei sebagai penyedia layanan untuk operator telekomunikasi raksasa tanah air. Ini jadi bukti Huawei sebagai leader of technology pada jaringan telekomunikasi dalam membantu optimalisasi smartphone sesuai keinginan.

Itu mendukung sekali dengan fitur yang Huawei berikan, tetap stabil hingga pelosok sekalipun. Jelas sekali karena semua tiang BTS hingga di Kawasan Leuser merupakan milik Huawei. Bila tiang BTS-nya sudah sampai ke pelosok, koneksi sinyal tetap stabil. Jadi tidak perlu repot-repot harus ke puncak bukit buat dapatkan sinyal terbaik karena sudah ada fitur Huawei Go 1.5.

Nah.... dari segala fitur yang ditawarkan Huawei Nova 3i membuat pengguna bisa meresonansikan kenangannya di tempat terbaik dengan ponsel terbaik pula. Kini ponsel itu akan ada di genggaman, HuaweiNova 3i jadi ponsel terbaik mengabadikan kenangan terbaik yang Anda jejaki. Ini cerita saya dan silakan cerita kalian tentang smartphone idaman dan semoga menginspirasi.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

ROG Phone 8

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer

Part of EcoBlogger Squad

Part of EcoBlogger Squad