Thursday, January 31, 2019

ZenFone Max M2, Dimensi Baru Para Gamer

Game Arcade, mungkin jadi game pertama yang saya cicipi pertama sekali. Kala itu game bukan sesuatu yang populer, hanya bisa dijangkau anak berduit dan waktunya hanya puas dimainkan kala akhir pekan tiba. Belum lagi harus ke Mall dan merogoh kocek yang dalam
Image result for game arcade
Tapi kini game sudah jadi gaya hidup dan sebagai alternatif cara membunuh rasa bosan. Makin beragamnya game dan menawarkan banyak tantangan menaklukkannya. Di awali dengan kehadiran rental PS yang menjadi idaman anak-anak, cukup sisa uang jajan di pagi hari sudah bisa bermain sendiri atau ngajak teman.

Memori saya masih sangat lekat saat bermain konsol di rental, kaset yang macet dilap dengan kain perca atau bahkan kadang dengan air liur abang rental. Konsol gamenya harus dimiringkan supaya kasetnya bisa terbaca sistem, sungguh bahagia saat kaset berhasil terbaca. 
Related image
Yang main dua orang, tapi yang nonton satu kompleks
Game bola Konami seakan jadi salah satu game wajib para bocah. Bahkan ada peraturan yang tidak boleh dilanggar, mengeluarkan jurus: One-Two…

Terdengar suara teriakan dari komentator, One-Two and Sutttoooo…!!! Goaaallll!

Itulah momen yang menakutkan karena gawang sudah pasti kebobolan, belum lagi posisi ditempati Roberto Carlos. Langsung pertahanan lawan langsung acak-acakan, teriakan anak rental pun menggema:
Wah… curang, ngga boleh main One-Two dan pakai Roberto Carlos sebagai penyerang.  
Kalah-kalah saja, sesuai perjanjian yang kalah harus gantian.
Dalam sekejap roda pangsa gaming berubah, jumlah rental PS mulai tergerus dan kalah populer. Perangkat Game bertransformasi semakin mobile dan mudah dimainkan di mana saja. Spesifikasi perangkap mobile bahkan sudah setara dengan PC dan konsol sekalipun.

Arah itu semakin nyata saat era smartphone hadir, dahulunya ponsel hanya digunakan untuk menelepon dan membalas pesan. Beralih pada peran ponsel jadi multiguna yang menunjang segala aktivitas manusia, termasuk gaming. Mengubah cara manusia bermain game jadi lebih praktis dan ekonomi, bisa di mana saja dan kapan saja. Pabrikan smartphone semakin termotivasi menghasilkan produk dengan spesifikasi gahar dalam menjalankan berbagai aplikasi termasuk aplikasi game.

Bagaimana tidak, dahulunya gaming hanya dilakukan para pemain gaming profesional dan butuh perangkat mahal. Kini gaming sudah terjangkau oleh semua kalangan tanpa terkecuali. Makin beragamnya perangkat yang digunakan dan ditambah lagi dengan makin terjangkau, membuat siapa saja bisa merasakan pengalaman gaming terbaik.
Image result for mobile gaming
Mobile gaming yang dianggap praktis dan fleksibel
Pelaku gaming bukan lagi dari kalangan lelaki saja, bahkan para wanita pun tidak mau kalah. Bermain gaming tidak kalah seru dibandingkan hanya bersosial media yang bikin pikiran campur aduk. Segmen gaming sudah lintas gender, jangan heran saat di café wanita bukan lagi sibuk selfie atau bersosial media namun tanding bermain game.

Saya pun memperhatikan hal demikian, dulunya game hanya menyasar para lelaki. Namun saat ini pangsa gaming lebih berimbang tanpa memandang gender. Itu didukung dari data Studi Pokkt bersama Decision Lab yang menyatakan basis gamer di tanah air didominasi 51% dari kalangan wanita dan hanya 49% dari lelaki. Bukan hanya level game ringan tapi hingga level berat sekalipun.

Menurut data dari We are Social tahun 2018, dari jumlah penduduk Indonesia mencapai 265,4 juta. Ada 132,7 jutanya atau 50% penduduk Indonesia yang sudah rutin mengakses internet, sebagian besar digunakan untuk mengakses sosial media hingga 130 juta. 
Untuk mengakses internet, perangkat yang digunakan sangat beragam, ada sebanyak 60% yang menggunakan smartphone sebagai device yang paling banyak digunakan. Mengalahkan laptop dan tablet. Alasannya karena smartphone penetrasinya sudah menyasar berbagai segmen dengan harga yang ditawarkan pada konsumen. 
Pengguna perangkat mobile kini bukan hanya sebatas membuka sosial media, menonton video, dan membaca berita saja. Makin terjangkau harganya dan spesifikasi makin gahar seakan mampu melibas banyak gaming berat. 

Tercatat ada 37% pengguna smartphone menghabiskan waktunya dengan gaming. Serta 7% selama sepekan mengalahkan pengguna komputer yang hanya 2% saja selama sepekan. Waktu yang dihabiskan untuk gaming sebanyak 25% atau setara 53 menit. Mengalahkan aktivitas lainnya seperti bersosial media yang hanya 17%, streaming video 12%, browsing 10, hingga berbelanja online 7%.

Pengguna dari rentang umur muda khususnya generasi Z mencari ponsel gaming dengan harga terjangkau dan melampiaskan hasrat bermain game. Tak harus lagi ke rental menikmati game, karena semua sudah bisa dilakukan di smartphone.

Nah… ada 15 kriteria wajib buat perangkat ponsel gaming. Penasaran, berikut ulasannya:

Ponsel gaming diharuskan punya bentangan layar super lega, minimal berukuran di atas 5,5 inchi, Revolusi ponsel seakan makin mempunyai bezel yang makin tipis sehingga membuatnya mampu berukuran lebih dari 6 inchi. Khususnya saat bermain gaming mobile akan mudah dalam menyerang dan membidik musuh seperti di PUBG atau Free Fire.

Layar besar adalah sebuah keharusan yang dimiliki oleh sebuah ponsel gaming. Ukuran layar besar juga harus mudah digenggam dengan satu tangan dan masuk ke dalam saku celana. Bentuk layarnya harus melengkung pada ujungnya sehingga tampilan layar terlihat lebih penuh.

Bukan sebatas ukuran layar saja, ponsel gaming didukung dengan resolusi terbaik. Bagi saya, ponsel gaming minimal punya layar HD+ karena membuat saturasi warna dari game bisa terlihat dengan jelas. Gamer yang sering bermain di luar ruangan pastinya merasakan dampak saat layarnya terpapar cahaya.

Otomatis ponsel yang berada di bawah HD+ layarnya jadi buram, meskipun sudah menggunakan tingkat brightness tertinggi sekalipun. Selain itu ditambah lagi game saat ini minimal sudah menunjang pengalaman minimal HD+, sehingga pengalaman game di outdoor tak akan berpengaruh.

Tren ponsel kekinian pastinya sudah mengusung konsep poni (Notch) termasuk pada ponsel gaming. Selain membuat rasio layar lebih luas, fitur Notch pada ponsel gaming bisa hilang saat bermain game dan otomatis muncul kembali setelah game selesai. Apalagi ponsel gaming bukan hanya menjual performa, juga nilai estetika.

Urusan bodi dan nilai estetika, ponsel berbahan metal punya keistimewaan. Memiliki bodi metal, proses pendinginan saat bermain dalam jangka waktu dan pastinya terlihat eksklusif untuk kelas gaming dibandingkan berbahan plastik. Ada kesan gahar di dalamnya, bahan metal akan membuat bobot drastis dan lebih solid lagi saat digenggam, pas dengan tangan dan jauh dari kesan ringkih.

Ponsel gaming pastinya harus punya kemampuan yang sangat menawan terhadap berbagai segala jenis kondisi jatuh dan bantingan. Itu sangat dibutuhkan supaya memastikan barang yang digunakan mampu bertahan di segala kondisi tak biasa. Misalnya saja ponsel jatuh dari kantong, terendam rendaman air hujan, hingga tertimpa barang yang lebih berat dari bebannya. Kualifikasi yang wajib pabrikan ponsel perhatikan.

Ponsel gaming pastinya punya prosesor terbaik di kelasnya dan tangguh segala aplikasi tanpa ngelag. Semua berkat dukungan SoC (System on Chip) dalam mengoptimalkan kinerja Prosesor dan GPU. Makin baik sebuah prosesor, jelas makin memudahkan proses game jadi lebih cepat.

Pilihan prosesor andal saat ini datang dari Qualcomm Snapdragon, Exynos, Kirin, dan MediaTek. Pilihan prosesor saya jatuhkan pilihan pada Qualcomm Snapdragon. Serta kemampuan minimalnya pun harus di level Quad-core, agar proses gaming tanpa kendala, bahkan pada game ber-FPS besar sekalipun.

Inovasi di segmen RAM makin besar khususnya mendukung kini prosesor, rata-rata ponsel kekinian sudah mengusung RAM 3GB. RAM jadi lokasi menyimpan berbagai game yang ingin saya mainkan secara sementara untuk nantinya bisa diakses dengan cepat oleh prosesor atau GPU.

Tak hanya CPU dan RAM yang harus memadai, faktor GPU harus diperhatikan. Khususnya dalam menghasilkan grafis gaming yang lancar tanpa mengalami penurunan FPS dan smooth saat gaming. Komponen ini punya tugas dalam mengolah grafis dan visual akan konsep yang ditampilkan di ponsel.

Menggunakan memori ponsel 32 GB saja sudah terlalu kecil untuk batas minimal gamer. Alasannya dikarenakan game saat ini bukan lagi berukuran puluhan atau ratusan MB, tapi hingga belasan GB. Sebut saja game seperti PUBG Mobile, Need For Speed hingga PES 2019, semua game berukuran Gigabyte. Jelas akan memakan banyak tempat hingga memori internal jadi sesak.

Kapasitasnya memori internal kecil, hanya bisa dimanfaatkan untuk mengunduh beberapa game saja. Itu belum lagi masuk aplikasi non-game seperti sosial media, office, dan aplikasi multimedia lainnya yang makin bikin kapasitas mendesak banget. Bagi saya, kapasitas ponsel gaming minimal berukuran di atas 64 GB. Supaya gamer leluasa melibas game mana saja yang diinginkan, tanpa perlu khawatir harus uninstall game dan memindahkan data ke laptop karena kapasitas yang terbatas.

Stigma ponsel gaming sering dianggap tidak harus memiliki kamera yang cakep, karena hanya mengandalkan prosesor dan daya tahan saja. Tapi tunggu dulu, kini ponsel gaming bertransformasi dengan kualitas kamera yang sama baiknya di line up ponsel kelas lainnya, hingga mampu menghasilkan efek foto maksimal.

Fitur dasar kamera seperti Fitur Mode Auto, HDR Mode, dan Portait Mode (Bokeh) jadi andalan hasilkan jepretan terbaik. Harus ada juga efek depth of field terlihat begitu artistik dan mengagumkan sehingga mampu menghasilkan gambar terbaik.

Daya yang dibutuhkan ponsel gaming sangat besar, sebuah kewajiban punya baterai berukuran besar. Syarat minimal bagi saya untuk ponsel gaming, punya kapasitas di atas 3500 mAh. Itu penting karena gamer akan kecewa saat harus selalu berdekatan dengan stok kontak. Dukungan baterai yang besar jadi tolak ukur semakin lama gamer bisa menghabiskan waktunya bermain game tanpa harus mengecash ponselnya.

Saat gaming otomatis ponsel akan bekerja optimal, dan mengharuskan dirinya menghasilkan performa terbaik. Efeknya berupa panas berlebih pada bagian belakang dan layar ponsel. Overheating jadi masalah serius buat gamer yang mengharuskan  mengistirahatkan sejenak ponselnya kembali ke suhu normal. Ponsel didesain dengan sedemikian rupa bisa lebih dingin saat bermain game. Sehingga efek penurunan performa saat gaming tidak terjadi.

Tak selamanya gamer harus memakai earphone saat bermain, mereka butuh kualitas speaker terbaik. Saat diputar secara outdoor, tetap terasa menggelegar. Bermain game terasa tak optimal bila kualitas speaker cempreng dan pecah, apalagi saat ada adegan tembak-tembakan hingga ledakan. Speaker ponsel yang baik akan terasa penuh dan menggelegar.

Bagi gamer, tampilan UI sederhana adalah pilihan wajib, tidak terlalu eye-catching yang rentang menguras daya ponsel. Tampilan UI sederhana akan memudahkan proses pengaksesan fitur game dalam waktu singkat. Kemudian suda ada fitur Background Limit yang meminimalkan aplikasi yang jarang digunakan.

Proses log in kini beragam, mulai dari Fingerprint,3D Facial unlock hingga yang paling baru in-screen fingerprint scanner. Sudah tidak zaman lagi ponsel harus mengetik password atau model pola yang merepotkan dan terkesan lama. Sistem keamanan jadi lebih aman dari tangan jahil orang lain yang sudah tahu password dan model pola yang digunakan. Minimal ponsel gaming yang sudah memiliki log in Fingerprint, dan 3D Facial unlock.

Kemampuan sebuah ponsel kini dapat diukur secara maksimal dari skor dari chipset yang ia hasilkan. Perhitungan ini jadi acuan buat mengukur sebatas mana ponsel bisa melibat game hingga level FHD. Dalam hal ini saya percaya pada pengukuran melalui Benchmark Antutu dan PCMark Work 2.0 Skor minimal ponsel gaming adalah 100 poin dari pengukuran Benchmark Antutu dan 5.500 poin sesuai pengukuran PCMark Work 2.0. Sehingga mampu menunjang performa gaming dengan optimal.

Rentan harga 2 – 3 jutaan adalah pilihan bijak dan ramah di kantong para gamer. Ia bisa memberikan pengalaman menakjubkan para gamer tanpa takut kantong jebol, segmen ini sudah jadi segmen yang low-end buat gaming. Apalagi kini banyak gamer baru yang merintis karier mereka dari bawah salah satunya dengan memulai membeli ponsel dengan harga terjangkau. Apalagi ponsel gaming tidak menjual tampilan luar dan fitur spesial layaknya ponsel flaghsip.

Jawaban itu berhasil didengar oleh ASUS sebagai vendor ponsel terkemuka di dunia. Cukup dengan harga 2 jutaan sudah bisa memiliki ponsel idaman, semua itu hadir dari ponsel gaming MPV ZenFone Max M2. Segudang fitur khas gaming dan dijamin pengalamannya terasa sangat hidup.

Mencari ponsel gaming dengan kinerja di atas rata-rata jadi pilihan para gamer. Semua itu terjawab dari ASUS ZenFone Max M2 yang layak sebagai Next Generation GamingMengusung tagline: More Performance, More Battery, More Fun. Sudah membekali ponselnya dengan Chipset High-Tier terbaru yaitu Snapdragon 632. Peluncuran dari ZenFone Max M2 masih sangat baru tepatnya pada Bulan Desember 2018. 
Pilihan RAM mulai dari 3 dan 4 GB dengan penyimpanan internal berukuran 32 dan 64 GB. Menghadirkan pilihan warna biru dan hitam yang memanjakan mata dengan all finishing metal pada bodinya. Warna yang ditawarkan dari ZenFone Max M2 ada tiga pilihan warna sesuai keinginan yang memanjakan mata saat orang lain melihatnya.

ZenFone Max M2 sudah dibekali dengan layar 6,26 inchi dengan resolusi HD+ 1520 x 720. Screen to-body ratio hingga 88% dengan kepadatan pikselnya cukup baik yaitu 402 ppi. bentuk aspek rasio yang dihasilkan adalah 18:9, sehingga nyaman digenggam. Itu karena kemampuan FullView Display sanggup menyala terang hingga 450 Nits. Serta dukungan Contrast Ratio dengan 1.500:1 memberikan sudut pandang lebih jelas dari sudut mana pun.
ASUS membenamkan teknologi True Pallete sehingga warna yang dihasilkan lebih alami dan ada pula EcoPix yang memastikan layar tetap bisa dilihat saat di bawah cahaya matahari. Tak cukup di situ saja, ASUS sudah memberikan Mode Night Light untuk melindungi mata dari efek cahaya biru berlebihan yang memberikan rona kekuningan pada layar ZenFone Max M2.

Tampilan Walpaper sekali saat mengakses ponsel ini adalah adanya karakter dari Free Fire. Pihak ASUS bekerja sama dengan game Free Fire sehingga sudah terinstall game tersebut sekaligus menonjolkan ponsel gaming pada ZenFone Max M2.
Urusan material, sudah terbuat dari susunan aluminium berdimensi 159 x 76 x 7,7 mm dengan bobot 160 gram. Bentuknya tipis seakan memberikan dimensi baru bahwa ponsel tak selalu bongsor dan berat. Sebagian besar beratnya berasal dari komponen baterai berukuran jumbo dengan kapasitas 4.000 mAh, kuat diajak ngegame sehari. Pastinya proses log in pun tersedia pilihan sensor fingerprint yang berada di belakang bodi ponsel dan Face Recognition Unlock sehingga bisa mengamankan data dari tangan jahil.

ZenFone Max M2 menggunakan tampilan yang berbeda dengan mengusung Pure Android versi 8,1 Oreo. ASUS punya alasan menanggal tampilan khas ZenUI yaitu meminimalkan bloatware dan tampilan ponsel terlihat polos dan apa adanya. Efeknya performa jadi lebih ringan dan smooth khususnya buat para gamer yang tidak mau neko-neko urusan interface.

ZenFone Max M2 sudah dibekali Pure Android 8.1 yang punya kemampuan booting super cepat dan gesit dibandingkan OS generasi lawas. Dalam waktu dekat pun ASUS sudah menyertakan update versi Android Pie pada ZenFone Max M2. Sudah termasuk bonus storage Google Drive sebesar 100 GB pada paket pembelian.
Related image
Makin sempurna karena ZenFone Max M2 tidak gampang overheating saat diajak main berjam-jam. Indikatornya karena telah menggunakan bodi berbahan metal yang cepat melepas panas. Kemampuan audionya juga sangat baik karena sudah ada 5 Magnet Speaker pada bagian bawah ponsel dengan menggunakan teknologi NXP Smart amp.

Pada pengukuran terhadap ZenFone Max M2 didapatkan skor PCMark Work 2.0 yaitu pada skor 5785 sedangkan pada Benchmark Antutu didapatkan skor 104,3. Ini cukup baik dalam memainkan game kekinian saat ini, apalagi sudah ditopang dengan Snapdragon 632 yang punya efisiensi daya buat para gamer pemula.

Bagi saya ZenFone Max M2 ponsel yang sangat tepat menyasar para gamer di jajaran entry-level dengan pengalaman menakjubkan seperti saya. Fitur dan teknologi yang dihadirkan seakan begitu kekinian dan punya daya pikat. Saya pun menilai ada banyak fitur dan teknologi yang dihadirkan, namun saya menyeleksi 3 terbaik sesuai dengan keinginan saya. Berikut 3 pemikat di ZenFone Max M2.

Performa Snapdragon 632 yang Ngebut
Jelang akhir tahun lalu Qualcomm mengeluarkan chipset terbaru untuk segmen menengah ke bawah. Menggantikan chipset lawas seperti 626 dan 625. Salah satunya Snapdragon 632 punya kinerja GPU lebih baik 40% serta olah grafis hingga 10% dari generasi sebelumnya. Pada Snapdragon 632 tergolong kelas High-Tier 600 Series yang menekankan efisiensi daya pada performa terbaiknya.
Pada ZenFone Max M2 seakan memberikan kemampuan maksimal. Ia sudah dibekali dengan System on Chip Qualcomm Snapdragon 632 dengan GPU Adreno 506. Sudah pasti game kekinian seperti PUBG, Fornite, dan Free Fire mampu berjalan lancar dengan performa grafis terbaik. Semua karena dukungan CPU Kyro 250 yang punya kinerja lebih baik hingga 40%. 

Sudah dilengkapi dengan GPU Adreno 506 yang telah mendukung fitur standar seperti Vulkan 1.0, OpenGL ES 3.1 + AE, OpenCL 2.0 dan DirectX 12. GPU Adreno 506 telah mendukung teknologi Universal Bandwidth Compression (UBWC) dalam menghemat Bandwidth. Serta teknologi 14mm dengan clock hingga 1,8GHz, berkonfigurasi pada empat core Cortex-A73 sehingga mampu menampilkan performa terbaik. Sedangkan empat core sisanya menggunakan Cortex-A53 efisien daya.
 
Sudah mampu mendukung pada layar hingga FHD+ dan kemampuan perekaman video 4K pada pengaturan 30fps serta pengatur 1080 pada 120fps. Kemudian pada penggunaan sensor pada single kamera 24 MP dan dual-camera sebesar 13 MP. Pastinya sudah terintegrasi dengan AI dalam pengambilan foto dengan hasil smooth.

Snapdragon 632 juga telah mengusung modem X9 LTE yang mampu mendukung teknologi LTE Advanced seperti carrier addregation. Sehingga kemampuannya membawa kapabilitas LTE Cat 12 hingga 300 Mbps (downlink) dan LTE Cat 5 hingga 150 Mbps (uplink). Serta sudah terpasang teknologi DSP Hexagon 546 yang mampu menerima sinyal dari luar dengan sangat baik.

Kemampuan Dual Kamera yang spesial
Walaupun bukan ponsel bukan berari ZenFone Max M2 menganaktirikan kemampuan kamera. Ponsel gaming, bukan berarti tidak harus punya kemampuan kamera di level biasa-biasa saja. Malahan sudah memberikan kamera ganda sesuai keinginan.
Desain kamera yang dibuat secara vertikal
Hadir dengan kamera ganda 13 MP kamera belakang dan 5 MP untuk kamera depan. Letak posisinya dibuat secara vertikal dengan bukaan lensa f2.0. Kemampuan fungsi dari dual kamera mampu menciptakan efek foto bokeh maksimal. Fitur khas smartphone dalam menghasilkan gambar tidak pernah dilupakan, Phase Detection Auto Focus, dan LED Flash.

Pada ZenFone Max M2 seakan memberikan nuansa baru pada fitur di dalamnya. Menggantikan peran PixelMaster Camera dengan teknologi Snapdragon Camera agar hasil foto lebih bagus. Fitur Mode Auto, HDR Mode, dan Portait Mode (Bokeh) jadi andalan hasilkan jepretan terbaik. Ada juga efek depth of field terlihat begitu artistik dan mengagumkan sehingga mampu menghasilkan gambar terbaik.

Ketersediaan Triple Slot
Kebutuhan akan media koneksi dan penyimpanan sangat penting, khususnya untuk ponsel gaming. ZenFone Max M2 menghadirkan 2 Slot untuk SIM Card  berbentuk (Nano Card) yang sudah mendukung 4G LTE dengan kecepatan speed hingga 300Mbps.
Cocok buat gaming yang butuh 2 SIM Card yang salah satunya bisa digunakan buat kouta gaming. Masalah penyimpanan tambahan pun tergolong besar karena sudah mendukung ruangan MicroSD hingga 2TB. Semuanya sekaligus khususnya dalam menyimpan gaming berukuran besar.

Kesimpulan Akhir
Segala kelebihan yang ada di dalam ZenFone Max M2 seakan menjawab segala kebutuhan gamer. Pengalaman gaming, multimedia, baterai dan kamera jadi satu padu di ZenFone Max M2. Urusan harga pun ramah di kantong, ZenFone Max M2 layak jadi MPV ponsel gaming entry-level untuk tahun ini.

Semoga saja postingan ini bermanfaat buat sobat gamer semuanya.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

ROG Phone 8

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer

Part of EcoBlogger Squad

Part of EcoBlogger Squad